Kembali kita dibuat harus mengurut dada seraya memohon ampun kepada Sang Pencipta, ketika melihat berbagai cobaan datang menerpa bangsa ini silih berganti, tiada henti. Bayangkan saja dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan terakhir telah terjadi tiga kecelakaan pesawat milik TNI AU. Kurang lebih sebulan yang lalu,

tepatnya 6 April 2009 pesawat Fokker 27 milik TNI AU jatuh di bandara Husain Sastranegara Bandung dan menewaskan 24 orang yang sebagian besarnya adalah perwira dan prajurit berbakat yang dipersiapkan menjadi perajurit pilihan angkatan udara.
Selang beberapa minggu kemudian, pada tanggal 11 Mei 2009 kembali alutsista (peralatan utama tempur) pesawat Hercules 130 B TNI AU mengalami insiden di landasan pacu Bandar udara Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya. Insiden yang diwarnai dengan patahnya roda pendarat pesawat. Walaupun tak ada korban jiwa, namun kejadian itu semakin membuncahkan keraguan terhadap kualitas peralatan tempur yang dimiliki bangsa ini.
Keraguan dan keprihatinan itu mencapai klimaksnya disaat kita menyaksikan satu musibah dahsyat yaitu jatuhnya pesawat Hercules C-130 yang jatuh di daerah persawahan Magetan. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 20 Mei 2009 tersebut menewaskan sedikitnya 102 orang warga sipil dan militer.
Ironis memang, ditanggal 20 Mei yang bertepatan dengan hari kebangkitan nasional disaat bangsa ini harus membuktikan kebangkitannya sebagai bagsa yang mandiri terutama dibidang militer, namun sayang jauh panggang dari api, hari kebangkitan nasional berubah menjadi hari “berkabung nasional”. Dihari kebangkitan itu, bangsa ini harus kembali kehilangan prajurit-prajurit terbaiknya.
Pro-kontra mengenai penyebab kecelakaan ini kembali bermunculan. Seperti pada kecelakaan sebelumnya, kesimpulan dari hasil analisis sementara berkutat pada keadaan cuaca, pesawat yang tidak layak terbang atau faktor kesalahan pilot (human eror).
Menurut informasi media saat terjadi kecelakaan, cuaca dalam keadaan cerah. Kalaupun cuaca yang selalu dijadikan alasan dalam beberapa insiden kecelakaan pesawat, factor udara tentunya bisa saja dihindari jika pesawat yang digunakan adalah pesawat dengan teknologi canggih dan usia yang lebih muda. Begitu pun dengan human eror, keterampilan seorang pilot jelas bisa ditingkatkan dengan berbagai pelatihan yang bisa mengasah keterampilannya. Namun semua ini jelas membutuhkan bujet anggaran yang tidak sedikit. Dan ini adalah keniscayaan, disaat negara menginginkan pertahanan dan keamanannya kuat, maka mengalokasikan dana yang cukup untuk peralatan militer adalah sebuah konsekuensi logis.
Belum cukup sebulan kembali helicopter jenis balcow BO 105 milik TNI kembali mengalami nasib naas di Bukit Cihanjawar, Kabupaten Cianjur.
Sudah menjadi rahasia umum jika yang menghuni hanggar-hanggar TNI AU adalah mesin perang tua. Sebagai contoh, Hercules yang jatuh di Megetan telah berumur 29 tahun. Usia yang sudah relative tua untuk “sang burung besi” mengudara mengemban tugas-tugas berat kenegaraan. Memang penyebab kecelakaan pesawat Hercules di Magetan belum diketahui secara pasti. Namun pemerintah tidak bisa mengingkari kenyataan tentang minim dan tidak masuk akalnya anggaran pertahanan keamanan di negeri ini. Untuk tahun 2009 Departemen Pertahanan dan Keamanan mengajukan anggaran kebutuhan minimal pertahanan adalah Rp 127 triliun, namun ternyata pemerintah hanya memenuhi Rp. 33,6 triliun atau hanya sekitar 26% saja. Dari alokasi dana tersebut, Rp. 27 triliun dipergunakan untuk gaji dan biaya operasional kantor. Sehingga alokasi perawatan dan peremajaan alutsista sangatlah minim.
Fakta ini semakin memperkuat analisis bahwa salah satu factor utama penyebab rendahnya kualitas peralatan militer Indonesia adalah pendanaan yang minim. Maka jangan heran jika ditenggarai pesawat Hercules yang seharusnya digunakan untuk misi-misi militer dan kenegaraan ternyata di komersialisasikan. Dari 102 orang korban jiwa, ternyata banyak diantara meraka adalah anak-anak dan warga sipil. Padahal pada saat itu, misi Hercules naas tersebut bukanlah misi evakuasi anak-anak dan warga sipil. Apakan ini adalah bukti yang semakin jelas jika TNI AU kekurangan dana sehingga harus membawa penumpang?
Memberikan porsi dana yang sedikit kepada militer adalah upaya nyata untuk memperlemah bangsa Indonesia. Posisi militer yang lemah akan mempermudah negara imperialis untuk memecah belah bangsa ini.
Untuk membangun militer yang tangguh dan berwibawa tentu dibutuhkan perlengkapan dan persenjataan yang canggih. Dalam perspektif Islam, Allah SWT secara tegas menyeru kepada umat Islam untuk mempersiapkan kekuatan semaksimal mungkin. Atau paling tidak memiliki kekuatan yang seimbang dengan musuh, sehingga musuh akan semakin gentar. Mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari Iran dan Pakistan yang telah mampu mengembangkan teknologi nuklir, sehingga membuat negara sekaliber Amerika Serikat, terpaksa menginterfensi agar proyek nuklir di Iran dan Pakistan tidak dilanjutkan.
Selain itu dalam perspektif Islam tugas militer adalah menjaga keutuhan negara dan proaktif dalam melakukan futuhat (pembebasan) bukan dalam rangka menjajah namun untuk menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Dalam usaha penyebaran Islam ini, besar kemungkinan kaum muslimin akan medapatkan halang fisik. Jika dakwah Islam dihalangi dengan halangan fisik dalam bentuk kekuatan militer, maka untuk menghadapinya kaum muslimin pun harus menyiapkan kekuatan militer, dalam rangka menghilangkan halangan fisik tersebut. Disinilah terlihat relevansi yang sangat erat antara kehandalan militer dan tersebarnya dakwah Islam.
Sejarah telah mencatat bagaimana negara Islam masa lalu mempertahankan kedaulatan negerinya dan menyebarkan Islam dengan ditopang oleh kekuatan militer yang tangguh. Pasukan Muhammad al-Fatih yang dikenal dengan nama “royal janissaries” (inkisaria) yang terdiri dari 40.000 orang pasukan terlatih berhasil merebut kota Konstantinopel. Beliau berhasil melahirkan pasukan militer yang tangguh karena mengadopsi program pelatihan perajurit sejak kecil. Selain dilatih dengan fisik, strategi perang, mereka juga diberikan ilmu fiqh dan ilmu keislaman lainnya.
Tidak Cuma itu Sholahuddin al-Ayubi adalah panglima militer yang sangat brilliant, memimpin pasukannya membebaskan tanah Quds (Palestina) dari tangan penjajah.
Selain peralatan tempur yang handal dan taktik militer yang jitu, ada satu kunci keberhasilan dan ketangguhan militer Islam, yang mungkin tidak dimiliki oleh sistem pertahanan dan militer lain. Inilah yang menjadi rahasia utama keberhasilan prajurit-prajurit Islam dulu. Rahasianya ada pada factor motivasi (al-Quwah). Dalam sistem militer Islam, motivasi yang dibangun adalah motivasi yang paling tinggi. Bukan sekedar motivasi materi atau motivasi untuk meraih gelar pahlawan. Namun motivasi yang paling tinggi itu adalah motivasi ruhiyah. Motivasi yang lahir dari dorongan akidah Islam yang menjelma dalam bentuk kesadaran bahwa apa yang dilakukan adalah bukti kecintaan kepada Allah SWT.
Motivasi ruhiyah yang lahir dari akidah Islam inilah yang membuat tentara-tentara Islam dimasa lalu disegani kawan dan ditakuti lawan. Adanya dorongan untuk melakukan jihad fisabillah sebagai aktivitas yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah, menghantarkan para tentara Islam siap maju dimedan perang dan tak memiliki rasa takut sedikit pun terhadap kematian. Justru kematian (syahid) itulah yang mereka nantikan, namun jelas dengan taktik yang jitu dan peralatan tempur yang canggih.
Perwira dan prajurit militer seperti inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia bahkan dunia saat ini. Pemimpin negeri ini seharusnya belajar pada Muhammad al-Fatih yang mampu mewujudkan suatu pembinaan sejak dini terhadap orang-orang yang akan disiapkan untuk menjadi pasukan tempur nantinya. Dan tentu saja sejak dini sudah menumbuhkan motivasi ruhiyah dalam diri para perajurit.
Selanjutnya negara wajib memfasilitasi tentara militernya dengan alutsista berteknologi canggih. Karena militer yang tangguh tak akan mungkin muncul dari peralatan-peralatan perang yang telah usang.

DIMUAT DI HARIAN TRIBUN TIMUR MAKASSAR



Penulis : Adi Wijaya
Koordinator Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK)
Daerah Makassar
CP : 085255464904


Altar Selanjutnya...
Kamis, 25 Juni 2009

KAHAZANAH ISLAM 25 JUNI 2009

IM, mungkin untuk saat ini kita harus tertunduk malu jika harus membandingkan teknologi kita negeri muslim dengan teknologi negeri barat. Begitu pula jika harus membandingkan keadaan kota-kota kita dengan kota-kota milik negara barat yang sebagian penduduknya beragama non muslim. Rasanya ada yang salah jika harus membandingkan keadaan negara kita sebagai negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan kondisi kota-kota di Jepang misalnya

Tak bisa dipungkiri dan kita harus jujur mengakui bahwa keadaan negeri-negeri muslim dalam bidang teknologi sangat jauh tertinggal. Salah satu contoh adalah kondisi jalan-jalan yang ada di negeri kita. Banyak sekali jalan-jalan yang berlubang dan ironisnya jalan-jalan yang berlubang ini sudah banyak yang memakan korban. Apakah Islam tidak memberi tuntunan kepada kita bagaimana menata kota dinegeri-negeri muslim agar terlihat indah dan rapi? Islam adalah agama yang sempurna mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk didalamnya tuntunan untuk mengatur kota dan tempat tinggal kita agar terlihat rapi dan nyaman.
IM, ketika saya berjalan-jalan dan melihat begitu banyaknya jalan berlubang, saya langsung berpikir, bagaimana seandainya khalifah Umar bin Khathab masih hidup sampai saat ini dan menyaksikan banyak sekali jalan-jalan yang berlubang, apalagi sampai meminta korban jiwa.
IM, tentu masih ingat dengan kisah umar bin khathab yang pernah suatu malam menelusuri jalan-jalan yang ada di negeri Islam pada saat itu. Ia sangat takut jika ada jalan yang berlubang dan menyebabkan unta terperosok ke lubang jalan tersebut. Ia sangat takut dimintai pertanggung jawaban oleh Allah ketika ada unta yang terperosok ke dalam jalan berlubang yang ada dalam wilayah kekuasannya.
Subhanallah, suatu cerminan pemimpin Islam sejati. IM bayangkan Umar bin khatab begitu takut jika ada unta yang jatuh. Ini baru unta bagaimana jika lubang itu jalan itu sampai meminta korban nyawa? Sangat berbeda dengan kondisi saat ini.
IM tidak rindukah anda untuk memiliki pemimpin layaknya umar bin khatab? Namun sosok seperti umar bin khatahab hanya akan lahir jika yang diterapkan adalah sistem pemerintahannya adalah sistem Islam. Kalau sistem pemerintahannya bukan sistem Islam maka rasa-rasanya sulit untuk melahirkan pemimpin sekliber umar bin khathab.
Namun IM tahukah anda, kondisi yang rusak seperti ini baru-baru saja terjadi disaat umat Islam mulai meninggalkan agamnya dan tidak lagi berislam secara kaffah (menyeluruh). Ketika umat Islam masih hidup dalam satu negara yang mempersatukan meraka, yang terbentang mulai dari afrika sampai asia, ternyata kondisi umat Islam jauh berbeda dengan kondisi yang ada sekarang.
Ibarat langit dan bumi. Begitulah para sejarawan kerap menggambarkan perbedaan antara kota-kota di dunia Islam dengan Eropa di era kekhalifahan. London dan Paris yang kini merupakan kota metropolis dunia pada masa kejayaan Islam hanyalah kota kumuh dengan jalanan becek yang penuh lumpur ketika hujan. Kondisi itu sungguh berbeda dengan Baghdad dan Cordoba dua metropolitan dunia yang berkembang sangat pesat di zaman kejayaan Islam.
IM, seperti itulah gambaran kondisi dunia eropa dengan dunia Islam saat masa kekhilafahan masih tegak. Namun sayang fakta-fakta seperti ini jarang sekali dibuka dihadapan kaum muslimin. Seolah-olah umat Islam adalah umat yang selalu tertinggal dalam bidang teknologi dan tidak memiliki sumbangan dalam kemajuan sains. Padahal banyak sekali penemuan-penemuan teknologi dunia yang berasal dari ilmuan muslim.
Sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam bukunya yang termasyhur, History of Arab, melukiskan jalan-jalan di kedua metropolis Islam itu begitu licin berlapiskan aspal. Seni membuat jalan sungguh telah berkembang pesat di tanah-tanah Islam, ungkap Hitti. Menurutnya, bermil-mil jalan di Kota Cordoba pusat kekhalifahan Islam di Spanyolbegitu mulus dilapisi dengan aspal.
Tak cuma itu, pada malam hari, jalanjalan di Cordoba pun telah diterangi dengan lampu. Di malam hari, orangorang bisa berjalan dengan aman, imbuh Hitti. Sedangkan di London dan Paris, orang yang berjalan di waktu hujan pasti akan terperosok dalam lumpur,’‘ cetusnya. Orientalis dan arkeolog terkemuka Barat, Stanley Lane- Poole, juga sangat mengagumi kehebatan pembangunan jalan di Cordoba.
IM, anda bisa membayangkan bagaimana kondisi jeleknya kondisi jalan di eropa pada saat itu. Jangan coba-coba berjalan di malam hari, karena kita aka terpleset dan terperosok ke dalam lumpur. Sementara di negeri Islam kita bisa berjalan dengan nyaman dan aman. Kenyamanan bisa kita rasakan karena jalan-jalan yang halus dan dilapisi aspal. Keamanan sangat terasa karena memang pemerintahan Islam pada saat itu memiliki perangkat keamanan yang begitu tangguh dan rapi. Tentara-tentara yang ada begitu ikhlas dan tak kenal pantang mundur untuk menjaga kemananan dan kehormatan warga negara Islam baik muslim maupun non muslim. Selain itu hukum Islam betul-betul ditegakkan sehingga membuat orang yang berniat mencuri akan berpikir seribu kali dan akhirnya mengurungkan niatnya untuk mencuri.
Anda dapat menelusuri jalan-jalan di Cordoba pada malam hari dan selalu ada lampu yang akan memandu perjalanan Anda, papar Lane-Poole. Sebuah inovasi dan pencapaian begitu tinggi yang belum terpikirkan peradaban Barat ketika itu. Masyarakat Barat baru mengenal pembangunan jalan berlapis aspal sekitar tujuh abad setelah peradab an Islam di Spanyol menerapkannya.
IM pengakuan mengenai masa keemasan Islam ternyata kebanyakan berasal dari ilmuan non muslim. Disinilah juga salah satu kelemahan umat Islam yang tidak pernah menggali masa keemasannya sendiri. Namun yang namanya kegemilangan peradaban Islam, bagaimanapun disembunyikan akhirnya terungkap juga.
Dr Kasem Ajram (1992) dalam bukunya, The Miracle of Islam Science, 2nd Edition juga memaparkan pesatnya pembangunan infrastruktur transportasi, jalan yang dilakukan di zaman kekhalifahan Islam. Yang paling canggih adalah jalan-jalan di Kota Baghdad, Irak. Jalannya sudah dilapisi aspal pada abad ke-8 M, seperti itulah pengakuan Dr Kasem Ajram. Yang paling mengagumkan, pembangunan jalan beraspal di kota itu telah dimulai ketika Khalifah Al-Mansur mendirikannya pada 762 M.
Menurut catatan sejarah transportasi dunia, negara-negara di Eropa baru mulai membangun jalan pada abad ke-18 M. Insinyur pertama Barat pertama yang membangun jalan adalah Jhon Metcalfe. Pada 1717, dia membangun jalan di Yorkshire, Inggris, sepanjang 180 mil. Ia membangun jalan dengan dilapisi batu dan belum menggunakan aspal.
Kali pertama peradaban Barat mengenal jalan aspal adalah pada 1824 M. Sejarah Barat mencatat, pada tahun itu aspal mulai melapisi jalan Champs-Elysees di Paris, Prancis. Sedangkan, jalan beraspal modern di Amerika baru dibangun pada 1872. Adalah Edward deSmedt, imigran asal Belgia, lulusan Columbia University di New York yang membangun jalan beraspal pertama di Battery Park dan Fifth Avenue, New York City, serta Pennsylvania Avenue.
Bayangkan IM…negara adidaya seperti AS baru dapat membuat jalan beraspal pada tahun 1872 sementarakaum muslimin membuatnya 1000 tahun sebelumnya yaitu pada abad 8 M. Ini sebagai indikasi kuat bahwa dahulu kita umat Islam pernah menjadi negara super power dunia, dan bukan sebagai umat yang tertindas seperti saat ini.
Ajram mengungkapkan pesatnya pembangunan jalan-jalan beraspal di era kejayaan islam tak lepas dari penguasaan peradaban Islam terhadap teknologi aspal. Sejak abad ke-8 M, peradaban Muslim telah mampu mengolah dan mengelola aspal.Aspal merupakan turunan dari minyak yang dihasilkan melalui proses kimia bernama distilasi destruktif.
IM…jadi sebenarnya aspal ini adalah produk sekunder atau produk turunan dari tambang minyak.
Zayn Bilkadi, seoarang ahli kimia dalam tulisannya, Bitumen A History, memaparkan, pertama kali aspal dikenal oleh bangsa Sumeria. Peradaban ini menyebutnya sebagai esir. Orang Akkadia mengenal aspal dengan nama iddu. Sedangkan, orang Arab menyebutnya sayali, zift, atau qar. Sedangkan, masyarakat Barat mengenalnya dengan nama ‘bitumen’ atau ‘asphalt’.
Inilah produk minyak pertama yang pernah digunakan manusia, papar Bilkadi. Aspal, kata dia, sempat dikuasai oleh orang-orang Mesopotamia. Sejak dulu, aspal menjadi primadona. Aspal pernah digunakan peradaban Babilonia untuk membuat gunung buatan yng dikenal sebagai Menara Babel.
Masyarakat Mesir Kuno menggunakan aspal untuk merawat mumi. Peradaban Islam yang mewarisi teknologi pengolahan aspal, sempat menggunakannya untuk menyembuhkan penyakit kulit dan lu ka-luka. Hingga akhirnya, peradaban Islam mengenalkan aspal untuk melapisi jalan.
Orang Babilonia sudah mulai menguasai pengolahan aspal secara kuno. Namun, secara modern pengolahan aspal pertama kali ditemukan para ilmuwan Islam. Beberapa ilmuwan yang mengembangkan teknologi pengolahan aspal adalah ‘Ali ibnu al-‘Abbas al-Majusi pada 950 M. Ia sudah mampu mengha silkan minyak dari endapan aspal yang hitam.
Caranya, papar Al-Majusi, endapan aspal itu dipanaskan sampai mendidih di atas ketel. Lalu, untuk mendapatkan cairan minyak, ia memeras endapan aspal itu sampai mengeluarkan minyak. Selain itu, saintis dari Mesir Muslim lainnya, Al-Mas’udi, juga mengembangkan teknologi pengolahan aspal menjadi minyak.
Al-Mas’udi menguasai teknologi pengolahan aspal menjadi minyak melalui proses yang mirip dengan teknik pemecahan modern (cracking techniques). Dia menggunakan dua kendi berlapis yang dipisahkan oleh kasa atau ayakan. Kendi bagian atas diisi dengan aspal lalu dipanaskan dengan api. Hasilnya, cairan minyak menetes ke kasa dan ditampung di dasar kendi.
Metode pengolahan minyak dari aspal lainnya yang ditemukan insinyur Muslim adalah teknik distilasi yang disebut taqrir. Teknik ini kembangkan oleh sajana Muslim bernama Al-Razi. Berbekal
pengetahuan itulah, pada abad ke-12 per adaban Islam sudah menguasai proses pembuatan minyak tanah atau naphtha.
Menurut Bilkadi, mulai abad ke-12 minyak tanah sudah dijual secara besarbesaran. Di jalan-jalan di sekitar Damaskus, papar dia, banyak orang yang menjual minyak tanah. Di Mesir pun, minyak tanah pada abad itu telah digunakan secara besar-besaran. Dalam salah satu naskah disebutkan, dalam sehari rumah-rumah di Mesir menghabiskan 100 ton minyak untuk bahan bakar penerangan.
Penggunaan aspal menjadi pelapis jalan pun terus dikembangkan para saintis Muslim. Untuk melapisi jalan, para insinyur Muslim di Nebukadnezar menggunakan campuran aspal dengan pasir. Campuran pasir dan aspal untuk melapisi jalan itu di Irak dikenal dengan nama ghir.
Kosmografer Muslim, Al-Qazwini, dalam bukunya Aja’ib Al-Buldan (Negeri Ajaib) menuturkan ada dua macam campuran aspal dan pasir yang digunakan untuk melapisi jalan. Jika digunakan untuk mengaspal jalan, campuran itu dikenal sangat kuat dan lekat. Inilah salah satu bukti lagi bahwa peradaban Islam adalah perintis dalam berbagai penemuan dan teknologi.
Ternyata IM, aspal tidak hanya dijadikan sebagai bahan pelapis jalan tapi, ilmuan muslim juga telah mengembangkan dan memakai aspal untuk bidang kedokteran.


Adalah Ali Ibnu Abbas Al-Majusi Penemu Teknik Pengolahan Aspal Haly Abbas. Itulah nama panggilan Ali Ibnu Abbas Al-Majusi di Barat. Iya IM seperti telah kita ketahui bersama bahwa barat sering sekali mengubah nama-nama ilmuan muslim. Setelah namnya diubah, langsung namnya kehilangan nuansa islamnya. Jadi banyak orang yang tertipu dan mengira mereka adalah ilmuan barat dan mereka bukan ilmuan muslim. Contohnya ibnu sina yang diubah namanya menjadi aviccena. Muhammed bin Jaber Al-Battani dikenal di dunia Barat dengan panggilan Albategnius. Abu 'l-'Abbas Ahmad Ibn Muhammad Ibn Kathir al-Farghani adalah astronom terkemuka, barat memanggilnya dengan panggilan Alfragenus. Dia seorang astronom dan matematik. Dan juga tak ketinggalan Haly Abbas,Dokter dan psikolog Muslim ini turut berjasa dalam mengembangkan teknologi pengolahan aspal menjadi minyak. Ilmuwan dari Persia itu cukup dikenal di Barat lewat buah pikirnya yang berjudul Kitab Al-Maliki serta Kitab Kamil as-Sina'a at-Tibbiyya (Complete Book of the Medical Art). Buku teks kedokteran dan psikologi yang ditulisnya itu sangat berpengaruh di Barat.
Al-Majusi terlahir di Ahvaz, Persia Tenggara. Ia menimba ilmu dari Syeikh Abu Maher Musa ibnu Sayyar. Ia adalah satu dari tiga dokter terhebat di kekhalifahan Islam bagian timur pada zamannya. Berkat kehebatannya itu, dia pun diangkat menjadi dokter di istana Amir Adhad al-Dowleh Fana Khusraw--salah seorang penguasa dari Dinasti Buwaih--yang berkuasa dari tahun 949 M hingga 983 M.
Ia mendirikan sebuah rumah sakit di Shiraz, Persia, serta Rumah Sakit Al-Adudi di Baghdad pada 981 M. Sebelum masuk Islam, Al-Majusi adalah penganut Zooraster yang menyembah api. Al-Majusi berhasil mengolah aspal menjadi minyak yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit dan luka kulit. Ia memeras endapan aspal yang dipanaskan untuk diambil airnya.
Selama mengabdikan dirinya untuk Amir Dinasti Buwaih, Al-Majusi menulis Kitab al-Maliki (Buku Istana). Buku itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin bertajuk Liber Regalis atau Regalis Dispositio. Buku ini dianggap lebih sistematis dan lebih ringkas dibandingkan ensiklopedia karya Al-Razi yang berjudul Al-Hawi. Bahkan, dibandingkan dengan The Canon of Medicine karya Ibnu Sina yang legendaris itu, Kitab Al-Maliki ini dipandang lebih praktis.
Kitab Al-Maliki terbagi dalam 20 diskursus. 10 bab pertama mengulas teori dan 10 bab sisanya mengupas praktik kedokteran. Kitab karya Al-Majusi itu diterjemahkan oleh Constantinus Africanus ke dalam bahasa Latin berjudul Liber Pantegni.
Buku itulah yang menjadi rujukan teks didirikannya Sekolah Kedokteran Salernitana di Salerno. Secara utuh, kitab itu diterjemahkan oleh Stephen Antioch pada tahun 1127 M. Buku kedokteran itu lalu dicetak di Venicia pada 1492 dan 1523 M.
Dalam karyanya itu, Al-Majusi menekankan pentingnya hubungan yang sehat antara dokter dan pasien. Hubungan itu, kata dia, sangat penting dalam etika kedokteran. Kitab itu juga mengupas secara detail metodologi ilmiah yang berkaitan dengan riset biomedikal modern. Secara khusus, sang ilmuwan juga mengupas seluk-beluk masalah psikologi dalam bukunya The Complete Art of Medicine. (sumber republika.co.id –hery ruslan- dengan penambahan seperlunya).
IM fakta ini seharusnya mampu menjadi sebuah kebanggaan yang seharusnya bisa menumbuhkan kembali semangat untuk bangkit mencapai kejayaan. Kita adalah umat yang dulu pernah berjaya dan pernah betul-betul menunjukkan predikat sebagai umat yang terbaik. Tugas kita saat ini adalah kembali mewujudkan predikat umat yang terbaik itu. Perjuangan dan pengorbanan tentunya dibutuhkan untuk memperjuangkan kembali tegaknya kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Namun insya Allah perjuangan dan pengorbanan itu akan dibayar oleh Allah dengan segera mewujudkan pertolongannya kepada siapa saja yang menolong agamnya, dan semua cucuran keringat IM akan dibayar dengan kenikmatan surge kelak di yaumil akhir nanti.


Altar Selanjutnya...

IM apa yang terbesit dalam pikiran anda jika sy meneyebutkan artis, seni dan hiburan??? Mungkin yang anda bayangkan adalah kehidupan yang glamor, taburan orang yang bermaksiat kepada Allah, mempertontonkan auratnya, hingar-bingar music yang memekakan telinga dan tentunya membuat kita lupa mengingat Allah.

Ya…itulah sepintas lalu gambaran mengenai dunia hiburan saat ini. Sangat sulit kita mencari hiburan tidak diwarnai dengan kemaksiatan dan hal-hal lain yang menyimpang dari syariat Allah. Sehingga wajar saja jika ada kalangan yang mengharamkan seni, music, dan hal-hal yang berbau hiburan.
IM bisa anda bayangkan bagaimana kehidupan kita tanpa adanya hiburan, seni dan music. Hidup akan terasa begitu hambar. Pada zaman keemasannya negara Islam bukanlah sebuah negara yang dingin dan kaku dari seni. Banyak ulama pada masa itu membuat hidup jadi lebih terarah dan para saintis dan insinyur membuat hidup lebih mudah dengan penemuan2nya, dan bertebaran pula para seniman menjadikan hidup lebih indah. Dan para seniman ini adalah orang-orang yang beriman, yang selalu menjadikan Islam sebagai poros hidupnya. Sangat berbeda dengan sebagian besar seniman saat ini. Banyak karya yang dihasilkan jauh dari nilai-nilai Islam, bahkan banyak karya seni yang justru melanggar ketentuan syariat Islam.
Di dalam bidang music misalnya, ternyata banyak alat music yang ada saat ini yang awalnya terinspirasi dari penemuan para ilmuan dan seniman muslim.
Seni musik berkembang begitu pesat di era keemasan Dinasti Abbasiyah. Perkembangan seni musik pada zaman itu tak lepas dari gencarnya penerjemahan risalah musik dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Selain itu, sokongan dan dukungan para penguasa terhadap musisi dan penyair membuat seni musik makin menggeliat. Apalagi di awal perkembangannya, musik dipandang sebagai cabang dari matematika. Boleh dibilang, peradaban Islam melalui kitab yang ditulis Al-Kindi merupakan yang pertama kali memperkenalkan kata ‘musiqi’(jelaskan sejarah musik dari yunani yang asalnya “muse”). Al-Isfahani (897 M-976 M) dalam Kitab Al-Aghani mencatat beragam pencapaian seni musik di dunia Islam.
Meski dalam Islam terdapat dua pendapat yang bertolak belakang tentang music, ada yang mengharamkan dan ada pula yang membolehkan. Pada kenyataannya, proses penyebaran agama Islam ke segenap penjuru Jazirah Arab, Persia, Turki, hingga India diwarnai dengan tradisi musik. Selain telah melahirkan sederet musisi ternama, seperti Sa’ib Khathir (wafat 683 M), Tuwais (wafat 710 M), Ibnu Mijjah ( wafat 714 M), Ishaq Al- Mausili (767 M-850 M), serta Al-Kindi (800 M-877 M), peradaban Islam pun telah berjasa mewariskan sederet instrumen musik yang terbilang penting bagi masyarakat musik modern. Berikut ini adalah alat musik yang diwariskan musisi Islam di zaman kekhalifahan dan kemudian dikembangkan musisi Eropa pasca- Renaisans:

Alboque atau Alboka
Keduanya merupakan alat musik tiup terbuat dari kayu berkembang di era keemasan Islam. Alboka dan alboque berasal dari bahasa Arab, ‘albuq’, yang berarti terompet. Inilah cikal bakal klarinet dan terompet modern. Menurut Henry George Farmer (1988) dalam Historical facts for the Arabian Musical Influence, instrumen musik alboka dan alboque telah digunakan oleh musisi Islam di masa kejayaan. Instrumen musik tiup itu diperkenalkan umat Islam kepada masyarakat Eropa saat pasukan Muslim dari Jazirah Arab berhasil menaklukkan Semenanjung Iberia wilayah barat daya Eropa, terdiri atas Spanyol, Portugal, Andora, Gibraltar, dan sedikit wilayah Prancis. Tak heran, jika masyarakat Eropa meyakini bahwa alboque berasal dari Spanyol, khususnya Madrid.
Gitar, Kecapi, dan Oud, menurut Maurice J Summerfield (2003) dalam bukunya bertajuk, The Classical Guitar, menyebutkan bahwa gitar modern merupakan turunan dari alat musik berdawai empat yang dibawa oleh masyarakat Muslim, setelah Dinasti Umayyah menaklukkan semenanjung Iberia pada abad ke-8 M. Oud kemudian berkembang menjadi kecapi modern. Gitar berdawai empat yang diperkenalkan oleh bangsa Moor terbagi menjadi dua jenis di Spanyol, yakni guitarra morisca (gitar orang Moor) yang bagian belakangnya bundar, papan jarinya lebar, dan memeliki beberapa lubang suara. Jenis yang kedua adalah guitarra latina (gitar Latin) yang menyerupai gitar modern dengan satu lubang suara.

Hurdy Gurdy dan Instrumen Keyboard Gesek
Hurdy Gurdy boleh dibilang sebagai nenek moyang alat musik piano. Alat musik ini ternyata juga merupakan warisan dari peradaban Islam di zaman kekhalifahan. Marianne Brocker dalam sebuah teori yang diajukannya menyebutkan bahwa instrumen yang mirip dengan hurdy gurdy pertama kali disebut dalam risalah musik Arab. Manuskrip itu ditulis oleh Al-Zirikli pada abad ke-10 M. Alat Musik Organ Jarak Jauh Menurut George Sarton, alat musik organ hidrolik jarak jauh pertama kali disebutkan dalam risalah Arab berjudul, Sirr Al-Asrar. Alat musik ini dapat didengar hingga jarak 60 mil. Manuskrip berbahasa Arab itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Roger Bacon di abad ke-13 M.
Instrumen Musik Mekanik dan Organ Hidrolik Otomatis Kedua alat musik itu ditemukan oleh Banu Musa bersaudara. Ilmuwan Muslim di zaman Abbasiyah ini berhasil menciptakan sebuah organ yang digerakkan oleh tenaga air. Secara otomatis tenaga air itu memindahkan silender sehingga menghasilkan musik. Prinsip kerja dasar alat musik ini, papar Charles B Fowler, masih menjadi rujukan hingga paruh kedua abad ke-19 M.
Banu Musa bersaudara juga mampu menciptakan peniup seruling otomatis. Inilah mesin pertama yang bisa diprogram. Menurut Francoise Micheau dalam bukunya berjudul, The Scientific Institutions in the Medieval Near East, Banu Musa mengungkapkan penemuannya itu dalam kitab bertajuk, Book of Ingenious Devices.
Timpani, Naker, dan Naqareh Alat musik timpani (tambur atau genderang) modern juga ternyata berasal dari peradaban Islam. Menurut Henry George Farmer (1988) dalam bukunya, Historical facts for the Arabian Musical Influence, cikal bakal timpani berasal dari Naqareh Arab. Alat musik pukul itu diperkenalkan ke benua Eropa pada abad ke-13 M oleh orang Arab dan Tentara Perang Salib. Biola, Rebec, dan Rebab Biola modern yang saat ini berkembang pesat di dunia Barat ternyata juga berawal dan berakar dari dunia Islam. Alat musik gesek itu diperkenalkan oleh orang Timur Tengah kepada orang Eropa pada masa kejayaan Kekhalifahan Islam.
Biola pertama berasal dari rebec yang telah digunakan oleh musisi Islam sejak abad ke-10 M. Cikal bakal biola juga diyakini berasal dari rebab alat musik asli dari Arab. Konon, Al-Farabi merupakan penemu rebab. Peradaban Islam di masa keemasan telah menyumbangkan beragam warisan penting bagi masyarakat modern. Masyarakat Barat ternyata tak hanya berutang budi karena telah menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan umat Islam di zaman kekhalifahan, tapi juga di bidang musik dan seni rupa.Pencapaian yang tinggi di bidang musik menunjukkan betapa masyarakat Muslim telah mencapai peradaban yang sangat tinggi di abad pertengahan.

Ishaq Al-Mausili Musisi Termasyhur Penemu Solmisari
Ishaq Al-Mausili (wafat 850 M) adalah salah seorang musisi Muslim terbesar di kancah dunia musik Arab pada zaman kekhalifahan. Darah seni menetes dari ayahnya, Ibrahim Al-Mausili (wafat 804 M), yang juga seorang musisi besar.
Ishaq terlahir di Al-Raiy, Persia Utara. Saat itu, sang ayah tengah mempelajari musik Persia. Sang ayah terus mengembara demi mempelajari dan mengembangkan seni musik yang sangat dicintainya. Suatu waktu, Ibrahim membawa putranya yang mash kecil ke Kota Baghdad metropolis intelektual dunia. Kelak, di pusat pemerintahan Ke - khalifahan Abbasiyah itulah nama Ishaq melambung sebagai seorang musisi legendaris. Kisah masa kecilnya juga tercatat dengan baik. Ishaq cilik memulai pendidikannya dengan mempelajari Alquran dari Al-Kisa’i dan Al-Farra.
Dari Hushaim ibnu Bushair, Ishaq mempelajari tradisi dan budaya. Sedangkan, pelajaran sejarah diperoleh nya dari Al-Asmai’i dan Abu Ubaidah Al-Muthanna. Sejak kecil, ia sudah kepincut dengan musik. Na - mun, sang ayah bukanlah satu-sa tunya guru yang memperkenalkan dan mengajarinya seni musik. Me nurut Miss Schlesinger, Ishaq mempelajari musik dari sang paman, Zalzal, dan Atika binti Shuda yang juga musisi terkemuka. Ishaq dikenal sebagai sosok manusia yang kaya dengan budaya. Ia adalah musisi yang intelek. Hal itu dibuktikan dengan perpustakaan pribadinya yang tercatat se bagai yang terbesar di Baghdad.
Ishaq telah memberi sumbangan penting bagi pengembangan ilmu musik. Ternyata, dialah musisi yang memperkenalkan solmisasi: do re mi fa sol la si do. Ishaq Al-Mausili memperkenalkan solmisasi dalam bukunya, Book of Notes and Rhythms dan Great Book of Songs, yang begitu populer di Barat. Musisi Muslim lainnya yang juga memperkenalkan solmisasi adalah Ibn Al-Farabi (872 M-950 M) dalam Kitab Al-Mausiqul Kabir. Selain itu, Ziryab (789 M-857 M), seorang ahli musik dan ahli botani dari Baghdad, turut mengembangkan penggunaan solmisasi tersebut di Spanyol jauh sebelum Guiddo Arezzo muncul de ngan notasi Guido’s Handnya.
Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Guido Arezzo adalah musisi yang pertama kali memperkenalkan solmisasi lewat notasi Guido’s Hand. Ternyata, notasi Guido’s Handmilik Guido Arezzo hanyalah jiplakan dari notasi arab yang telah ditemukan dan digunakan sejak abad ke-9 oleh para ilmuwan Muslim.
Para ilmuwan yang telah menggunakannya, antara lain Yunus Alkatib (765 M), Al-Khalil (791 M), Al- Ma’mun (wafat 833 M), Ishaq Al- Mausili (wafat 850 M), dan Ibn Al- Farabi (872 M-950 M). Ibn Firnas (wafat 888 M) pun turut berperan dalam penggunaan solmisasi tersebut di Spanyol. Karena, ia adalah orang yang memperkenalkan masyarakat Spanyol terhadap musik oriental dan juga merupakan orang yang pertama kali mengajarkannya di sekolah-sekolah Andalusia.
Guido Arezzo mengetahui solmisasi tersebut dengan mempelajari Catalogna, sebuah buku teori musik berbahasa Latin yang berisi kumpulan penemuan ilmuwan Muslim di bidang musik. Solmisasi tersebut ditulis dalam Catalogna yang diterbitkan di Monte Cassino pada abad ke-11. Monte Cassino merupakan daerah di Italia yang pernah dihuni masyarakat Muslim dan juga pernah disinggahi oleh Constantine Afrika. Lagi-lagi, peradaban Barat mencoba memanipulasi sejarah.
Seni musik dan suara juga pada masa keemasan Islam digunakan untuk terapi mental. Bacaan Al-Quran dapat dilantunkan dengan suara yang indah untuk suasana apapun, sedih ataupun gembira. Rasulullah membolehkan lagu dan musik dimainkan untuk mengiringi acara gembira seperti walimah nikah. Semula yang berkembang adalah nasyid, konser vocal tanpa instrument atau barat dikenal dengan “accapella”. Berbagai lirik nasyid yang penuh makna diciptakan untuk berbagai peringatan, misalnya maulid nabi. Konon Salahuddin Al-Ayubi mengadakan sayembara untuk ikut agar masyarakat ingat kembali pada sirah nabawiyah dengan cara yang indah dan menyenangkan. Kiat ini dilakukan untuk memperkuat kembali kaum muslimin dalam menghadapi tentara salib.

Seni Lukis/Seni Rupa
Selain seni musik peradaban Islam juga meruapakan cikal bakal lahirnya seni lukis dan seni rupa. IM bukankah patung dan lukisan makhluk bernyawa itu diharamkan dalam Islam? Lalu bagaimana bisa seniman Islam mengembangkan seni lukis??? Berikut sejarahnya…
Ketika aliran naturalis yang menggambar atau mebuat patung hewan atau manusia diharamkan para seniman muslim dapat tetap meluangkan kreativitasnya dalam bentuk abstrak yang memerlukan jiwa seni dan kemampuan matematis yang lebih tinggi, misalnya dalam bentuk kaligrafi yang rumit yang juga tertuang pada karpet atau keramik, arsitektur masjid yang canggih atau taman kota yang simetri. Bentuk seni rupa yang seolah-oleh dapat mengantarkan kita pada ketenangan jiwa dan membuat kita lebih dekat kepada Allah.
IM seperti inilah watak khas para seniman Islam dulu. Ketika ada syariat Islam yang mengharamkan lukisan dan patung hewan dan manusia, mereka sami’ na wa atho’na…mereka dengar dan taat dan mereka meninggalkan itu semua, tanpa takut kreativitas mereka akan berkurang. Justru ketika mereka menginggalkan apa yang diharamkan oleh Allah, ternyata mereka bisa menghasilkan karya yang jauh lebih bagus dari pada sekedar patung manusia atau lukisan hewan.
Bagaimana dengan sebagian seniman saat ini? Banyak diantara seniman yang mengeksploitasi pornografi dan pornografi kemudian mereka berlindung di balik jargon kebebesan berekspresi. Ketika karya mereka dilarang karena bertentangan dengan syariat Islam, dengan gampangnya mereka menjawab, ini masalah seni jangan bawa2 agama ke dalam masalah seni. Maka wajar saja IM jika hasil karya seniman-seniman yang tidak Islami saat ini justru semakin memperparah kerusakan akhlak generasi muda Islam.
Dunia sastra juga menggelora dengan karya-karya yang menggugah. Berbagai hikayat dari zaman pra Islam dimodifikasi dan diberi semangat iman. Karya sastra yang paling legendaris tentu saja adalah “Kisah 1001 Malam” dengan tokoh ratu Persia Syahrazad yang setiap malam tidak lelah mendongeng kisah-kisah fantastis seperti Aladin, Ali Baba atau Sinbad ke suaminya raja Syahriar dan baru berhenti saat adzan subuh pada titik yang membuat sang raja penasaran. Setelah 1001 malam ada perubahan yang signifikan dari raja Syahriar, yang semula dikenal sebagai raja yang kejam, yang karena takut dikhianati, ia kemudian menyingkirkan istrinya pada hari kedua pernikahannya. Namun Syahrazed berhasil mengubah kebiasaannya itu dengan sebuah dongeng yang indah.
Karya sastra juga sering dirangkai untuk memberikan pelajaran. Ibnu Malik membuat puisi 1.000 bait yang dikenal dengan “Alfiah Ibnu Malik” untuk memberikan pelajaran bahasa Arab secara konferhensif. Siapapun hafal 1.000 bait dia telah belajar dan menguasai nahwu, sharaf dan balaghah sekaligus.
IM tentu sangat berbeda dengan dongeng-dongeng yang ada saat ini yang hanya menjaul mimpi dan miskin dari nilai-nilai Islam.
Dalam seni gerak, seni acrobat sudah diterima oleh Rasulullah, bahkan Rasulullah telah menyaksikan pertunjukan suatu tim dari Habasyah bersama ummul mukminin aisyah di masjid. Seni gerak ini kemudian berkembang pesat dikalangan sufi, seperti halnya kaum darwish di Turki, yang mendapatkan semacam perasaan “ectasse” ketika berputar-putar ratusan kali sambil berzikir.
IM ada fakta menarik dari semua kejadian yang telah dipaparkan diatas, bahwa kaum muslimin mempelajari dan menerjemahkan buku-bukuseni dari berbagai penjuru, lalu memodofikasinya. Namun mereka tidak pernah merasa perlu mempelajari dan menerjemahkan buku-buku hukum, meski dengan alasan akan dimodifikasi. Hal ini karena mereka paham bahwa untuk persoalan hukum Al-Quran dan Sunnah sudah merupakan sumber hukum yang sempurna yang tak mungkin orang tersesat jika telah berpegang pada keduanya.
IM muslimin sekali lagi Islam bukanlah agama yang kaku dan tidak mengakomodasi perkembangan seni. Justru ketika peradaban Islam tegak seni berkembang dengan pesat. Para ilmuan dan seniman muslim telah membuat berbagai alat-alat musik yang masih dipakai sampai saat ini. Justru Islam hadir untuk mebuat seni menjadi jembatan kepada kita untuk lebih dekat kepada Allah. Islam hadir dan mampu mejadikan seni sebagai sebagai pendobrak semangat kaum muslimin di medan perang. Islam hadir untuk membuat seni mampu menjadi sarana yang menyadarkan seorang raja untuk kembali kepada jalan Allah, seperti kisah Raja Syahriar. Karena memang Islam hadir didunia ini untuk menjadi rahmat lil alamin, rahmat bagi semesta alam, dengan syarat Islam diterapkan secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan.


Altar Selanjutnya...

Assalamu ailaikum...
Kepada para temanku pengemban dakwah sejati, silakan download proposal

Leadership Islamic Training di sini :
download

kalau tidak bisa coba ke lin ini :
download

Kalau masih tidak bisa coba lagi download disini :
download

Kalau ada masalah cepat hubungi saya..syukran selamat berjuangan

Altar Selanjutnya...

Demokrasi, seolah telah menjadi dogma suci yang pantang untuk ditentang. Siapapun yang berani menentang, berarti harus rela diposisikan sebagai seorang ekstrimis. Jika ia seorang muslim maka bersiaplah untuk menyandang gelar sebagai seorang muslim fundamentalis yang berpikir radikal dan konon kabarnya akan mangancam kesatuan bangsa.

Bahkan untuk menjaga eksistensi demokrasi di negeri ini, pemerintah pun ikhlas menggelontorkan dana sampai puluhan triliun rupiah untuk menyelenggarakan berbagai ritual bertajuk pesta demokrasi. Mulai dari tingkat kecamatan dengan pemilihan camatnya, bahkan sebuah pesta akbar demokrasi untuk memilih orang nomor satu di Indonesia pun telah siap digelar awal bulan September nanti.
Namun apakah praktek demokrasi telah seindah janji-janjinya? Ataukah demokrasi hanyalah seonggok konsep panjajahan baru yang coba ditancapkan oleh negara imperialis ditanah air negara-negara dunia ketiga yang mayorotas dihuni oleh rumpun negeri-negeri kaum muslimin.
Sebenarnya baik-tidaknya demokrasi, tergantung dari kacamata apa kita memandang. Jika memandangnya menggunakan ideology sekularisme, yang mendasarkan pemahamannya pada pemisahan antara agama dengan kehidupan, tentu demokrasi akan tampil sebagai dewa keberuntungan yang akan membawa kemaslahatan kepada masyarakat dunia.
Apresiasi yang jelas berbeda jika demokrasi dipandang dalam perspektif Islam. Walaupun ada segelintir intelektual muslim yang memaksa agar demokrasi mampu dikompromikan dengan Islam. Untuk lebih meyakinkan umat bahwa demokrasi tidak bertentangan dengan Islam, diplintirlah dalil Al-Quran dan hadits Rasulullah saw.
Sebenarnya jika kita kritis menilai, menyatukan antara Islam dan demokrasi bagai mencampur air dan minyak, mustahil untuk bersatu. Karena dalam beberapa hal yang mendasar, Islam dan demokrasi sangatlah berbeda. Meskipun dalam beberapa konsep cabang ada kesamaan antara demokrasi dan Islam. Namun adalah kesimpulan yang gegabah jika menganggap Islam mengakui demokrasi hanya melihat ada kesamaan pada konsep-konsep cabang.
Penerapan konsep demokrasi akan membawa konsekuensi logis, termarjinalkannya syariat Islam. Dalam melahirkan sistem hukum dan perundang-undangan misalnya, demokrasi jelas tidak akan menjadikan Al-Quran dan sunah sebagai satu-satunya sumber hukum. Contoh nyata dalam pengesahan undang-undang pornografi tidak digali oleh parlemen dari hukum Islam, namun manjadikan pendapat seniman, artis, budayawan, aktivis feminisme, sebagai rujukannya. Jika ingin melahirkan perundang-undangan yang mumpuni untuk dikatakan demokratis, maka peraturan tersebut harus mengakomodasi kemauan seluruh kalangan. Namun kenyataannya demokrasi tak seindah warna aslinya. Selau ada saja elemen masyarakat yang dikorbankan dan tidak terakomodasi kemauannya. Dan ironisnya kaum muslimin –khususnya yang ikhlas memperjuangkan syariat Islam- selalu menjadi komunitas yang terpaksa gigit jari akibat dipecundangi oleh demokrasi.
Sementara dalam Islam sumber hukum hanya Al-Quran dan sunah. Manusia dalam menggali hukum harus sesuai dengan koridor syara’. Kemauan manusia akan diakomodasi jika sesuai dengan syariat Islam dan ditolak jika bertentangan dengan syariat Islam. Syariat Islam secara empiris, historis, dan normatif telah mampu tampil sebagai satu-satunya sistem yang mampu secara gemilang menyelesaikan berbagai macam problematika hidup.
Perbedaan mendasar lainnya adalah konsep kedaulatan. Demokrasi menjunjung tinggi suatu konsep yang meletakkan kedaulatan ditangan rakyat. Artinya rakyat memiliki hak prerogatif penuh untuk menentukan mana aturan yang baik dan buruk untuk dirinya. Konsep seperti ini sangat berbahaya, karena memberikan kesempatan kepada manusia untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan kepentingannya dan berpeluang besar merugikan kepentingan orang lain.
Substansi konsep seperti ini terbukti telah melahirkan pemerintahan yang diktator pada masa kegelapan Eropa. Pada masa itu raja mengklaim dirinya sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Muncullah dogma yang menganggap perintah raja adalah perintah Tuhan. Persis sama dengan apa yang terjadi dalam sistem demokrasi. Ketika parlemen mengklaim bahwa mereka adalah penjelmaan dari rakyat dan telah diberi kewenangan membuat hukum, jadilah parlemen membuat kebijakan yang sejalan dengan kepentingannya. Dan tentu kepentingan yang ada sarat dengan pesanan para pemilik modal (kaum kapital). Tengok saja berbagai undang-undang hasil karya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang lebih memihak kepada pemilik modal ketimbang berpihak kepada rakyat.
Sangat berbeda dengan Islam, yang menjadikan satu-satunya pemegang kedaulatan adalah Allah swt., yang terejawantahakan dalam Al-Quran dan sunah. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Q.S. Al-An’am ayat 57 :
“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Pemberi keputusan yang terbaik.”
Manusia harus memposisikan diri sebagai hamba Allah yang lemah dengan segala keterbatasannya, sehingga ketaatan kepada aturan Allah adalah suatu keniscayaan. Perintah seorang pemimpin (khalifah) kepala negara tidak mutlak menjadi perintah Tuhan. Khalifah dalam kebijakannya pun harus tunduk pada ketentuan Al-Quran dan sunah. Kalau perintah seorang khlifah menyimpang dari sumber hukum, maka tidak ada ketaatan padanya.
Untuk lebih meyakinkan umat manusia (khususnya umat Islam) agar mau menjadikan demokrasi sebagai sistem hidupnya atau minimal tidak menentang, maka demokrasi mencoba memoles dirinya dengan jargon jaminan atas kebebasan umum. Janji adanya kebebasan jelas tidak dapat dipisahkan dari demokrasi.
Namun ide kebebasan yang diusung oleh demokrasi sangat berbeda dengan kebebasan dalam perspektif Islam. Dalam Islam manusia tidak manusia tidak memiliki kebebasan mutlak. Setiap aktivitas manusia dibatasi oleh aturan Islam. Namun dalam demokrasi kebebasan dijunjung tinggi dan mendapat legitimasi mutlak sesuai dengan perspektif manusia.
Misalnya kebebasan beragama. Dalam pandangan sistem demokrasi seseorang berhak meyakini suatu agama yang dikehendakinya tanpa adanya paksaan. Dia pun berhak berpindah agama sekehendak hatinya. Atau bahkan membuat agama baru, jika agama yang ada dianggap tidak mengakomodasi kebutuhannya.
Konsep ini jelas berbeda dengan Islam. Memang, dalam Islam tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam. Ini diserahkan sepenuhnya kepada individu masing-masing, mau memuluk Islam atau agama yang lain (Q.S. Al-Baqarah : 256). Namun ketentuan ini tidak berlaku tatkala seseorang telah beragama Islam. Ketika seseorang telah mengikrarkan diri sebagai muslim maka ia wajib untuk tunduk dan patuh pada syariah dan aturan Allah, termasuk di dalamnya keharaman untuk keluar dari Islam (murtad). Ini adalah suatu bukti bahwa Islam begitu menjaga kesucian agama. Sehingga melarang umatnya untuk keluar masuk agama, sekaligus melarang membuat agama baru.
Fakta lain misalnya dalam konsep kebebasan mengeluarkan pendepat. Dalam demokrasi hal ini sangat dijamin. Bahkan jaminan kebebasan berpendapat menjadi salah satu ciri utama negara demokratis. Setiap individu dijamin kebebasannya untuk mengeluarkan pendapat apaun dan bagaimanapun bentuknya. Maka wajar ketika koran Denmark Jaylland Posten mendapat protes dari kaum muslimin dunia akibat memuat karikatur Rasulullah saw, mereka kemudian berlindung dibalik tabir kebebasan berekspresi.
Jadi Islam dan demokrasi jelas sangat bertentangan dan tak mungkin dipadukan. Usaha untuk mempercantik citra demokrasi dimata umat Islam adalah suatu kamuflase agar umat Islam mau menerima demokrasi dan secara perlahan-lahan menanggalkan Islam sebagai aturan hidup yang suci. Ketika umat Islam telah mengakomodasi nilai-nilai demokrasi maka hegemoni negera imperialis terhadap dunia Islam akan semikin kokoh. Inilah sebenarnya yang menjadi tujuan dari digalakannya demokratisasi di negeri-negeri kaum muslimin. Oleh karena itu, berhati-hatilah wahai kaum muslimin.



Altar Selanjutnya...

1. PENDAHULUAN
Seluruh kegiatan eksplorasi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan potensi sumber daya mineral (resources) yang terdapat dibumi menjadi cadangan terukur yang siap untuk di tambang (miniable reserve).
Tahapan eksplorasi ini mencakup kegiatan untuk mencari dimana keterdapatan suatu endapan mineral, menghitung berapa banyak dan bagaimana kondisinya, serta ikut memikirkan bagaimana sistem pendayagunaannya.

Kajian ekonomi pada kegiatan eksplorasi ini perlu dilakukan terutama pada :
- Tahap menuju eksplorasi rinci (analisis ekonomi eksplorasi)
- Tahap sebelum penambangan (analisis ekonomi endapan)
- Mineral / studi kelayakan, (ekonomi makro)
Beberapa ilmu penunjang yang mendukung kegiatan eksplorasi ini antara lain :
- Geologi, mineral, genesa bahan galian
- Teknik eksplorasi, geofisika, geokimia
- Analisis cadangan, geostatistik
- Hidrogeologi, geoteknik
- Ekonomi endapan mineral
Secara umum aliran kegiatan/eksplorasi endapan bahan galian dimulai dengan kegiatan prospeksi atau eksplorasi pendahuluan yang meliputi kegiatan persiapan di kantor (kompilasi foto udara, citra landast, GIS, peta-peta yang sudah ada, atau laporan yang tersedia) sampai kepada survei geologi awal yang terdiri dari peninjauan lapangan, pemetaan geologi regional, pengambilan contoh (scout sampling) serta memetakan mineralisasi endapan untuk mengetahui apakah kegiatan eksplorasi ini bisa dilanjutkan atau tidak.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan eksplorasi detail (rinci) yang meliputi pemetaan geologi rinci serta pengambilan contoh dengan jarak yang relatif rapat sesuai dengan sifat endapan bahan galian termaksud. Contoh-contoh yang diperoleh kemudian dianalisis di laboratorium untuk ditentukan kadar, sifat fisik lain yang menunjang kegiatan penambangan.
Perhitungan cadangan dilakukan dengan berbagai metode perhitungan yang sesuai untuk jenis endapan tertentu, antara lain dengan cara area of influence, triagular grouping,cara penampang, cara block system dan lain sebagainya. Secara konvensional sampai kepada cara geostatistik (kriging).





































Gambar . Aliran Kegiatan Eksplorasi Secara Umum

2. GENESA BAHAN GALIAN
Bahan galian selalu dihubungan dengan material di alam yang dapat ditambang secara ekonomis. Bahan galian tersebut bisa berupa bijih (mengandung logam) ataupun mineral industri (mineral berharga), baik yang terdapat di bawah permukaan maupun yang tersingkap di permukaan.
Selanjutnya akan diuraikan secara singkat bagaimana terbentuknya (genesa) bahan galian tersebut baik yang primer (terjadinya berhubungan langsung dengan aktivitas pembekuan magma) ataupun yang sekunder (terbentuk akibat proses-proses selanjutnya yang umumnya terjadi di permukaan).
Endapan primer dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam jenis menurut urutan-urutan pembekuan magma, yang secara umum dapat disederhanakan sebagai berikut :
- Endapan magmatik cair
- Endapan pegmatitik
- Endapan pneumatolitik
- Endapan hidrothermal
Endapan magmatik cair terbentuk pada awal pembekuan magma yang umumnya di endapkan mineral-mineral dengan titik beku/leleh yang tinggi (>600 0C). misalnya endapan bijih kromit, magnetit, nikel dan lain-lain. Pada tahap ini memungkinkan suatu endapan bahan galian terbentuk secara homogen dan relatif mempunyai penyebaran yang luas serta berdimensi besar. Hal ini bisa terjadi akibat pemisahan/segresi suatu mineral tertentu terhadap mineral lainnya yang mungkin belum stabil pada lingkungan ini.
Pada endapan pegmatilitik yang mempunyai temperatur pembekuan sekitar 400-500 0C. Memungkinkan terbentuknya mineral-mineral dengan kristal yang besar akibat pembekuan magma yang relatif lambat.
Ciri utama dari endapan pneumatolitik adalah adanya pengaruh gas dominan sehingga memungkinkan terbentuknya mineral-mineral bijih berharga.
Endapan hidrotermal terbentuk relatif di dekat permukaan yang umumnya berbentuk urat (vein) atau veinlet yang banyak mengandung mineral berharga.
Endapan hidrotermal ini dapat dibagi lagi dalam :
- Katatermal (300-400 0C)
- Mesotermal (200-300 0C)
- Epitermal (100-200 0C)
- Teletermal (<100 0C)
Setiap batuan atau endapan bahan galian/endapan bijih mempunyai lingkungan pengendapan tertentu yang selanjutnya jika terjadi perubahan lingkungan, maka endapan tersebut akan membentuk mineral/endapan baru yang sesuai dengan lingkungan tersebut dan akan membentuk endapan sekunder.
Proses-proses penting dalam pembentukan endapan sekunder tersebut antara lain adalah proses pelapukan (mekanis, kimia) yang akan memberikan endapan-endapan seperti :
- Endapan aluvial (eluvial, koluvial, aluvial, placer)
- Endapan sedimen
- Endapan akibat proses evaporasi
- Endapan lateritik
- dll
Klasifikasi suatu endapan bahan galian yang telah dibuat oleh para pakar terdahulu umumnya identik dengan apa yang telah dibahas di atas, perbedaannya terutama hanya pada penekanannya. Ada yang cenderung membagi atas dasar keterdapatannya dan ada yang dihubungkan dengan komoditi yang dibahasnya. Ada lagi klasifikasi yang didasarkan atas tectonic setting.
Beberapa pakar tersebut antara lain :
- Lindgren
- Scgneiderhorn
- Niggli
- Petrascheck
Klasifikasi Endapan Bahan Galian Menurut Petrascheck
1. Endapan bijih magmatogen
a. Endapan magmatik cair (intra magmatik)
b. Endapan pegmatitik (peri magmatik)
c. Endapan pneumatolitik (peri magmatik)
d. Endapan hidromtermal (apo magmatik)
e. Endapan vulkano-sedimenter (kuroko)
2. Endapan hasil pelapukan
a. Endapan hasil pelapukan mekanis (mis. Eluvial Pt)
b. Endapan hasil pelapukan kimiawi (mis. laterit)
c. Endapan hasil larutan pelapukan (mis. Ni-hidrosilikat)
3. Endapan sediamenter
a. Endapan sediameter mekanis ( Aluvial Au, Sn)
b. Endapan sediameter kimiawi dan sin diagenetik
1. Endapan hasil larutan pelapukan yang terkonsentrasi di daerah kering ( Endapan Cu Red Bed)
2. Endapan hasil pembentikan larutan garam yang termigrasi (Endapan Pb-Zn Mississippi)
3. Endapan oolitik marine (Fe oolitik, Meningitis oolitik)
4. Endapan sulfida sediameter (Kupfershiefer)
5. Endapan akibat pengaruh pemisahan bakteri (Bog iron area, end. danau)
4. Endapan metamorfosa
a. Endapan metamorfosa kontak
b. Endapan metamorfosa regional
5. Endapan metamorfosa
a. Endapan metamorfosa-hidratogen
b. Endapan metamorfosa-magmatogen
c. Endapan granitisial (End. Sulfida berbentuk skelet)
6. Endapan kenegerasi
a. Endapan hidrotermal sekunder (End. Pb/Zn di batuan gamping,)
b. Endapan regenerasi palingen (End. Sn-Ag-Sb )
3. PEMETAAN (Mapping)
Pemetaan : Suatu pekerjaan pemindahan atau pencatatan gejala/fakta geologi di lapangan ke suatu peta, dengan skala tertentu.
Pekerjaan pemetaan ini biasanya dilakukan pada tiap awal dan kegiatan eksplorasi yang sangat bermanfaat untuk orientasi pada daerah penyelidikan (Dari foto udara), disamping juga untuk peta dasar, peta untuk desain eksplorasi dan lain-lain.

4. PROSES & CARA PENAMBANGAN (AMDAL)

A. Proses
Melakukan penambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan perlu direncanakan dan dilaksanakan proses (tahapan/langkah-langkah) sebagai berikut :

1. Studi Kelayakan tambang
2. Perencanaan Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Kerangka Acuan
- Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
- Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Bila tanpa AMDAL perlu dilakukan
- Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
- Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
4. Audit Lingkungan
B. Cara Penambangan
1. Tambang Terbuka
2. Tambang Tertutup

C. Laporan Teknis dan atau Laporan Ilmiah



































Gambar . Peranan Pemetaan di Dalam Kegiatan Pertambangan

5. PETUNJUK KE ARAH BIJIH (guide to are)
Mencari suatu endapan bahan galian tertentu perlu diketahui terlebih dahulu lingkungan pengendapan/terbentuknya endapan tersebut, sehingga eksplorasi dapat berjalan lebih efisien. Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah mengenai asosiasi batuan (metallogentic province), dimana setiap jenis batuan akan memberikan lingkungan pengendapan unsur/endapan bahan galian tertentu.
- Batuan asam, terdapat mineral-mineral sulfida yang umumnya mengandung logam-logam berharga seperti lembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), air raksa (Hg), atau mineral-mineral oksida : timah (Sn).
- Batuan sedang,umumnya mengandung emas (Au) dan perak (Ag) dan mineral-mineral hidroksida seperti aluminium (Al).
- Batuan basa atau ultra basa akan membeikan lingkungan pengendapan yang baik untuk intan, nikel (Ni), kobalt (Co), platina (Pt), kromit (Cr) serta bebeapa jenis batu permata seperti garnet dll.
- Batuan sedimen bisa menghasilkan asosiasi dengan karbonat (CaCo3 ataupun MnCO3), sedangkan yang berbentuk endapan aluvial biasanya akan memberikan endapan bijih yang relatif tahan terhadap pelapukan seperti timah (kasiterit/SnO2), emas (Au dalam bentuk nugget), perak (Ag), pasir besi (Fe). Sedangkan untuk endapan laut bisa dijumpai antara lain nodula nikel.
Mengetahui letak/akumulasi suatu endapan bahan galian, ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan (lihat gambar A,B,C,D) adalah :
- Petunjuk fisigrafis
- Petunjuk mineralogis
- Petunjuk statigrafis dan litologis
- Petunjuk strukturil
- Geokimia/biokimia
- Geobotani
- Air tanah

Pada kegiatan eksplorasi, korelasi gejala-gejala geologi yang terdapat di daerah penyelidikan penyelidikan sangat penting untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk ke arah daerah mineralisasi. Korelasi ini (lihat gambar E, F, G, H, I, J ) di dasarkan atas :
1. Tipe batuan yaitu korelasi outcrops, litologis, paleontologis, vegetasi, topografis
2. Sturktur geologi yaitu perlipatan (folding) dan patahan.sesar (fault)
3. Prinsip-Prinsip Geologi dan Dimensi yaitu Diskontinuitas dan kontinuitas, Dinamik Geoproses model (dimensi), Analisis dan Pemodelan (elemen numerik) lihat gambar K,L,M,N
6. ¬EKSPLORASI PENDAHULUAN/PROPEKSI
Menurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan eksplorasi ini dapat dibedakan atas eksplorasi tidak langsung yang terdiri dari eksplorasi geofisika dan eksplorasi geokimia serta eksplorasi langsung.
Eksplorasi Tidak Langsung
Ada dua cara prospeksi tidak langsung, yaitu cara geofisika dan cara geokimia/geobotani. Cara geofisika dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang (air borne), mobil (car borne), ataupun dengan jalan kaki
Eksplorasi Geofisika
Penyelidikan ini pada prinsipnya hanya menggunakan sifat-sifat dari endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah permukaan. Untuk suatu endapan yang tersingkap di permukaan cara ini tetap diperlukan untuk mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian tersebut secara keseluruhan,
Mengingat tidak semua endapan atau vein dan lainnya mempunyai singkapan di permukaan, maka cara penyelidikan geofisika (prospeksi tak langsung) menjadi sangat penting.
Cara penyelidikan geofisika terdiri atas :
a. Cara magnetik
b. Cara listrik
c. Cara gravitasi
d. Cara seismik
e. Cara redioaktif








































Gambar . Kegiatan Eksplorasi

a. Cara magnetik
- Dalam cara ini yang penting adalah adanya sifat-sifat anomal medan magnet yang ditimbulkan oleh suatu badan bijih
- Terutama dipakai untuk mencari endapan bijih yang bersifat magnet, sepertu endapan bijih besi, kompleks sulfida yang mengandung pirotit
- Cara magnetik ini bisa dilakukan dengan air borne, jalan kaki
- Diperlukan koreksi-koreksi terhadap ketinggian dan waktu
- Hasil baru merupakan interpretasi, yang selanjutnya harus duteruskan dengan sampling dan perhitungan cadangan/kadar
b. Cara listrik
• Potensial diri (self potential)
- Cara ini dipakai pada endapan yang sifatnya menghasilkan arus listrik karena proses elektrokimia (terjadi polarisasi muatan)
- Pengukuran ditunjukan pada potensial spontan yang timbul karena proses oksidasi
- Umumnya untuk vein-vein sulfida (kecuali ZnS), grafit
- Dari hasil pengukuran dibuat profil-profil dan peta kontur, yang dapat menunjukkan adanya anomali
- Setelah daerah anomali ditentukan, penyelidikan lanjutan yang harus dilakukan ialah sampling (pemboran), penentuan kadar, dan perkiraan cadangan
- Cara ini hanya dapat dilakukan di permukaan (on ground surface)
• Tahanan jenis (resistivity)
- Terutama untuk endapan yang terkandung pada suatu masa dengan tahanan jenis yang kontras dengan sekitarnya
- Dapat juga digunakan pada prospeksi endapan sulfida base metal : Pb, Cu, Zn
Eksplorasi Geokimia
Eksplorasi geokimia ini dilakukan melalui pengukuran yang sistematik terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream sediments,vegetasi, air, atau gas. Tujuannya adalah untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya atau blackground geokimia. Anomali-anomali ini dihasilkan dari mobilitas dan dispersi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zone mineralisasi.
Dispersi geokimia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
- Dispersi primer, yang berhubungan dengan fenomena konsentrasi mineral sepereti pada alterasi hidrotermal.
- Dispersi sekunder, yang dihubungkan dengan fenomena pelapukan dan geomorfologi.
Eksplorasi Cara Langsung
Cara-cara prospeksi yang dipakai di permukaan (langsung) adalah :
• Penyelidikan singkapan (out-crop)
Dilakukan dengan cara mencari singkapan-singkapan vein, badan bijih atau batuan-batuan pembawa bijih, yaitu pada :
- Lembah-lembah sungai (hasil erosi air)
- Bentuk-bentuk menonjol di permukaan
• Penjejakan (Tracing) float
- Float adalah fragmen-fragmen/potongan-potongan bijih yang berasal dari penghancuran outcrop (oleh erosi)
- Oleh gaya gravitasi dan aliran air, float ini ditranspor ke tempat-tempat yang lebih rendah (ke hilir)
- Dengan berjalan melawan arah aliran (ke hulu) dapat di trace tempat asal float tersebut
- Jarak float terhadap source (asalnya) dapat di duga dari ukuran dan bentuk butiranya, serta sifat-sifat sungainya (banjir, dan lain-lain), juga keadaan penyebarannya
- Float yang ditemukan diplot dipeta serta dicatat sifat-sifatnya (ukuran, bentuk permukaan, dan komposisinya)
• Tracing dengan panning (mendulang)
- Caranya sama dengan tracing float
- Dilakukan untuk ukuran butiran yang (lebih) halus
- Biasanya untuk mencari mineral berat
Keduanya cara tracing ini biasanya diteruskan dengan cara trenching atau test pitting, yaitu mulai di tempat dimana float hilang ke arah atas tebing
• Trenching (pembuatan parit)
- Terbatas pada overburden yang tipis saja
- Kedalaman efektif/ekonmis 2-2,5 m (dengan sekop)
- Dibuat tegak lurus terhadap jurus ore body atau formasi
- Dibuat mulai dari bagian yang rendah sehingga terjadi self draining (pengeringan langsung)
• Test pitting (pembuatan sumur uji)
- Untuk endapan yang terlalu dalam bila dibuat parit
- Overburden harus bebas dari bongkah-bongkah besar dan air
- Penyanggaan sesedikit mungkin agar tidak mudah longsor
- Barisan sumur uji dibuat tegak luruh (strike)
- Kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m, hal ini tergantung pada kestabilan dinding dan kemampuan pekerja/peralatan
Untuk tubuh atau badan bijih (ore body) yang tidak tersingkap atau tidak terlihat tanda-tandanya di permukaan dipakai cara-cara :
- Geofisika (tak langsung)
- Pemboran (drilling)
- Pembuatan shaff (shaff shinking)
- Memperhatikan Korelasi Fenomena Geologi
- Mendesain dimensi mineralisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip geologi (gambar K,L,M,N)
Prospeksi di Daerah Endapan Aluvial (Placer)
Endapan aluvial : ialah endapan yang terbentuk akibat proses konsentrasi mekanis dari hasil pelapukan batuan asal
Endapan aluvial dapat terbentuk bila mineral bijih tersebut :
- Mempunyai berat jenis tinggi
- Kekerasan tinggi
- Daya tahan terhadap pelapukan kimia tinggi
Contoh mineral atau native element yang terdapat pada endapan aluvial antara lain :
Emas (Au)
Perak (Ag)
Kasiterit (SNO2)
Intan (C)
Platina (Pt)
Ilmenit (FeTiO3)
Magnetik (Fe3O4)
Teknik Pemboran
Tujuan dari pemboran ini bisa bermacam-macam, antara lain bisa digunakan untuk :
- Pengambilan contoh (sampling) pada kegiatan eksplorasi
- Produksi/kontruksi (Pada air tanah, minyak bumi)
- Peledakan (pada kegiatan penambangan material keras)
Faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam pemilihan cara pemboran ini adalah :
- Tujuan
- Topografi dan geografi
- Litologi dan struktur geologi
- Biaya yang tersedia (dan waktu)
- Peralatan dan keterampilan
Jenis pemboran atau jenis bor (berdasarkan mekanisme pemecahan batuannya) :
- Perkusif (tumbukan)
- Rotasi
- Perkusif-rotasi
Jenis-jenis mesin bor dan cara bekerjanya :
- Cable, tool machine (bor mesin tumbuk percusive)
- Jet drilling
- Rotary drilling with mud
- Air rotary method
- Down the hole drilling method
- Reserve circulation drilling









































Gambar . Tujuan dan Kegunaan Pemboran
Tabel 1. Komponen Pemboran dan Fungsinya

A l a t F u n g s i
Mesin bor Memutar roda
Mengangkur rod
Transportasi
Mesin pompa Mengatur sirkulasi fluida bor (pembilas)
Derek / menara Menyangga beban
Hoist - Mengangkat rod, casing, core barrel
- Transpor alat
Rod - Mengantar rod dan bit
- Meneruskan tenga ke bit
- Menyalurkan fluida
Bit Memotong / menghancurkan batuan
Core barrel Menampung core (single, double, triple core barrel)
Core box Penyimpangan core
Fluida bor - Mengangkut cutting ke permukaan
- Mendinginkan bit
- Membantu memecah batuan
- Menyangga dinding agar tidak ambruk
- Meredam getaran
Casing - Menyangga dinding
- Mencegah kebocoran fluida
- Mencegah pengotoran
Reiming shell Memperbesar lubang
Chuck Memegang rod
Pompa hidraulik Mengatur WOB
Drill collar Menambah WOB
Core lifter Menahan core dalam core barrel
Stabilizer Merendam getaran
Tabel 2. Persoalan-Persoalan Dalam Pemboran

Lokasi - Jalan transportasi
- Alat transportasi
- Mesin yang sesuai
Biaya dan waktu - Efisien kerja
- Logistik
- Pemanfaatan tenaga dan waktu
Batuan keras - Bit yang cocok
- RPM
- WOB
Runtuhan dinding • Casing
• Fluida bor : - Kecepatan <<
- Viskositas
- BJ >>
- Bentuk mud cake
Water loss - Casing
- Penambahan mud (lumpur bor)
Bit leleh - RPM <<
- WOB <<
- Fluida >
Kedalaman - Tenaga cukup
- Rod cukup
- Casing cukup
- Debit dan tekanan pompa cukup
- Fluida bor tersedia
Benda jatuh/rod putus Fishing tools
Terjepit - Viskositas fluida bor diperbesar
- Tekanan fluida >>
- Tarik pakai hoist
- Putaran rendah dan kuat
- Dibantu dengan dongkrak
Eksplorasi Bawah Permukaan
Eksplorasi bawah permukaan dilakukan bila :
- Keadaan permukaan memungkinkan (Tidak mudah ambruk)
- Eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baik
Hal-hal yang perlu diperhatikan (syarat-syarat) :
- Pekerjaan harus berlangsung tetap di dalam badan bijih (ore body)
- Pekerjaan di mulai dari daerah-daerah dengan singkapan yang baik
- Biaya tidak boleh terlalu tinggi, sebab resiko yang dihadapi cukup besar
Eksplorasi bawah permukaan dilakukan dengan cara membuat :

- Tero wongan (tunnel)
- Shaft
- Raise
- Winze
- Drift
- Adit
- Cross cut
- Dan lain-lain

7. DESAIN EKSPLORASI DAN PERHITUNGAN CADANGAN
Penentuan pola eksplorasi pada pekerjaan eksplorasi suatu endapan mineral memegang peranan yang sangat penting. pola ini sangat tergantung sekali terhadap keadaan mineralisasi suatu endapan. Pola umum yang sangat sering digunakan adalah bujur sangkar, empat persegi panjang, segitiga, dan bentuk sembarang.
Disamping pola perlu ditentukan kerapatan pengambilan contoh (grid density) yang sangat tergantung pada variabel endapan. Endapan dengan variabilitas kadar yang besar memerlukan contoh yang relatif banyak (jarak antar titik pengambilan contoh harus relatif lebih rapat dibandingkan dengan suatu endapan yang homogen).
Besaran yang menyatakan variabilitas endapan secara kuantitatif dapat diekspresikan dalam koefisien varisi (coefficient of variation, CV)

contoh : - Endapan pasir besi mempunyai sebaran kadar sebagai berikut : 54 46 5* 45 39 48 62 50 51 44 %
 = 7,18 %
CV = 0,14
- Endapan emas aluvial mempunyai sebaran kadar sebagai berikut : 5 6 22 20 31 6 1 2 4 ppm


 = 10,39 ppm
CV = 1,04
Untuk beberapa besarnya cadangan suatu endapan bahan galian, ada beberapa metode perhitungan cadangan yang pemilihnya tergantung dari jenis endapan bahan galiannya. Beberapa perhitungan cadangan yang sering digunakan adalah :
- Cara isoline (dihitung berdasarkan garis kontur)
- Cara penampang
- Area of influenca :
• Extended area
• Include area
- Triangular grouping
- Blok system
- Cara geotatistik (kringing)




Altar Selanjutnya...

"Tulisan ini kupersembahkan untuk solusi negeriku"
Kehidupan mahasiswa identik dengan kehidupan kos-kosan. Walaupun kondisi anak kos tidak selalu identik dengan keprihatinan. Karena ternyata masih ada diantara mereka yang sanggup merasakan kehidupan yang glamor. namun jumlahnya tidak lebih banyak dari mereka yang hidup pas-pasan. Besar kecilnya pemasukan tergantung kiriman orang tua. Jika jatah dari orang tua habis sebelum akhir bulan, maka

mulailah mereka untuk mencari pinjaman kepada teman yang dianggap lebih mampu. Bulan berikutnya kembali berutang, hanya berpindah dari satu teman ke teman yang lain.
Bagaimana jika seluruh teman sudah jadi korban peminjaman? Langkah kedua adalah menjual asset. Mulai dari dispenser, rice coocker, lemari bahkan sampai komputer. jika dari dua usaha diatas ternyata uang yang didapat belum mampu mencukupi kebutuhannya, maka ditempuhlah cara yang ketiga, yaitu memangkas pos pengeluaran penting. Misalnya jatah pembelian buku, biaya makan, ongkos praktikum.
Inilah gambaran manajem anak kos yang hidup dalam kondisi serba kurang. Disatu sisi kebutuhan hidup kian meningkat dan harus segera dipenuhi dan disisi lain biaya kuliah terus mebumbung tinggi.
Namun ironisnya manajemen anak kos seperti di atas, secara sadar di adopsi oleh negara bernama Indonesia. Sungguh tidak logis ketika negara yang bertanggung jawab terhadap ratusan juta perut rakyat mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara dengan pola pengaturan ala anak kos.
Negeri yang oleh para pujangga kerap kali dijuluki sebagai “jamrud khatulistiwa” ini, selalu mengalami defisit. Ketika kondisi ini terjadi, sang Presiden sibuk untuk mencari bantuan kepada berbagai pihak, mulai dari negara tetangga sampai dengan lembaga moneter internasional, yang sejatinya merupakan lintah darat yang siap mengisap semua potensi kekayaan negeri ini.
Padahal jika mau jujur kekayaan Indonesia cukup untuk menghidupi seluruh rakyatnya. Sebuah ilustrasi : dalam bidang pertanian misalnya. Sebenarnya potensi pangan kita cukup untuk menghidupi 220 juta penduduk kita, dengan asusmsi perorang membutuhkan 500 gram beras perhari. Dan sawah kita mampu dipanen tiga kali setahun, dengan sekali panen mampu menghasilkan 7 ton beras tiap hektar. Dari hitungan ini maka hanya diperlukan dua juta hektar sawah untuk membuat kenyang seluruh penduduk negeri. Perlu diingat luas Indonesia adalah 190 juta hektar. Itu baru dari potensi pertanian, belum lagi ditambah dengan potensi pertambangan dan kehutanan. Walaupun begitu, negeri ini tak pernah berhenti dari aktivitasnya untuk mengemis mengharap belas kasihan negara sahabat, demi sebuah pemberian yang berlabel pinjaman luar negeri.
Setali tiga uang dengan manajemen anak kos, ketika langkah pertama tak mampu menyelesaikan masalah, maka ditempuhlah langkah kedua. Ketika utang semakin menggunung dan tak mampu dibayar, maka dijuallah asset penting. Ini pula yang dilakukan pemerintah. Tahun 2008 sedang mengantri 37 BUMN yang siap dijual termasuk kepada pihak asing.
Jika alternative pertama dan kedua telah dilaksanakan, segera direalisasikan alternative ketiga, yaitu memangkas pembiayaan pos-pos penting. Misalnya dalam kasus kenaikan BBM, akibat dipangkasnya alokasi dana untuk susbsidi BBM, walhasil rakyat sebagai pemilik sah sumber daya alam, dipaksa membeli hartanya sendiri dengan harga mahal.
Begitulah gambaran pengelolaan negeri ini. Negeri yang begitu kaya, namun rakyatnya mati kelaparan. Negeri yang begitu kompleks dikelola dengan manajemen anak kos. Sungguh ironis.
Masih banyak masalah yang menggerogoti negeri ini. Berbagai cara telah dicoba, namun hingga kini tak kunjung mebuahkan hasil.

Solusi masalah
Lalu mengapa semua ini terjadi? Ada tiga perspektif yang bisa kita gunakan untuk mengurai problematika bangsa ini. Pertama perspektif teknis ekonomi yang diajukan para ekonom, yang menyatakan bahwa, segala krisis yang terjadi adalah akibat fundamental ekonomi Indonesia yang lemah. Sehingga mereka mengajukan solusi untuk melakukan restrukturisasi utang luar negeri, meningkatkan ekspor, dan solusi lainnya. Hal ini telah dilakukan tetapi tidak menyelesaikan masalah.
Perspektif kedua adalah perspektif politik. Penganut perspektif ini mengatakan bahwa, krisis yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh rusaknya tatanan ekonomi, namun lebih disebabkan oleh rusaknya tatanan politik, yang berefek pada tidak demokratisnya pemerintahan. Beranjak dari analisis ini maka demokratisasi dilakukan disegala bidang, pemilihan presiden bahkan sampai pemilihan kepala daerah telah dilakukan secara langsung, namun ternyata sampai saat ini belum mampu menyelesaikan kiris multidimensional yang terjadi.
Perspektif ketiga adalah perspektif filosofi radikal. Teori ini memandang bahwa krisis multidimensional yang terjadi saat ini bukan semata-mata disebabkan oleh rapuhnya tatanan ekonomi dan rusaknya sistem perpolitikan namun semua krisis ini disebabkan oleh rapuhnya ideologi negara, sehingga berimbas pada kesalahan penerapan sistem. Sistem yang diterapkan saat ini bukanlah sistem yang ideal namun sistem yang cacat sejak lahir dan bersifat self destructive yaitu tatanan sistem kapitalisme-sekuler. Sehingga solsusi fundamental untuk menyelesaikan problem masyarakat saat ini adalah mengganti sistem sekuler dengan sistem yang baru.
Kegagalan sisstem kapitalisme tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun terjadi pula di negara yang menjadi pengusung utama sistem ini yaitu Amerika Serikat (AS). Di AS sejak tahun 1983 hampir tidak ada tetesan pertumbuhan ekonomi bagi rata-rata keluarga, yang ada hanyalah peningkatan pendapatan dan kekayaan yang menumpuk pada 20% penduduk terkaya.
Tsunami krisis global yang terjadi saat ini adalah bukti rapuhnya sistem kapitalisme sekaligus sebagai petandan umur kapitalisme tak lama lagi. Berhrap kepada pesaing kapitalisme yang menanmakan dirinya ideology sosialisme adalah pilihan yang “lucu”. Karena sosialisme telah bangkrut dan terbukti gagal menyelamatkan dunia.
Adalah sebuah pilihan bijak ketika mengarahkan perubahan sistem tersebut ke arah penerapan syariat Islam. Islam adalah satu-satunya ideology yang mempu memancarkan kemauliaan, bahkan mempersatukan dua pertiga belahan dunia, dan mampu bertahan selama 1300 tahun, serta berhasil memberi rahmat kepada seluruh alam, bukan hanya kepada orang Islam semata. Sistem kapitalisme dibawah pimpinan Amerika dan sosialis-komunis yang pernah diusung oleh negara yang kini telah hancur (Uni Soviet) belum mampu menyaingi kejayaan sistem Islam.

Menjamin Keamanan Dunia
Islam telah membuktikan dirinya sebagai penyelamat dan penjaga keamanan dunia. Jaminan keamanan ini diberikan sama kepada masyarakat Islam maupun non-Muslim. Sejarah telah membuktikan, kaum Yahudi Spanyol lebih memilih tinggal di wilayah negara Islam setelah inkuisisi oleh Ratu Isabella, karena keamanannya terjamin. Hal yang sama juga membuat orang-orang Rusia memilih tinggal di wilayah negara Islam pasca Revolusi Bolchevik.

Menciptakan Kemakmuran
Tak terbantahkan lagi, sewaktu sistem Islam masih eksis kemakmuran dunia begitu tampak. Misalnya pada masa pemerintahan Abdurrahman III memperoleh pendapatan sebesar 12 juta dinar emas (satu dinar setara dengan 4,25 gram emas). Diduga kuat jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri masehi latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, malainkan salah satu efek dari pemerintahan yang bersih dan didukung oleh kemajuan perrtnian dan industri. Sangat kontras jika dibandingkan dengan tatanan kehidupan saat ini. Justru pajak menjadi tulang punggung pendapatan negara, dan lebih aneh lagi, walaupun pajak terus dipungut, namun kehidupan tak kunjung membaik.

Menjamin Kesehatan Masyarakat
Islam telah menjamin pelaksanaan kesehatan yang bermutu dan murah, bahkan gratis. Pengelolaannya dilimpahkan kepada institusi negara sebagai pelayan masyarakat. Bukti historis telah menunjukkan bahwa Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh Nudruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Jadi dalam sistem Islam pelayanan kesehatan gratis bukan sekedar jargon.
Begitulah gambaran ketika kita memilih Islam sebagai solusi. Tidak hanya akan mensejahteran seluruh manusia (muslim maupun non-Muslim) bahkan mampu mensejahterakan dunia.


Altar Selanjutnya...