Jumat, 22 Mei 2009

khazanah Islam 21 Mei 2009

IM kira fenemona menarik apa saja yang muncul setelah pemilihan calon legislatif 9 April 2009 lalu? mungkin jawaban kita tidak luput dari kisruhnya daftar pemilih tetap, kekecewaan para caleg yang gagal kemudian meminta kembali semua barang yang telah diberikannya pada saat kampanye, dan tentunya yang tidak kalah menariknya adalah jumlah orang stress yang berasal dari caleg yang tidak terpilih meningkat dengan drastis.

Bahkan ada diantara mereka yang telah menderita stress yang begitu akut sampai memilih untuk menakhiri hidupnya, seperti apa yang terjadi pada seorang caleg wanita daerah pemilihan kota Banjar yang tengah hamil 4 bulan, nekat gantung diri dengan menggunakan kain kerudungnya. Karena berdasarkan hasil perhitungan suara, Ia memperoleh suara tidak lebih dari 10 suara.
IM, jumlah kontestan yang mengikuti pemilihan caleg 2009 berjumlah 1.624.977 orang dan diprediksikan yang mengalami gangguan jiwa lazim sebanyak 180.000 dan gangguan jiwa berat sebanyak 4.800 orang. Sedangkan yang memerlukan perawatan di rumah sakit jiwa sekitar 480 orang. Bisa diprediksi IM, jumlah penghuni rumah sakit jiwa meningkat drastic. Bahkan di beberapa daerah telah menyiapkan ruangan khusus untuk caleg yang mengalami stress, jauh hari sebelum pemilihan caleg dilaksanakan.
Maka wajar saja IM, jika ada yang berpendapat bahwa setelah pemilu legislatif profesi yang akan panen untung adalah ahli jiwa dan rumah sakit jiwa.
IM…lalu apa hubungannya acara kita khazanah Islam dengan fenomena caleg stress? Memang yang akan kita bahas bukanlah fenomena caleg stress, namun yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini adalah para saintis atau ilmuan Islam sebagai perintis pengobatan penyakit jiwa.
Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan penyakit jiwa. Tak cuma itu, Barat juga menyatakan rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah Vienna's Narrenturm yang dibangun pada tahun 1784. Benarkah klaim peradaban Barat itu?

Klaim itu tentu sangat tak berdasar. Sebab, jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad. Menurut Syed Ibrahim B PhD dalam bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times", mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.
IM muslimin kembali lagi lagu lama yang selalu diperdendangkan oleh ilmuan barat, mereka selalu mengklaim bahwa merekalah yang selalu menjadi perintis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, termasuk dalam pengembangan ilmu kejiwaan di dunia, seolah-oleh ilmuan baratlah yang menjadi pahlawan, sehingga dunia harus berterima kasih kepada mereka. Ternyata semua ituhanyalah pemutar balikan sejarah. Sejarah sesungguhnya adalah ilmuan Islamlah yang menjadi pahlawan perkembangan sains.
Bagaimana mungkin IM ilmuan barat menjadi perintis ilmu jiwa atau psikologi di di dunia, sementara pengkajian mereka tentang kejiwaan saja sampai saat ini masih banyak yang menyimpang. Bagaiman ampai pengkajian mereka tentang kejiwaan bisa menyimpang? Berikut sejarahnya….
IM…ilmu jiwa atau psikologi dirasa sangat penting ketika ada fenomena orang sakit jiwa (gila). Pada masa lalu dihampir semua kebudayaan, orang gila sering dianggap orang yang jiwanya goyah karena kurang imannya, kena sihir atau kerasukan setan. Akibatnya terapi atas orang gila adalah terapi keagamaan atau ritual pengusiran setan (ruqyah). Terapi ini kadang berhasil, namun kadang juga gagal. Pandangan bahwa orang gila karena kekurangan iman juga tidak cocok. Mengapa? Karena kenyataannya bahwa Rasulullah sendiri tidak memandang semua orang kafir sebagai orang gila, meski jelas mereka tidak mempunyai iman.
Namun pandangan seperti ini di barat masih bercokol hingga zaman modern, bahkan sebagian hingga kini. Seorang ilmuan barat yang sering dieluk-elukkan sebagai bapak psikologi dunia yaitu Sigmaund Freud, pria asal Austria yang dianggap sebagai bapak psikologi modern disebut modern karena mempelajari ilmu jiwa secara eksperimental dan menganggap bahwa gangguan jiwa terjadi karena ada gap (perbedaan) antara ide (rasio), ego (nafsu),dan superego (hati nurani) dan gap ini harus dijembatani. Dalam bukunya yang berjudul Die Deutng der Traumen (arti mimpi-mimpi) dia menyatakan bahwa beberapa kasus kejiwaan disebabkan oleh keinginan seks yang tidak terpenuhi, sehingga saran terapinya adalah memberikan pasien kesempatan melakukan hubungan seks.
IM bayangkan jika teori Sigmaund Freud ini diterapkan maka, bukan saja orang penderita sakit jiwa yang akan meningkat namun yakinlah tingkat perzinaan pun akan semakin melonjak. Maka wajar saja jika teori pengobatan jiwa sebenarnya bukan berasal dari barat. Dengan teorinya mereka bermaksud mngatasi problematika dunia, namun ternyata yang terjadi justru menimbulkan masalah baru.
IM…lalu apa bukti jika peradaban Islamlah yang menjadi cikal bakal perkembangan ilmu kejiwaan di dunia?

Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.

Mari kita bandingkan dengan Inggris. Negara terkemuka di Eropa itu baru membuka rumah sakit jiwa pada t1831 M. Rumah sakit jiwa pertama di negeri Ratu Elizabeth itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwell sebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwa setelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelah itu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.

Lalu bagaimana peradaban Islam mulai mengembangkan pengobatan kesehatan jiwa? Menurut Syed Ibrahim, berbeda dengan para dokter Kristen di abad pertengahan yang mendasarkan sakit jiwa pada penjelasan yang takhayul, dokter Muslim justru lebih bersifat rasional.

Para dokter Muslim mengkaji justru melakukan kajian klinis terhadap pasien-pasien yang menderita sakit jiwa. Tak heran jika para dokter Muslim berhasil mencapai kemajuan yang signifikan dalam bidang ini. Mereka berhasil menemukan psikiatri dan pengobatannya berupa psikoterapi dan pembinaa moral bagi penderita sakit jiwa.

''Selain itu, para dokter dan psikolog Muslim juga mampu menemukan bentuk pengobatan modern bagi penderita sakit jiwa seperti, mandi pengbatan dengan obat, musik terapi dan terapi jabatan,'' papar Syed Ibrahim.

Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan keseharan spritual dan kesehatan psikologi.

Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb . Ia pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat berhubungan dengan kesehatan badan. Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan, tutur al-Balkhi.

Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.
Dan ternyata Islam hadir sebagai pandangan hidup yang sempurna dan mempu menjamin keseimbangan hidup. Inilah bukti kehebatan Islam, yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain dan ideology lain selain Islam.

Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Menurut dia, depresi bisa disebabkan alasan yang diketahui, seperti mengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secara psikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang tak diketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisa disembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran.

Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.

Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.
Dan yakinlah IM…jika seseorang itu adalah seorang muslim sejati maka dia akan selalu mempunyai rasa percaya diri, karena banyak sekali janji Allah yang meletakkan kaum muslimin pada derajat terbaik. Jika dia seorang muslim sejati maka dia akan menjalani hidup ini tanpa ada rasa putus asa, karena Ia yakin Allah terus bersamanya dan Allah akan selalu menunjukkan jalan keluarnya, selama kita taat dan patuh pada syariat-Nya.

adalagi seorang ilmuan muslim yang sangat terkenal dalam perkembangan ilmu kejiwaan yaitu al-Razi. Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi , dokter Muslim legendaris al-Razi juga telah berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.

Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad. Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkan pemikirannya untuk pengobatan penyakit kejiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran. Tokoh Al-Farabi ini bahkan cukup unik. Beliau menekuni bagaimana memberikan kondisi yang nyaman bagi kebanyakan orang dan menemukan bahwa bunyi yang ritmis namun lembut mampu menciptakan hal itu. Karena itu kemudian dia mempelajari irama music hingga kea lat-alatnya dan menemukan hubungan matematika antara tanggga nada. Al farabi menuliskan buku kitab al-musiqa (buku tentang music) dan menemukan beberapa jenis instrument, termasuk didalamnya yang zaman sekarang berkembang menjadi piano.
Berbeda dengan instrument music rebana yang sudah ada di tanah Arab sejak zaman pra-Islam dan umumnya dipakai untuk mengiringi acara pesta gembira, denting piano yung lembut dan menenangkan justru semula diciptakan oleh al-farabi sebagai alat menciptakan efek terapi pada kondisi mental, yang seterusnya juga akan berefek positif pada kondisi kesehatan fisik.

Selain itu, Ibnu Zuhr, alias Avenzoar juga telah berhasil mengungkap penyakit syaraf secara akurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atau Averroes ilmuwan Muslim termasyhur - telah mencetuskan adanya penyakit Parkinson’s.
IM kita bisa melihat bagaimana ilmuan Islam pada saat itu adalah orang-orang yang sangat produktif untuk berpikir. Dari ilmu jiwa ternyata bisa dikembangkan sampai dengan ilmu saraf.

Sejarawan Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakin bahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulis Elements of Psychophysics pada tahun 1860 M. Begitulah, kedokteran dan psikologi Islam mengembangkan pengobatan penyakit jiwa.


IM…tidak salah jika kita berkesimpulan bahwa dunai kedokteran khususnya kedokteran jiwa, harus berterimakasih kepada umat Islam. Karena kepiawaian merekalah duni psikologi bisa semaju saat ini.
Kontribusi umat Islam bagi peradaban manusia adalah fakta yang tak terbantahkan. Para sejarawan sains Barat dalam sebuah konferensi mengakui bahwa dunia kedokteran modern berutang begitu banyak terhadap para ilmuwan Muslim di era keemasan Islam. Betapa tidak, dokter Muslim di era kekhalifahan merupakan perintis diagnosis dan penyembuhan beragam penyakit.

Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross College di Oxford mengungkapkan, Islam adalah peradaban pertama yang memiliki rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit pertama di dunia dibangun Kekhalifahan Abbasiyah di kota Baghdad, Irak sekitar tahun 800 M. ''Rumah sakit yang berdiri di Baghdad itu lebih mutakhir dibandingkan rumah sakit di Eropa Barat yang dibangun beberapa abad setelahnya,'' papar Savage-Smith seperti dikutip Independent.

Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit (RS) Islam terbesar di zaman keemasan dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah menerapkan sistem perawatan pasien berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-Smith, pembangunan sebuah sistem rumah sakit yang begitu luas merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam peradaban Islam pada abad pertengahan.

''Peradaban Islam pada abad ke-10 M untuk pertama kalinya memperkenalkan sistem pendidikan kedokteran secara langsung di rumah sakit,'' papar Savage-Smith. Ia pun mengagumi Islam yang mengajarkan umatnya untuk merawat seluruh jenis penyakit tanpa memandang status ekonomi pasiennya.

Menurut dia, rumah sakit Islam pada era kejayaannya terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan, warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim dan non-Muslim. Pada masa itu, kata Savage-Smith, rumah sakit memiliki beragam fungsi yakni sebagai; pusat perawatan kesehatan, rumah penyembuhan bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan dari sakit atau kecelakaan.

Selain itu, ungkap Savage-Smith, peradaban Islam juga sudah memiliki rumah sakit jiwa atau insane asylum. Menurut dia, masyarakat Muslim juga tercacat sebagai yang pertama mendirikan dan memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit pada era keemasan Islam juga berfungsi sebagai tempat perawatan para manusia lanjut usia (manula) yang keluarganya kurang beruntung.

Smith-Savage menuturkan, para dokter Muslim menguasai dunia kedokteran berkat upaya penerjemahan terhadap karya-karya kedokteran Yunani klasik. Tak cuma menerjemahkan, namun para dokter Muslim pun mengembangkan, menemukan serta menulis buku-buku kedokteran.

Para dokter Muslim pun berhasil menemukan sejumlah penyakit, cara pengobatan hingga penyembuhannya. Menurut Smith-Savage, dokter Muslim telah mampu menjelaskan beragam jenis penyakit infeksi seperti cacar air. Selain itu, kedokteran Islam juga menemukan penyakit yang sebelumnya tak diketahui manusia, seperti kataraks. Bahkan, kedokteran Islam juga telah berhasil melakukan operasi atau bedah.

Peradaban Barat pun belajar dan mengembangkan hasil penemuan dan penelitian di bidang kedokteran. Tanpa kontribusi kedokteran Islam, boleh jadi dunia Barat tak akan menguasai ilmu kedokteran seperti saat ini.

IM keberhasilan saintis Islam untuk menjadi ahli pengobatan jiwa tentu saja ditopang dengan ketakwaan mereka. Mereka tidak mungkin bisa mengkaji hakekat penciptaan manusia jika tidak merujuk pada firman Allah, mereka tdiak mungkin bisa memberikan terapi kepada orang2 yang stress pada zamannya jika tidak menggunakan pendekatan Islam. Karena memang Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akan dan menentaramkan hati. Maka siapa pun dia IM pasti akan merasa sejahtera hidup dibwah naungan Islam. Namun masalahnya sekarang adalah Islam menjadi agama terbelakang karena kesalahan para umatnya. IM sudah terlalu lama kita terpuruk, saatnya membuktikan kepada dunia bahwa kita adalah umat yang terbaik, mari kembalikan kejayaan masa2 al farabi dan Ibnu sina....saya tunggu anda dibarisan perjuangan terdepan


0 komentar:

Posting Komentar