Lintah darat pendidikan yang bertajuk Badan Hukum Pendidikan (BHP) akhirnya disahkan juga. Memang jika ada rancangan undang-undang mengarah pada kapitalisasi yang hanya akan menguntungkan kaum pemilik modal dan mencekik rakyat jelata, maka yakinlah pengesahannya hanya masalah waktu. Lain halnya dengan peraturan yang bertujuan untuk menjaga moral bangsa (misalnya UU Pornografi) pengesahannya diwarnai dengan berbagai polemik


Atau ketika pemerintah didesak untuk mengelurakan aturan yang akan menjaga akidah umat, terkait pembubaran ahmadiyah sebagai aliran sesat, sampai saat ini pun aturan itu tak kunjung ada.
Kembali dengan modus operandi lamanya, pemerintah berusaha menenangkan hati masyarakat dengan sedikit melakukan kamuflase publik, agar mereka mau menerima konsep BHP sebagai instrumen pengatur sistem pendidikan. Pemerintah begitu bangga karena menurut mereka BHP adalah produk asli karya bangsa Indonesia. Selain itu pemerintah berdalih dengan konsep BHP maka sekolah dan kampus akan diberikan otonomi seluas-luasnya untuk menyelenggarakan proses pendidikannya. Itu artinya konsep BHP akan menjadi suatu legal-status kemandirian institusi pendidikan yang meniscayakan tidak adanya campur tangan pemerintah.
Namun walaupun racun dibalut dengan madu, ia tetap akan mematikan. Bagaimanapun BHP diselimuti dengan janji kemajuan pendidikan dan otonomi institusi pendidikan, kebobrokannya tetap akan tercium. Tengok saja bagaimana nasib beberapa kampus ternama di Indonesia yang telah menjadi korban “malpraktek” percobaan penerapan konsep BHP. Apakah nasib kampus-kampus itu menjadi lebih baik, seperti yang dijanjikan pemerintah? Ternyata tidak. Misalnya UI, pada tahun 1999 Dana Peningkatan Kualitas Pendidikan (DPKP) sebesar 1,5 juta rupiah, meningkat tiga kali lipat dari biaya sebelumnya yang hanya limaratus ribu rupiah. Untuk program Prestasi Minat Mandiri (PPMM) mengharuskan mahasiswa membayar uang masuk sebesar 50-60 juta rupiah, belum termasuk uang pangkalnya (admission free) yang kisarannya antara 5 – 25 juta rupiah.
Lain di UI lain pula di ITB, sebagai salah satu prototipe kampus BHP. Pada tahun 2007 ITB membutuhkan anggaran pendidikan sebesar Rp 392 miliar. Konsekuensi dari konsep BHP adalah kemandirian kampus termasuk dalam hal pencarian dana pendidikan. Terpaksa ITB harus mencari jalan keluar agar kebutuhannya terpenuhi. Lalu ITB menetapkan biaya SPP regular (S1) untuk tahun ajaran 2007/2008 sebesa 3,25 juta rupiah/semester. Bahkan sekolah bisnis manajemen dikenakan biaya sebesar Rp 625.000/SKS. Seperti inikah konsep kemandirian yang dijanjikan oleh pemerintah?
Ini adalah harga mahal yang harus dibayar bangsa ini akibat diterapkannya pendidikan bebasis pada sistem kapitalis-sekuler. Ideologi kapitalisme meniscayakan sektor politik, ekonomi, termasuk pendidikan dikelola dengan pengelolaan yang kapitalistik. Apapun boleh dijual selama mendatangkan keuntungan walaupun dengan itu rakyat harus tercekik dan menangis. Pendidikan yang awalnya bersifat sosial berubah menjadi profit oriented. Visi misi pendidikan yang begitu suci telah berubah dan dijadikan instrument yang dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah. Tampaknya pemerintah tidak sadar jika konsep politik ekonomi lissez faire seperti yang diserukan Adam Smith telah mewabah dan merasuki dunia pendidikan. Intinya biarkan bebas, pemerintah jangan ikut campur tangan dalam permasalah regulasi ekonomi termasuk pendidikan.
Seharusnya para mahasiswa atau siapapun yang menentang konsep BHP jangan terjebak hanya sebatas menentang pemberlakuan BHP. Karena BHP adalah buah dari hegemoni sistem kapitalisme yang kian melilit bangsa ini. Menolak BHP tanpa menolak sistem global yang melahirkannya (kapitalisme) jelas tidak akan menyelesaikan masalah. Olehnya itu diperlukan adanya sistem alternatif untuk mengganti sitem kapitalisme. Dan ternyata jawabannya ada pada syariat Islam.
Paradigma sistem kapitalisme dalam mengelola pendidikan sangat berbeda dengan sistem syariat Islam. Sistem Islam memandang bahwa pendidikan adalah kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah wajib mewujudkan pendidikan gratis kepada semua warga negaranya tanpa terkecuali. Baik itu muslim maupun non muslim, semuanya wajib mendapat pelayanan pendidikan gratis. Karena dalam Islam fungsi pemerintah adalah melayani kepentingan masyrakat, bukan malah menjadi lintah yang menghisap darah rakyatnya.
Mungkinkah sistem Islam mewujudkan pendidikan gratis? Jawabnya sangat mungkin. Ambil contoh dalam APBN 2007 anggaran sektor pendidikan adalah Rp 90,1 triliun. Jumlah ini sangat mungkin terpenuhi jika pengelolaan sumber daya alam dikelola dengan sistem Islam pula. Dalam Islam kekayaan alam tidak boleh dimiliki oleh individu (seperti apa yang diprektekkan dalam sistem kapitalisme saat ini) melainkan harus dikelola oleh negara dan keuntungannya dikembalikan kepada masyarakat.
Sebut saja potensi hutan berupa kayu (data 2007) sebesar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 25 triliun rupiah. Selain itu potensi hutan berupa ekspor tumbuhan dan satwa liar (data 1999) sebesar Rp 15 triliun. Ditambah lagi dengan pendapatan emas PT.Freeport di Papua sebesar Rp 40 triliun dan pendapatan gas blok Cepu pertahun sekitar Rp 10 triliun.
Dari empat potensi itu saja telah diperoleh dana Rp 90 triliun. Jika masih kurang tegakkan supremasi hukum yang berbasis pada hukum Islam yang tegas tanpa pilih kasih, maka akan diperoleh tambahan Rp 54 triliun. Data ICW tahun 2006 menyebutkan angka korupsi Indonesia sebesar Rp 14,4 triliun. Dan harta negara yang hilang akibat illegal loging sebesar Rp 40 triliun.
Ini baru potensi kekayaan Indonesia saja. Bagaimana jika kaum muslimin sedunia melebur dan mendirikan institusi politik yang pernah dibangun oleh Rasulullah saw yaitu daulah khilafah islamiyah yang akan mempersatukan seluruh negeri kaum muslimin? Tentu ini akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat. Bayangkan saja potensi kekayaan alam Indonesia digabungkan dengan potensi kandungan ladang minyak yang ada di Timur Tengah. Jangankan membiayai pendidikan gratis, pembiyaan kesehatan dan pelayanan publik yang lain bukan mustahil bisa dilaksanakan dengan gratis. Kemakmuaran dan kesejahteraan pun akan terjamin, seperti apa yang terjadi pada masa kegemilangan Islam dibawah pimpinan khalifah Umar Abdul Aziz yang pada saat itu tak ada satu pun warga negaranya yang hidup miskin.
Fakta diatas adalah bukti urgensi penerapan syariat Islam secara kaffah. Karena sistem pendidikan Islam tidak akan mungkin bisa berdiri sendiri tanpa ada dukungan pendanaan dari sistem ekonomi yang kokoh. Kekokohan sistem ekonomi dapat terwujud jika diterapkan sistem ekonomi Islam. Sistem Ekonomi Islam pun tak dapat berdiri sendiri tanpa ditopang oleh sub sistem Islam yang lain.
Sistem pendidikan Islam yang mengharuskan pendidikan dikelola dengan biaya murah bahkan gratis, bukan berarti menomorduakan kualitas pendidikan. Selain gratis, kualitas pendidikan Islam pun tak perlu diragukan. Karena dalam paradigma Islam tidak ada pemisahan antara pendidikan sains dan pendidikan agama, seperti apa yang diterapkan saat ini. Adalah hal yang wajar jika sistem pendidikan Islam mampu melahirkan sosok seperti Ibnu Sina. Beliau ahli dalam bidang kedokteran juga pakar dalam fiqh Islam. Atau Al-Khawarizmi sang penemu angka nol. Beliau adalah pakar matematika namun kualitas ilmu keislamannya tak perlu diragukan.
Maka tak ada solusi lain tanggalkan konsep BHP dan hancurkan induk yang melahirkannya yaitu sistem kapitalisme yang telah terbukti menjadikan pendidikan sebagai barang mahal. Satu-satunya sistem yang layak menggantikan sistem kapitalime adalah sistem Islam yang telah terbukti kegemilangannya mampu memimpin sekaligus mensejahterakan dunia. Namun penarapan sistem Islam tidak sempurna jika tidak diwujudkan institusi politik tangguh (khilafah islamiyah) yang akan mengawal sekaligus melindungi penerapan sistem Islam.

Altar Selanjutnya...

Ya Allah aku tak pernah menyangka kalau sekarang aku dapat mengarungi sebentang jalan yang tak semua orang mau dan mampu merasakan kenikmatannya. Padahal jalan ini indah, bertabur berkah dan penuh dengan aura kesejukan. Namun sayang makhluk-Mu beranama syaitan telah menburkan hamparan duritajam sehingga membuat orang enggan melintas. Hanya orang-orang terpilih yang tak bisa tertipu dengan fatamorgana duri tajam yang sebenarnya tak nyata ada. Ya…itulah jalan dakwah, jalan yang begitu indah.

Selama beralbuh di lautan dakwah, merengkuh indahnya janji Allah nan pasti, banyak sekali hempasan gelombang kecil yang semakin menambah indahnya perjuangan ini. Gelombang kecil yang membuat perjalanan ini terwarnai dengan canda tawa, linangan air mata, datau kerutan kening pertanda ekspresi kebingungan yang semakin membuncah.
Kebingungan…??? Ya kebingungan, itulah sedikit pariwara yang sering terselip disela-sela perajalanan dakwah. Pejuang dakwah…aku punya sedikit cerita mengenai kebingungan. Setiap aku mewarnai perjalanan dakwah ini dengan dua tanya, selalu saja kebingungan hadir menampakka dirinya.
Aku sering beratanya dalam beberapa kesempatan baik yang bersifat formal ceremonial atau bersifat non formal ditengah pembicaran warung kopi. Pertanyaannya seperti ini, “Tolong sebutkan dua hari yang peling bersejarah dalam kehidupan Anda. Sebuah pertanyaan yang singakat dan lugas, namun yakinlah Anda harus memutar otak untuk menjawabnya. Tidak percaya??? Coba sendiri…
Sebagian orang jika ditanya sebutkan dua hari yang paling bersejarah dalam hidup Anda. Maka sebagian besar untuk hari yang pertama tak ada yang mengalami kesulitan dalam menjawabnya. Sebagian besar mereka, termasuk saya dan mungkin juga Anda hari kelahiran kitalah sebagai hari yang paling bersejarah dalam hidup kita. Wajar memang jika hari kelahiran dijadikan sebagai dijadikan sebagai hari yang paling bersejarah. Karena hari itulah hari dimana kita pertama kali menghirup udara dunia. Konon kabarnya aroma sekularisme dan sosialisme yang begitu busuk menyengat hidung, sehingga membuat si bayi kecil menangis sejadi-jadinya, tak sudi menatap dunia yang begitu hina. Ah…ini hanya cerita meraka yang memiliki dendam kesumat sampai di ujung ubun-ubun mereka.
Okey…kembali ke pembahasan kita, sebutkan dua hari paling bersejarah dalam hidup Anda. Ehm…okey hari pertama adalah hari kelahiran lalu kira-kira hari kedua yang paling bersejarah dalam hidup Anda, kapan??? Disinilah banyak yang mulai bingung harus menjawab apa. Ada yang bilang hari disaat mereka menemukan penyempurna imannya alias menikah…its okey…atau saat mereka diterima di universitas paling bergengsi di kawasan Indonesia timur, universitas Hasanuddin, pokoknya banyaklah variasi jawaban. Namun aku sendiri mempunyai jawaban. Jawaban yang lebih logis, lebih mengesankan dan sarat akan makna. Menurutku hari yang paling bersejarah dalam kehidupan kita setelah hari kelahiran adalah hari dimana kita bisa menjawab tiga pertanyaan yang paling mendasar, dari mana aku diciptakan, untuk apa aku hidup didunia, dan mau kemana setelah kehidupan dunia ini berakhir.
Tahukah anda ketika tiga pertanyaan mendasar ini belum terjawab, maka jangan harap anda mempunyai orientasi hidup yang jelas. Kalaupun Anda bisa menjawab, namun jawaban anda salah maka yakinlah anda akan mengarungi bahtera kehidupan ini dengan haluan yang salah.
Pada tanggal 31 Desember lima tahun silam, saat langit malam kota Jayapura Papua diwarnai dengan kilatan kembang api pada saat itulah aku mampu menjawab tiga teka teki kehidupan tersebut. Aku diciptakan oleh Allah, hidup untuk beribadah kepada Allah dan kelak aku akan kembali kepada Allah pada satu daridua tempat, surga atau neraka.
Saat itulah ku jadikan 31 Desember, sebagai hari yang paling fenomenal dalam hidup ini…

Terimakasih… kepada Allah dan Rasul-Nya yang telah memberikan aku kesempatan memperjuangkan agama-Nya.
Terimakasih… kepada syaikh Taqiyuddin An-Nabhani yang telah membantuku mengurai tiga teka teki besar kehidupan, melaui kitabnya nizhamul Islam, kitab putih berjudul merah yang begitu menggugah.
Terimakasih… kepada mereka yang telah memaksaku masuk surga dan tidak rela melihatku ikhlas masuk neraka….R dan DR…

Dan untuk mereka yang sampai detik ini belum mampu menjawab tiga teka teki kehidupan, bersegeralah sebelum maut datang menyambarmu, disaat penyesalan tak ada guna…


Altar Selanjutnya...

1 Agustus 2008
Dear Diary…setitik sinar mentari merasuki kamarku, melewati cela jendela yang tak tertutup rapat. Ku buka jendela seraya menantang matahari yang terbit di ufuk timur. Hamburan sinarnya mengingatkanku, akan hari yang kun anti ini. Karena hari ini aku harus melangkahkan kakiku untuk menapaki kampus merah Universitas Hasanuddin.
Diary…aku harus melakukan registrasi ulang, karena ternyata namaku terselip dalam daftar nama mahasiswa yang lulus di universitas favorit ini.


Namun tampaknya tak semua rangkaian hari ini dapat aku lalui dengan senyuman. Wajahku sempat berkerut disaat segerombolan mahasiswa memaksaku untuk membeli stiker lusuh dengan harga yang begitu mahal. Ditambah lagi biaya foto copy dan cuci foto yang muahal buanget…ya…nasib…nasib jadi mahasiswa baru…
Diary…sampai disini dulu yah…kisahku hari ini…aku harus istirahat, soalnya besok aku harus kembali, apalagi formulir pendaftaranku belum terisi…lagi-lagi aku bingung, soalnya banyak sekali kolom yang harus diisi. Ya sudahlah besok saja aku bertanya di tempat registrasi… Diary seandainya kamu bisa membantu mengisi formulir ini..???!!!

2 Agustus 2008
Diary…aku punya pengalaman menarik dihari ini. Tahu nggak tadi ketiika aku pusing tujuh keliling karena gak tau isi formulir ternyata ada cewe’ duduk disampingku..ya jaraknya sekitar 2 meter lah. Cewe’nya berkerudung hitam dan pake baju semacam jubah berwarnah merah. Aku lihat dia lancer-lancar saja tuh ngisi formulirnya. Ya…daripada kebingungan aku memberanikan diri untuk bertanya sama dia…soalnya mahasiswa lain juga pada bingung. Masa’ sih orang bingung bertanya sama orang bingung…lucu kan…!!! Setelah aku medapat sedikit penjelasan dari cewe’ berkerudung hitam ia lantas bertanya…
“Kamu lulus dimana?”tanya cewe’ berkerudung hitam yang tetap sibuk mengisi kolom formulirnya yang belum terisi.
“Em…aku lulus di fakultas teknik?” jawabku dengan agak kaget.
“Oh kalo fakultas teknik pengembalian formulirnya disebelah sana!” sambil menunjuk kearah arah loket yang berada diujung gedung.
Aku langsung bergegas menuju loket yang ditunjukkan tadi. Alhamdulillah semua formulirku sudah terisi benar dan diterima oleh petugas registrasi, jadi selesai deh urusanku…
Aku bergegas kembali ke tempatku mengisi formulir, untuk menemui cewe’ berkerudung hitam tadi. Ya…karena tadi aku berlalu begitu saja dan lupa mengucapkan sekedar terima kasih padanya. Eh ternyata dia sudah tidak ada…trus lupa tanya nama lagi…benar-benar aku ini orang yang tak pandai berterima kasih. Aku berusaha mencarinya tapi tampaknya ia telah lama berlalu. Ku coba mendekati loket fakultas kedokteran tempatnya menyetorkan formulir tadi…semoga saja aku masih bisa sekedar mengetahui alamat, nomor hp-nya atau minimal namanya…namun ternyata petugas registrasi telah menyimpan berkasnya dan melayani mahasiswa selanjutnya…ya sudahlah aku berharap suatu saat nanti bisa bertemu lagi dan berterima kasih langsung padanya.
Dairy…ada satu pengalama lagi nih…pas aku lagi jalan ternyata aku bertemu lagi dengan segerombolan mahasiswa. Tapi yang ini wajahnya ramah-ramah dan yang paling penting bukan penjual stiker. Salah satu dari mereka mendekatiku. Ya…aku sok kenal sok dekat aja… mereka membagikan brosur dan buku kecil yang imut banget. Disitu ada tulisan LK-USWAH (Lembaga Kajian Ukhuwah Mahasiswa Islam Universitas Hasanuddin). Setelah ku tuliskan biodataku aku pun berpamitan. Wah ternyata masih ada ya, mahasiwa yang ramah seperti mereka…

25 Agustus 2008
Diary…diary…lihat nih laporan praktikumku menumpuk, mana harus ketik manual lagi, tugas juga belum selesai dan harus dikumpul besok…aduh cape’ banget ya jadi mahasiswa, ternyata tak seindah yang aku bayangkan dulu sewaktu aku masih berseragam putih abu-abu. Namun aku tak boleh mengeluh aku harus menyelasikan semua ini…siapa suruh jadi mahasiswa, sendiri suka sendiri rasa, tapi aku yakin Allah pasti aka menolongku…

30 September 2008
Halo dairy…masih bersedia kan menjadi penampung keluh kesahku…hari ini ada kejadian menarik lho. Tadi pagi pas habsi kuliah HP berdering pertanda ada pesan masuk…aku pikir paling dari anak-anak kurang kerjaan yang minta ditraktir….ternyata darinomor gak dikenal…isinya begini nih…
Assl, maaf d’ menganggu, kmi dr LK-USWAH mo mngundang utk hdir dlm acr BASIC MAFAHIM pada hari sabtu 4 Oktober 2008 pkl 08.00 di LT.5 Fak. Kedokteran, sykrn
LK-USWAH….???? Ya aku ingat dulu sewaktu pendaftaran ulang aku sempat dicegat sama anggota LK-USWAH, dan disuguhi senyum ramah pejuang Islam. Diary ini momen yang bagus untuk bisa mengenal lebih dekat apa sih LK-USWAH itu…tapi kaya’nya kamu harus menunggu seminggu lagi deh baru aku bisa menulskan pengalamanku mengikuti BASIC MAFAHIM…Ok diary selamat menunggu ya kisah selanjutnya…to be continued…

4 Oktober 2008
Wah…diary…seru…seru…banget acara BASIC MAFAHIM-nya LK-USWAH, ternyata pembelajaran Islam yang disajikan oleh LK-USWAH beda banget dengan pelajaran agamaku selama di SD, SMP, SMA. Banyak sekali jhal baru yang aku dapat dalam acara ini…misalnya….
• Aku sadar bahwa ternyata selama ini aku adalah mahasiswa yang egois, ternyata keberadaanku selama ini di kampus hanya memikirkan masalah kuliah semata…aku hanya memikirkan bagaimana menyelesaikan setumpuk laporan praktikum…sementara dibelahan bumi yang lain banyak saudara-saudaraku seiman yang tak bisa tidur nyeyak karena hari-hari mereka selalu diwarnai dengan ledakan bom nuklir…ternyata selama ini aku tak pernah memikirkan nasib anak-anak kaum muslimin di Palestina yang hidup hanya beratapkan langit dan beralaskan tanah karena rumah mereka telah di luluh lantahkan oleh tentara kafir Amerika….ternyata selama ini aku tak pernah memikirkan nasib dan jeritan kaum muslimah yang dilecehkan kehormatannya oleh kaum kafir penjajah…Lalu kira-kira apa jawaban kita ketika Allah di yaumil akhir nanti bertanya “Apa yang telah engkau lakukan disaat agama Islam dinistakan? Disaat saudaramu di Palestina, Libanon, dibantai? Apakah kau tidak mendengan jeritan kaum muslimah meminta pertolongan kepadamu? Diary… aku sadar sebagai seorang mahasiswa yang harus unggul dalam akademik, ternyata aku juga harus menjadi pejuang-pejuang Islam yang rela mengorbankan apapun demi tegaknya agama Allah.
• Aku bisa memahami hakekat keberadaanku sebagai seorang manusia. Aku telah mendapatkan penjelasan secara gambling dan teramat jelas mengenai tiga pertanyaan mendasar yang harus dipecahkan oleh seorang manusia, yaitu DARI MANA IA DICIPTAKAN???UNTUK APA IA DICIPTAKAN??? DAN MAU KEMANA SETELAH KEHIDUPAN INI BERAKHIR??? Setelah pertanyaan itu terjawab, rasanya aku mendapatkan semangat hidup baru…dan semakin jelas kemana akan ku arahkan hidup ini.
• Akupun sempat mengikrarkan diri untuk menjadi seorang HARISAN AMINAN LIL ISLAM (penjaga Islam yang terpercaya)yang siap berjuang di jalan Islam apa pun taruhannya. Bahkan sampai nyawa pun siap aku korbankan…karena dibalik pengorbanan itu aku yakin SURGA Allah (yang didalamnya penuh dengan kenikmatan) sudah menantiku. Allahuakbar!!!
Diary…sebenarnya masih banyak pengalaman manis yang aku dapat selama mengikuti BASIC MAFAHIM… Namun biarkanlah itu menjadi kenangan yang telah terpatri dalam kisah hidupku. Namun yang jelas mulai hari ini aku akan menjadi mahasiswa luar biasa…yaitu MAHASISWA PENGEMBAN DAKWAH.
Diary sudah dulu ya…karena masih banyak agenda dakwah yang harus aku kerjakan nih…aku sekarang kan bukan mahasiswa kacangan yang Cuma mengurusi urusan akademik saja…tapi aku mahasiswa plus yang selain mengurusi urusan akdemik juga mengurusi urusan umat, agar umat Islam bisa kembali mulia dan Islam bisa kembali tegak!!!

2 Agustus 2015
Ah…diary sungguh segar terasa hari ini. Hati ini terasa lapang setelah melalui sepertiga malam dengan tunduk tersipu dan mengaku hina dihadapan Allah dalam shalat tahajud. Kesegaran hati bertambah ketika raga ini masih sanggup memenuhi panggilan Allah dalam seruan azan subuh.
“abi… jangan lupa ya hari ini ada jadwal ngisi materi di acara BASIC MAFAHIM-nya LK-USWAH…jangan sampai telat ya…kasian klo panitianya menunggu lama,”terdengar sayup-sayup suara yang begitu merdu mengigatkan agenda dakwahku hari ini.
Ya…suara itu adalah suara bidadari kecilku yang selalu mengingatkanku akan agenda dakwah dan menjadi penyemangat disaat semangat dakwah ini mulai luntur. Dialah istriku Aisyah namanya, sebaik-baik perhiasan dunia.
Diary aku sempat tersenyum membaca curhatku dulu padamu…tahu gak…ternyata istri shalihah dan cantik akhlaknya yang mendampingiku saat ini adalah cewe’ berjilbab hitam yang pernah membantuku mengisi formulir pendaftaran ulang mahasiswa baru di gedung registrasi, tujuh tahun silam. Subhanallah…sungguh besar karunia Allah, ternyata aku menemui “penyempurna imanku” di jalan dakwah.
Sungguh Allah adalah Dzat yang tidak mungkin menginkari janji-Nya. Ia telah berjanji dalam Al-Quran Surah Muhammad ayat 7…”Hai orang-orang yang beriman, tolonglah agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”
Jadi jika ingin ditolong oleh Allah dalam mengarungi kehidupan ini, maka tolonglah terlebih dahulu agama Allah. Dan wujud nyata pertolongan kita kepada agama Allah adalah bergabung dengan lembaga dakwah kampus, yang berjuang untuk mewujudkan kampus Islami dan menegakkan Islam di seluruh penjuru dunia. Dan insya Allah…aku kan selalu berjuang untuk itu…
Teruntuk rekan-rekanku para pejuang dakwah, jangan pernah berhenti memperjuangkan agama ini sampai Islam tegak atau kita binasa kareanya….
Dan juga teruntuk bidadari kecilku yang sampai saat ini belum aku tahu bagaimana wujudmu, namun aku yakin saat detik ini berlalu engkau pun sementara bergelut dengan debu-debu perjuangan dakwah…

Altar Selanjutnya...
Jumat, 22 Mei 2009

khazanah Islam 21 Mei 2009

IM kira fenemona menarik apa saja yang muncul setelah pemilihan calon legislatif 9 April 2009 lalu? mungkin jawaban kita tidak luput dari kisruhnya daftar pemilih tetap, kekecewaan para caleg yang gagal kemudian meminta kembali semua barang yang telah diberikannya pada saat kampanye, dan tentunya yang tidak kalah menariknya adalah jumlah orang stress yang berasal dari caleg yang tidak terpilih meningkat dengan drastis.

Bahkan ada diantara mereka yang telah menderita stress yang begitu akut sampai memilih untuk menakhiri hidupnya, seperti apa yang terjadi pada seorang caleg wanita daerah pemilihan kota Banjar yang tengah hamil 4 bulan, nekat gantung diri dengan menggunakan kain kerudungnya. Karena berdasarkan hasil perhitungan suara, Ia memperoleh suara tidak lebih dari 10 suara.
IM, jumlah kontestan yang mengikuti pemilihan caleg 2009 berjumlah 1.624.977 orang dan diprediksikan yang mengalami gangguan jiwa lazim sebanyak 180.000 dan gangguan jiwa berat sebanyak 4.800 orang. Sedangkan yang memerlukan perawatan di rumah sakit jiwa sekitar 480 orang. Bisa diprediksi IM, jumlah penghuni rumah sakit jiwa meningkat drastic. Bahkan di beberapa daerah telah menyiapkan ruangan khusus untuk caleg yang mengalami stress, jauh hari sebelum pemilihan caleg dilaksanakan.
Maka wajar saja IM, jika ada yang berpendapat bahwa setelah pemilu legislatif profesi yang akan panen untung adalah ahli jiwa dan rumah sakit jiwa.
IM…lalu apa hubungannya acara kita khazanah Islam dengan fenomena caleg stress? Memang yang akan kita bahas bukanlah fenomena caleg stress, namun yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini adalah para saintis atau ilmuan Islam sebagai perintis pengobatan penyakit jiwa.
Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan penyakit jiwa. Tak cuma itu, Barat juga menyatakan rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah Vienna's Narrenturm yang dibangun pada tahun 1784. Benarkah klaim peradaban Barat itu?

Klaim itu tentu sangat tak berdasar. Sebab, jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad. Menurut Syed Ibrahim B PhD dalam bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times", mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.
IM muslimin kembali lagi lagu lama yang selalu diperdendangkan oleh ilmuan barat, mereka selalu mengklaim bahwa merekalah yang selalu menjadi perintis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, termasuk dalam pengembangan ilmu kejiwaan di dunia, seolah-oleh ilmuan baratlah yang menjadi pahlawan, sehingga dunia harus berterima kasih kepada mereka. Ternyata semua ituhanyalah pemutar balikan sejarah. Sejarah sesungguhnya adalah ilmuan Islamlah yang menjadi pahlawan perkembangan sains.
Bagaimana mungkin IM ilmuan barat menjadi perintis ilmu jiwa atau psikologi di di dunia, sementara pengkajian mereka tentang kejiwaan saja sampai saat ini masih banyak yang menyimpang. Bagaiman ampai pengkajian mereka tentang kejiwaan bisa menyimpang? Berikut sejarahnya….
IM…ilmu jiwa atau psikologi dirasa sangat penting ketika ada fenomena orang sakit jiwa (gila). Pada masa lalu dihampir semua kebudayaan, orang gila sering dianggap orang yang jiwanya goyah karena kurang imannya, kena sihir atau kerasukan setan. Akibatnya terapi atas orang gila adalah terapi keagamaan atau ritual pengusiran setan (ruqyah). Terapi ini kadang berhasil, namun kadang juga gagal. Pandangan bahwa orang gila karena kekurangan iman juga tidak cocok. Mengapa? Karena kenyataannya bahwa Rasulullah sendiri tidak memandang semua orang kafir sebagai orang gila, meski jelas mereka tidak mempunyai iman.
Namun pandangan seperti ini di barat masih bercokol hingga zaman modern, bahkan sebagian hingga kini. Seorang ilmuan barat yang sering dieluk-elukkan sebagai bapak psikologi dunia yaitu Sigmaund Freud, pria asal Austria yang dianggap sebagai bapak psikologi modern disebut modern karena mempelajari ilmu jiwa secara eksperimental dan menganggap bahwa gangguan jiwa terjadi karena ada gap (perbedaan) antara ide (rasio), ego (nafsu),dan superego (hati nurani) dan gap ini harus dijembatani. Dalam bukunya yang berjudul Die Deutng der Traumen (arti mimpi-mimpi) dia menyatakan bahwa beberapa kasus kejiwaan disebabkan oleh keinginan seks yang tidak terpenuhi, sehingga saran terapinya adalah memberikan pasien kesempatan melakukan hubungan seks.
IM bayangkan jika teori Sigmaund Freud ini diterapkan maka, bukan saja orang penderita sakit jiwa yang akan meningkat namun yakinlah tingkat perzinaan pun akan semakin melonjak. Maka wajar saja jika teori pengobatan jiwa sebenarnya bukan berasal dari barat. Dengan teorinya mereka bermaksud mngatasi problematika dunia, namun ternyata yang terjadi justru menimbulkan masalah baru.
IM…lalu apa bukti jika peradaban Islamlah yang menjadi cikal bakal perkembangan ilmu kejiwaan di dunia?

Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.

Mari kita bandingkan dengan Inggris. Negara terkemuka di Eropa itu baru membuka rumah sakit jiwa pada t1831 M. Rumah sakit jiwa pertama di negeri Ratu Elizabeth itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwell sebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwa setelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelah itu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.

Lalu bagaimana peradaban Islam mulai mengembangkan pengobatan kesehatan jiwa? Menurut Syed Ibrahim, berbeda dengan para dokter Kristen di abad pertengahan yang mendasarkan sakit jiwa pada penjelasan yang takhayul, dokter Muslim justru lebih bersifat rasional.

Para dokter Muslim mengkaji justru melakukan kajian klinis terhadap pasien-pasien yang menderita sakit jiwa. Tak heran jika para dokter Muslim berhasil mencapai kemajuan yang signifikan dalam bidang ini. Mereka berhasil menemukan psikiatri dan pengobatannya berupa psikoterapi dan pembinaa moral bagi penderita sakit jiwa.

''Selain itu, para dokter dan psikolog Muslim juga mampu menemukan bentuk pengobatan modern bagi penderita sakit jiwa seperti, mandi pengbatan dengan obat, musik terapi dan terapi jabatan,'' papar Syed Ibrahim.

Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan keseharan spritual dan kesehatan psikologi.

Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb . Ia pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat berhubungan dengan kesehatan badan. Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan, tutur al-Balkhi.

Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.
Dan ternyata Islam hadir sebagai pandangan hidup yang sempurna dan mempu menjamin keseimbangan hidup. Inilah bukti kehebatan Islam, yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain dan ideology lain selain Islam.

Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Menurut dia, depresi bisa disebabkan alasan yang diketahui, seperti mengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secara psikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang tak diketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisa disembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran.

Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.

Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.
Dan yakinlah IM…jika seseorang itu adalah seorang muslim sejati maka dia akan selalu mempunyai rasa percaya diri, karena banyak sekali janji Allah yang meletakkan kaum muslimin pada derajat terbaik. Jika dia seorang muslim sejati maka dia akan menjalani hidup ini tanpa ada rasa putus asa, karena Ia yakin Allah terus bersamanya dan Allah akan selalu menunjukkan jalan keluarnya, selama kita taat dan patuh pada syariat-Nya.

adalagi seorang ilmuan muslim yang sangat terkenal dalam perkembangan ilmu kejiwaan yaitu al-Razi. Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi , dokter Muslim legendaris al-Razi juga telah berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.

Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad. Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkan pemikirannya untuk pengobatan penyakit kejiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran. Tokoh Al-Farabi ini bahkan cukup unik. Beliau menekuni bagaimana memberikan kondisi yang nyaman bagi kebanyakan orang dan menemukan bahwa bunyi yang ritmis namun lembut mampu menciptakan hal itu. Karena itu kemudian dia mempelajari irama music hingga kea lat-alatnya dan menemukan hubungan matematika antara tanggga nada. Al farabi menuliskan buku kitab al-musiqa (buku tentang music) dan menemukan beberapa jenis instrument, termasuk didalamnya yang zaman sekarang berkembang menjadi piano.
Berbeda dengan instrument music rebana yang sudah ada di tanah Arab sejak zaman pra-Islam dan umumnya dipakai untuk mengiringi acara pesta gembira, denting piano yung lembut dan menenangkan justru semula diciptakan oleh al-farabi sebagai alat menciptakan efek terapi pada kondisi mental, yang seterusnya juga akan berefek positif pada kondisi kesehatan fisik.

Selain itu, Ibnu Zuhr, alias Avenzoar juga telah berhasil mengungkap penyakit syaraf secara akurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atau Averroes ilmuwan Muslim termasyhur - telah mencetuskan adanya penyakit Parkinson’s.
IM kita bisa melihat bagaimana ilmuan Islam pada saat itu adalah orang-orang yang sangat produktif untuk berpikir. Dari ilmu jiwa ternyata bisa dikembangkan sampai dengan ilmu saraf.

Sejarawan Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakin bahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulis Elements of Psychophysics pada tahun 1860 M. Begitulah, kedokteran dan psikologi Islam mengembangkan pengobatan penyakit jiwa.


IM…tidak salah jika kita berkesimpulan bahwa dunai kedokteran khususnya kedokteran jiwa, harus berterimakasih kepada umat Islam. Karena kepiawaian merekalah duni psikologi bisa semaju saat ini.
Kontribusi umat Islam bagi peradaban manusia adalah fakta yang tak terbantahkan. Para sejarawan sains Barat dalam sebuah konferensi mengakui bahwa dunia kedokteran modern berutang begitu banyak terhadap para ilmuwan Muslim di era keemasan Islam. Betapa tidak, dokter Muslim di era kekhalifahan merupakan perintis diagnosis dan penyembuhan beragam penyakit.

Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross College di Oxford mengungkapkan, Islam adalah peradaban pertama yang memiliki rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit pertama di dunia dibangun Kekhalifahan Abbasiyah di kota Baghdad, Irak sekitar tahun 800 M. ''Rumah sakit yang berdiri di Baghdad itu lebih mutakhir dibandingkan rumah sakit di Eropa Barat yang dibangun beberapa abad setelahnya,'' papar Savage-Smith seperti dikutip Independent.

Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit (RS) Islam terbesar di zaman keemasan dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah menerapkan sistem perawatan pasien berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-Smith, pembangunan sebuah sistem rumah sakit yang begitu luas merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam peradaban Islam pada abad pertengahan.

''Peradaban Islam pada abad ke-10 M untuk pertama kalinya memperkenalkan sistem pendidikan kedokteran secara langsung di rumah sakit,'' papar Savage-Smith. Ia pun mengagumi Islam yang mengajarkan umatnya untuk merawat seluruh jenis penyakit tanpa memandang status ekonomi pasiennya.

Menurut dia, rumah sakit Islam pada era kejayaannya terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan, warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim dan non-Muslim. Pada masa itu, kata Savage-Smith, rumah sakit memiliki beragam fungsi yakni sebagai; pusat perawatan kesehatan, rumah penyembuhan bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan dari sakit atau kecelakaan.

Selain itu, ungkap Savage-Smith, peradaban Islam juga sudah memiliki rumah sakit jiwa atau insane asylum. Menurut dia, masyarakat Muslim juga tercacat sebagai yang pertama mendirikan dan memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit pada era keemasan Islam juga berfungsi sebagai tempat perawatan para manusia lanjut usia (manula) yang keluarganya kurang beruntung.

Smith-Savage menuturkan, para dokter Muslim menguasai dunia kedokteran berkat upaya penerjemahan terhadap karya-karya kedokteran Yunani klasik. Tak cuma menerjemahkan, namun para dokter Muslim pun mengembangkan, menemukan serta menulis buku-buku kedokteran.

Para dokter Muslim pun berhasil menemukan sejumlah penyakit, cara pengobatan hingga penyembuhannya. Menurut Smith-Savage, dokter Muslim telah mampu menjelaskan beragam jenis penyakit infeksi seperti cacar air. Selain itu, kedokteran Islam juga menemukan penyakit yang sebelumnya tak diketahui manusia, seperti kataraks. Bahkan, kedokteran Islam juga telah berhasil melakukan operasi atau bedah.

Peradaban Barat pun belajar dan mengembangkan hasil penemuan dan penelitian di bidang kedokteran. Tanpa kontribusi kedokteran Islam, boleh jadi dunia Barat tak akan menguasai ilmu kedokteran seperti saat ini.

IM keberhasilan saintis Islam untuk menjadi ahli pengobatan jiwa tentu saja ditopang dengan ketakwaan mereka. Mereka tidak mungkin bisa mengkaji hakekat penciptaan manusia jika tidak merujuk pada firman Allah, mereka tdiak mungkin bisa memberikan terapi kepada orang2 yang stress pada zamannya jika tidak menggunakan pendekatan Islam. Karena memang Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akan dan menentaramkan hati. Maka siapa pun dia IM pasti akan merasa sejahtera hidup dibwah naungan Islam. Namun masalahnya sekarang adalah Islam menjadi agama terbelakang karena kesalahan para umatnya. IM sudah terlalu lama kita terpuruk, saatnya membuktikan kepada dunia bahwa kita adalah umat yang terbaik, mari kembalikan kejayaan masa2 al farabi dan Ibnu sina....saya tunggu anda dibarisan perjuangan terdepan


Altar Selanjutnya...

Cobalah anda mengitari setiap sudut “kampus merah” ini dan memperhatikan papan pengumuman. Di beberapa papan reklame kampus mulai terpampang beberapa panflet yang memberitakan kepada khalayak kampus bahwa akan segera diadakan sebuah perhelatan akbar tahunan bertajuk inaugurasi mahasiswa baru.
Inaugurasi adalah ritual tahunan yang telah menjadi menu wajib dalam dunia kemahasiswaan. Laksana sayur tanpa garam, hambar terasa jika dalam satu periode kepengurusan inaugurasi tidak diselenggarakan. Bahkan tampaknya inaugurasi telah menjadi kultur lembaga yang sulit dipudarkan kepekatan warnanya. Inaugurasi telah mendapat porsi spesial dalam penyusunan program kerja. Kegiatan lain boleh dihilangkan, tetapi tidak untuk inaugurasi.

Sejatinya inagurasi adalah sebuah prosesi penerimaan dan pengukuhan resmi. Untuk konteks kemahasiswaan inagurasi adalah kegiatan untuk menyambut adik-adik mahasiswa baru. Pesan luhur yang ada dalam kegiatan ini adalah menyatukan semua junior dan senior agar tidak ada lagi tabir pembatas antara mereka. Selain itu inaugurasi pun dijadikan momentum pengkaderan untuk mewariskan soft skill dan karakter luhur nan bijak seorang senior kepada juniornya. Terbukti dari kepanitiaan inaugurasi yang memposisikan junior (mahasiswa baru) sebagai panitia teknis dan jajaran senior sebagai panitia pengarah. Memang jika struktur kepanitiaan seperti ini sangat memungkinkan terjadinya interaksi yang intens antara junior dan senior, walhasil persaudaraan pun akan terjalin.
Jika substansinya seperti diatas lalu apa yang salah dengan inaugurasi? Memang tidak ada yang salah dengan konsep dasar inaugurasi yang menghendaki terwujudnya persaudaraan, namun pada tataran praktis perhelatan ini menyimpang jauh dari nilai dasarnya. Ironisnya penyimpangan ini telah dibakukan dan diaminkan sebagai kultur organisasi.
Sudah menjadi hal yang lumrah inaugurasi wajib dilaksanakan dengan format acara akbar yang spektakuler. Karena, meriahnya acara inaugurasi berdampak langsung terhadap naiknya gengsi organisasi.
Bukti spektakulernya acara inaugurasi salah satunya dilihat dari pemilihan tempat pelaksanaan yang representatif dan terbilang mewah. Untuk level Unhas tempat yang menjadi langganan pelaksanaan inaugurasi adalah gedung terbesar yang berdiri kokoh ditengah kampus ini yaitu Baruga A.P Pettarani dengan daya tampung ribun orang dan hanya digunakan untuk acara-acara akbar. Dan inaugurasi adalah salah satunya.
Tidak cukup dengan itu, untuk lebih meninggkatkan gengsi inaugurasi beberapa fakultas bahkan memilih gedung mewah diluar kampus yang harga sewanya saja mencapai belasan juta rupiah. Jumlah yang begitu fantastik untuk ukuran kantong mahasiswa.
Namun ternyata kualitas gedung tidak berbanding lurus dengan kualitas acara. Puluhan juta dihabiskan hanya untuk menyukseskan perhelatan inaugurasi yang hanya memberikan kesenangan kepada mahasiswa bermental hedonis. Nuansa permisif dan sekuler yang sangat jauh dari nilai-nilai religius sangat terasa.
Tidak ada nuansa pergerakan dan perjuangan dalam inaugurasi. Padahal dua aspek tersebut adalah dua karakter dasar yang wajib ada dalam organisasi kemahasiswaan dan dijadikan ruh dalam setiap aksinya. Yang ada dalam inaugurasi adalah gelagat senior yang menertawakan junior akibat keluguannya melakukan adegan-adegan dalam parodi yang hampir ditemukan dalam setiap inaugurasi. Akihirnya terjadi pergeseran makna inaugurasi dari pengukuhan sebagai mahasiswa baru menjadi ajang sang junior menyenangkan hati seniornya.
Timbul pertanyaan dalam hati penulis dan mungkin beberapa civitas akademika, apakah para penggiat inaugurasi itu sadar bahwa ketika mereka tertawa terbahak-bahak menyaksikan tingkah sang junior yang begitu lucu, pada saat yang bersamaan ada jutaan tangis anak negeri yang putus sekolah akibat mahalnya biaya pendidikan? Apakah mereka yang terlarut dalam euforia semu malam inaugurasi tak pernah sedikitpun terlintas dalam hatinya gambaran tangis anak bangsa yang kehidupannya dari waktu ke waktu semakin melilit?
Sungguh ironis ditengah kondisi bangsa yang semakin parah, komunitas yang bernama “mahasiswa” justru menghambur-hamburkan uang puluhan juta rupiah untuk sebuah kegiatan yang sarat budaya hura-hura dan miskin nilai edukasi serta tidak mencerminkan adanya semangat perubahan.
Jika realitasnya seperti ini maka wajar saja jika perjuangan organ kemahasiswaan sampai detik ini masih jauh untuk dikatakan berhasil melakukan perubahan. Bagaimana mungkin mau mencetak generasi yang mempunyai naluri perubahan, jika dalam pengkaderan awalnya saja sudah diajarkan budaya hedonis, permisif, konsumtif dan kapitalis.
Sudah saatnya mahasiswa untuk melakukan perombakan total terhadap format pengkaderan yang ada saat ini dan seolah-olah telah menjadi doktrin sakral yang haram hukumnya untuk direvisi. Namun pertanyaannya, apakah kita akan terus mempertahankan dan mensakralkan format pengkaderan yang telah terbukti gagal melahirkan kader-kader intelek dan revolusioner yang haus akan ilmu serta rindu akan terwujudnya perubahan?
Organisasi kemahasiswaan saat ini (khususnya organisasi internal kampus) harus memilih langkah berani merombak alunan ritme pengkaderan yang sangat monoton. Langkah ini memang beresiko. Bahkan boleh jadi mengorbankan kultur organisasi yang telah lama dibangun oleh para sesepuh organisasi. Namun logika mahasiswa yang telah terformat sebagai agen perubah (agent of change) tentu tidak akan menerima untuk terus mempertahankan kultur organisasi yang justru mengkebiri potensi kader dan akan mengarahkan organisasi kemahasiswaan pada orientasi yang tidak jelas dan serba dilematis. Disatu sisi mahasiswa dengan segenap tenaganya membela kepentingan rakyat dan bangsanya namun disisi lain mereka menyelenggarakan berbagai prosesi pengkaderan yang kontraproduktif dengan semangat awal.
Membangun titian yang akan menuntun organisasi kemahasiswaan menuju format pengkaderan yang ideal sehingga mampu melahirkan kader-kader yang militan dan revolusioner adalah hal yang sangat mendesak dan harus segera dilakukan. Pertanyaannya sekarang adalah dari mana kita harus mulai? Jawabannya, langkah awal yang harus dilakukan adalah ideologisasi pergerakan mahasiswa.
Banyak organisasi kemahasiswaan sekarang yang bias/tidak jelas bahkan tidak memiliki ideologi pergerakan yang baku. Biasnya ideologi ini akan berdampak pada ketidakjelasan arah organisasi, mau kemana organisasinya diarahkan. Hal ini berimplikasi langsung terhadap kaburnya visi dan misi organisasi. Jika arahan organisasi saja masih kabur maka yakinlah format pengkaderan ideal yang akan dibentuk pun semakin tidak jelas. Karena bagaimana pun suatu organisasi kemahasiswaan akan memformat suatu mekanisme pengkaderan yang dapat mewujudkan jati diri kader yang mumpuni untuk tetap menjaga dan memperjuangkan visi dan misi organisasi.
Sebagai contoh suatu organisasi yang berbasis pada ideologi Islam tentu akan berusaha untuk melahirkan kader-kader yang terkristal dengan ideologi islam dan wajib memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami. Maka semua metode pengkaderan tentu akan diarahkan pada pembentukan jatidiri kader yang Islami.
Jika ideologi pergerakan telah jelas maka selanjutnya pola pengkaderan harus diorientasikan pada perubahan paradigma berpikir. Karena perubahan yang hakiki hanya akan terwujud jika telah terjadi perubahan pemikiran. Kalaupun ada perubahan yang tidak dilandasi oleh perubahan pemikiran maka perubahan tesebut semu belaka. Konsep inilah yang kurang dipahami oleh sebagian organisasi kemahasiswaan.
Standar keberhasilan pengkaderan yang diadopsi saat ini lebih berorientasi pada kuantitas dan kemegahannya. Pelaksanaan inaugurasi misalnya, walaupun telah menyimpang dari konsep dasar namun ketika jumlah massa yang hadir berjejal dan mampu memenuhi gedung maka inaugurasi dinilai sukses. Standar keberhasilan lainnya adalah jika penonton terutama senior mampu dibuat terhibur dan tertawa terbahak-bahak.
Namun apakah inaugurasi yang sarat akan aktivitas hura-hura itu mempu menjamin kualitas kadernya? Tentu saja tidak. Alih-alih melahirkan kader yang militan, revolusioner, dan rindu akan perubahan, justru melahirkan mahasiswa yang apatis dan menjadi penyakit baru untuk masyarakat.
Walaupun konsep inagurasi yang sering disuguhkan saat ini terbukti tidak menjamin lahirnya kader yang diharapkan dan telah terbukti gagal, namun masih saja banyak yang membela dengan berbagai alasan yang diselimuti kamuflase intelektual. Mulai dari alasan yang sangat minimalis seperti menjaga kultur lembaga sampai dengan alasan lucu untuk “mengkader adik-adik kita”.
Tak akan mungkin mahasiswa-mahasiswa unggul muncul dari perhelatan ala kaum kapitalis seperti inagurasi. Hanya satu sosok yang akan lahir dari inaugurasi dengan pola tersebut, yaitu sosok pelawak-pelawak instant yang mampu mengocok perut sang senior. Kalau sudah seperti ini, jadilah inaugurasi sebagai ajang audisi pelawak baru, sungguh ironis!

Catatan : dimuat di koran kampus identitas...
Tulisan ini untuk mereka yang mengagung-agungkan kultur lembaga, mereka yang telah menjadikan simbol2 lembaga sebagai sesembahan baru...hai kalian hanya Allah dan Islam yang patut dibanggakan bukan himpunan anda yang hanya berisi dengan ceceran puntung-puntung rokok dan lembaran kartu domino...

Altar Selanjutnya...

Semenjak runtuhnya Uni Soviet, ideologi sosialisme hanya menjadi riak-riak kecil. Seiring berjalannya waktu, riak-riak kecil tersebut terakumulasi dan berusaha untuk mengulangi romantisme sejarah masa lalu. Hal ini adalah wajar, bahkan tidak salah jika disebut sebagai suatu keniscayaan. Karena memang hakekat dari suatu ideologi jika telah mengkristal dalam sanubari individu ataupun komunitas masyarakat,

maka mereka pasti akan bergerak menyebarkannya akibat aura panas ideologi yang terus membakar para pengembannya. Bayang-bayang sosialisme semakin lama semakin tampak dengan menjamurnya berbagai “organisasi mantel” yang berhaluan sosialisme. Baik mereka yang menempuh jalur politik legal maupun yang bergerak pada tataran gress root.
Terlepas dari para pengembannya, sosialisme adalah pemikiran mendasar yang menjadikan doktrin dialektika materialisme sebagai landasan berpijak. Sehingga mereka menganggap alam semesta, kehidupan, dan manusia adalah materi. Munculnya materi adalah akibat adanya dialektika dalam materi tersebut. Oleh karena itu lahirlah konsep pemikiran yang begitu diagung-agungkan bertajuk “dialektika materialisme” yang berasaskan hukum thesa-antithesa-sintesa. Selain itu salah satu keunikan dari ideologi ini adalah konsep ketuhanan yang mereka adopsi. Karena berpijak pada pemahaman materialisme, maka mereka menganggap bahwa materilah yang mengeksiskan Tuhan yang dianggap sebagai sesuatu yang imajiner dan bukan sesuatu yang mutlak adanya.
Sehingga wajar jika seorang tokoh sosialis bernama Karl Mark manyatakan, manusia mewujudkan Tuhan, bukan Tuhan yang mewujudkan manusia”. Konsep ini diaminkan oleh Trostsky yang menganggap agama adalah candu bagi masyarakat.
Jika menggunakan perspektif Islam sebagai ideologi yang secara diametral sangat bertentangan dengan sosialisme, pemahaman Karl Mark adalah pemahaman yang salah. Tuhan adalah realitas mutlak bukan sekedar ide yang imajiner. Pemahaman yang dianut oleh Karl Mark inilah yang membuat dia dan para pengikutnya terjerumus pada persepsi yang salah terhadap agama. Kesalahan mereka ini berawal dari tidak mampunya membedakan antara eksistensi Tuhan dan ide ketuhanan. Eksistensi Tuhan adalah realistas mutlak, sementara ide ketuhanan bersumber dari proses berpikir manusia.
Perjungan sosialisme mencoba memasuki seluruh sendi kehidupan untuk meyakinkan masyarakat tentang kebenaran teori yang dicetuskannya. Dengan rekayasa yang begitu sistematis mereka mampu menggunakan jalur sains sebagai sarana meyakinkan masyarakat.
Misalnya untuk menafikkan peran Tuhan dalam penciptaan manusia dan membuktikan bahwa proses penciptaan manusia mengikuti doktrin dialektika materialisme, maka para pengemban sosialis tulen mencoba mengeluarkan teori penciptaan ala mereka. Sepintas teori mereka memang sangat ilmiah, namun melalui nalar kritis maka kecacatan teorinya akan terlihat jelas dan membuktikan intelektualistas mereka adalah intelektual yang sangat minimalis.
Dalam membahas teori penciptaan mereka selalu meletakkan kenyataan empirik untuk mewakili adanya hukum thesa-antithesa-sintesa. Mereka menganggap sperma sebagai thesa dan ovum sebagai antithesa. Jika kedua materi ini tidak melakukan dialektika maka tidak akan mungkin mucul materi baru. Namun ketika terjadi proses dialektika maka interaksi antara sperma dan ovum akan menghasilkan zygot, dimana zygot ini memiliki wujud yang berbeda dari materi penyusunnya. Hal ini adalah bukti adanya proses pelenyapan yang membarengi dialektika materialisme yaitu hilangnya sifat dasar sperma dan ovum dan membentuk materi dengan wujud yang sama sekali baru (zygot).
Sebagaimana pembentukan air. Dalam perspektif sosialisme air terbentuk mengikuti hukum thesa-antithesa-sintesa. Hidrogen (thesa) dan oksigen (antithesa) yang mengalami proses dialektika.
Seolah teori yang diusung oleh pengemban ideologi sosialisme adalah teori yang sudah sangat ilmiah dan mampu memecahkan misteri penciptaan dengan basis teori dialektika materialisme yang mereka miliki. Dan terlebih lagi berusaha untuk membuktikan tidak adanya capmpur tangan Tuhan.
Teori sosialisme ini adalah teori yang batil dalam pandangan Islam. Memang benar, dalam beberapa kasus interaksi antara materi (yang oleh pengemban sosialis dianggap sebagai dialektika) akan menghasilkan materi baru. Tetapi interaksi saja tidak serta merta dapat menghasilkan materi baru.
Dalam proses penciptaan manusia misalnya. Pemikiran kaum sosialis adalam pemikiran yang sangat minimalis. Sementara untuk menguak proses penciptaan manusia haruslah menggunakan pemikiran yang cemerlang. Memang benar awal wujud manusia adalah zygot yang terbentuk dari adanya proses dialektika antara sperma dan ovum. Namun apakah penganut sosialis pernah bertanya dan menganlisis mengapa dari jutaan sperma hanya satu yang mampu mebuahi ovum? Mengapa sperma bisa langsung mengetahui keberadaan ovum? Atau mengapa setelah terjadi dialektika antara sperma dan ovum, jumlah kromosom manusia adalah 46? Siapa yang mengatur pertemuan dan jumlah kromosom tersebut?
Atau dalam pembentukan air, ternyata bukan sekedar proses dialektika yang terjadi tetapi adanya aturan perbandingan yang begitu ajaib. Air hanya akan terbentuk jika adanya ikatan antara dua atom hydrogen dan satu otom oksigen. Pertanyaannya adalah siapa yang mengatur perbandingan yang begitu sempurna tersebut? Apakah semuanya terjadi secara kebetulan dan tiba-tiba? Jawaban yang sangat tidak memuaskan akal jika hanya dijawab melalui proses kebetulan dan tiba-tiba. Aturaan tersebut pasti berasal dari luar materi dan aturan tersebut bukanlah materi.
Islam tampil sebagai ideologi paripurna, yang memberikan jawaban yang memuaskan akal, sesuai dengan fitrah manusia dan mampu menenangkan hati. Konsep ketuhanan dan pencipataan dalam Islam adalah konsep yang sangat rasional dan mampu dibuktikan secara ilmiah. Islam menganggap Tuhan (Allah) adalah mutlak adanya. Kompleksitas dan kesempurnaan proses penciptaan manusia, alam semesta dan kehidupan adalah murni pengaturan dari Allah. Suatu proses yang begitu kompleks tersebut jelas tidak akan pernah mucul dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakannya.
Kesempurnaan ideologi Islam, tidak hanya sebatas pada kemampuannya menjelaskan konsep penciptaan manusia, namun konsep-konsep kehidupan lain terutama yang menyangkut interaksi sesama manusia. Ternyata Islam mampu menampilkan konsep agung yang dapat dibuktikan kebenarannya secara fakta historis dan anlisis ilmiah.
Dengan demikian doktrin sosialime-komunisme adalah pemahaman yang sangat berbahaya. Karena pemahaman ini mampu menyeret manusia pada jurang atheis dan secara tidak sadar menjadikan materi sebagai sesembahannya. Padahal eksistensi Allah sebagai Tuhan seru sekalian alam adalah sebuah keniscayaan terhadap eksistensi manusia, kehidupan, dan alam semesta.
Oleh karena itu ajaran sosialisme-komunisme sangat bertolak belakang dengan Islam. Kalaupun ada pencetus ide baru yang mencoba mengkompromikan ide sosialisme dengan agama, dan menggagas lahirnya teori sosialisme-regius, maka ini adalah usaha untuk mengkompromikan ideologi. Dan yakinlah usaha untuk mencampuradukkan dua ideologi yang secara diametral sangat berbeda, adalah usaha yang sia-sia dan justru akan menghasilkan problem baru.

Catatan : Dimuat di koran kampus Identitas, sempat mendapat bantahan dari mereka yang pro sosialime dan menemakan dirinya sebagai pengusung sosialisme religius...namun seperti biasanya membantah tanpa memberikan alternatif konsep yang jelas....Hai para pengusung SOSIALISME yang bersyahadat, sadarlah anda sebelum datang khilafah ala minhajinnubuah...mengadilimu....memenggal lehe siapa saja yang bersyahdat namun ikhlas masuk dalam kubangan kekufuran...


Altar Selanjutnya...

Kalau Bapaknya sopir angkot, anaknya bisa jadi pilot! Kalu bapaknya tukang koran anaknya bisa jadi wartawan! Itulah sepenggal kata yang tak asing lagi ditelinga Anda, jika Anda sering memperhatikan iklan layanan masyarakat di layar kaca. Ditambah lagi iklan serupa yang menyerukan pendidikan gratis dan langsung dibawakan oleh menteri pendidikan Bambang Sudibyo. Pendidika gratis, jargon klise memang. Walaupun klise namun jargon ini dianggap masih ampuh untuk memikat hati masyarakat. Namun apakah janji telah sesuai dengan realitas? Ataukah janji tinggallah janji?

Jika kita jujur bertutur, sebenarnya sistem pendidikan di Indonesia semakin lama semakin berkiblat pada paradigma kapitalis. Kisah ini bukan bualan belaka, karena didukung fakta ketika pemerintah mensahkan undang-undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) yang sangat kental nuansa komersialisasinya. Kembali dengan modus operandi lama, untuk menenangkan hati masyarakat maka dilakukanlah kamuflase publik, agar mereka mau menerima konsep BHP sebagai instrumen pengatur sistem pendidikan. Pemerintah begitu bangga karena menurut mereka BHP adalah produk asli karya bangsa Indonesia. Selain itu pemerintah berdalih dengan konsep BHP maka sekolah dan kampus akan diberikan otonomi seluas-luasnya untuk menyelenggarakan proses pendidikannya. Itu artinya konsep BHP akan menjadi suatu legal-status kemandirian institusi pendidikan yang meniscayakan tidak adanya campur tangan pemerintah.
Namun walaupun racun dibalut dengan madu, ia tetap akan mematikan. Bagaimanapun BHP diselimuti dengan janji kemajuan pendidikan dan otonomi institusi pendidikan, kebobrokannya tetap akan tercium. Tengok saja bagaimana nasib beberapa kampus ternama di Indonesia yang telah menjadi korban “malpraktek” percobaan penerapan konsep BHP. Apakah nasib kampus-kampus itu menjadi lebih baik, seperti yang dijanjikan pemerintah? Ternyata tidak. Misalnya UI, pada tahun 1999 Dana Peningkatan Kualitas Pendidikan (DPKP) sebesar 1,5 juta rupiah, meningkat tiga kali lipat dari biaya sebelumnya yang hanya limaratus ribu rupiah. Untuk program Prestasi Minat Mandiri (PPMM) mengharuskan mahasiswa membayar uang masuk sebesar 50-60 juta rupiah, belum termasuk uang pangkalnya (admission free) yang kisarannya antara 5 – 25 juta rupiah.
Lain di UI lain pula di ITB, sebagai salah satu prototipe kampus BHP. Pada tahun 2007 ITB membutuhkan anggaran pendidikan sebesar Rp 392 miliar. Konsekuensi dari konsep BHP adalah kemandirian kampus termasuk dalam hal pencarian dana pendidikan. Terpaksa ITB harus mencari jalan keluar agar kebutuhannya terpenuhi. Lalu ITB menetapkan biaya SPP regular (S1) untuk tahun ajaran 2007/2008 sebesa 3,25 juta rupiah/semester. Bahkan sekolah bisnis manajemen dikenakan biaya sebesar Rp 625.000/SKS. Seperti inikah konsep kemandirian yang dijanjikan oleh pemerintah?
Ini adalah harga mahal yang harus dibayar bangsa ini akibat diterapkannya pendidikan bebasis pada sistem kapitalis-sekuler. Ideologi kapitalisme meniscayakan sektor politik, ekonomi, termasuk pendidikan dikelola dengan pengelolaan yang kapitalistik. Apapun boleh dijual selama mendatangkan keuntungan walaupun dengan itu rakyat harus tercekik dan menangis. Pendidikan yang awalnya bersifat sosial berubah menjadi profit oriented. Visi misi pendidikan yang begitu suci telah berubah dan dijadikan instrument yang dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah. Tampaknya pemerintah tidak sadar jika konsep politik ekonomi lissez faire seperti yang diserukan Adam Smith telah mewabah dan merasuki dunia pendidikan. Intinya biarkan bebas, pemerintah jangan ikut campur tangan dalam permasalah regulasi ekonomi termasuk pendidikan.
Seharusnya para mahasiswa atau siapapun yang menentang konsep BHP dan konsep komersialisasi pendidikan lainnya, jangan terjebak hanya sebatas menentang pemberlakuan undang-undang tersebut. Karena usaha komersialisasi pendidikan adalah buah dari hegemoni sistem kapitalisme yang kian melilit bangsa ini. Menolak BHP dan peaturan sejenisnya tanpa menolak sistem global yang melahirkannya (kapitalisme) jelas tidak akan menyelesaikan masalah. Olehnya itu diperlukan adanya sistem alternatif untuk mengganti sitem kapitalisme. Dan ternyata jawabannya ada pada syariat Islam. Yang darinya akan terefleksikan sistem pendidikan Islam, mulai dari kurikulum sampai metode pembiayaan.
Paradigma sistem kapitalisme dalam mengelola pendidikan sangat berbeda dengan syariat Islam. Sistem Islam memandang bahwa pendidikan adalah kebutuhan dasar masyarakat. Oleh karena itu pemerintah wajib mewujudkan pendidikan yang terjangkau (jika memungkinkan gratis) kepada semua warga negaranya tanpa terkecuali. Baik itu muslim maupun non muslim, semuanya wajib mendapat pelayanan pendidikan murah. Karena dalam Islam fungsi pemerintah adalah melayani kepentingan masyrakat, bukan malah menjadi lintah yang menghisap darah rakyatnya.
Mungkinkah sistem Islam mewujudkan pendidikan murah lagi berkualitas? Jawabnya sangat mungkin. Ambil contoh dalam APBN 2007 anggaran sektor pendidikan adalah Rp 90,1 triliun. Jumlah ini sangat mungkin terpenuhi jika pengelolaan sumber daya alam dikelola dengan sistem Islam pula. Dalam Islam kekayaan alam tidak boleh dimiliki oleh individu (seperti apa yang diprektekkan dalam sistem kapitalisme saat ini) melainkan harus dikelola oleh negara dan keuntungannya dikembalikan kepada masyarakat.
Sebut saja potensi hutan berupa kayu (data 2007) sebesar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 25 triliun rupiah. Selain itu potensi hutan berupa ekspor tumbuhan dan satwa liar (data 1999) sebesar Rp 15 triliun. Ditambah lagi dengan pendapatan emas PT.Freeport di Papua sebesar Rp 40 triliun dan pendapatan gas blok Cepu pertahun sekitar Rp 10 triliun.
Dari empat potensi itu saja telah diperoleh dana Rp 90 triliun. Jika masih kurang tegakkan supremasi hukum yang berbasis pada hukum Islam yang tegas tanpa pilih kasih, maka akan diperoleh tambahan Rp 54 triliun. Data ICW tahun 2006 menyebutkan angka korupsi Indonesia sebesar Rp 14,4 triliun. Dan harta negara yang hilang akibat illegal loging sebesar Rp 40 triliun.
Ini baru potensi kekayaan Indonesia saja. Bagaimana jika kaum muslimin sedunia melebur dan mendirikan institusi politik yang pernah dibangun oleh Rasulullah saw yaitu daulah khilafah islamiyah yang akan mempersatukan seluruh negeri kaum muslimin? Tentu ini akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat. Bayangkan saja potensi kekayaan alam Indonesia digabungkan dengan potensi kandungan ladang minyak yang ada di Timur Tengah. Jangankan membiayai pendidikan gratis, pembiyaan kesehatan dan pelayanan publik yang lain bukan mustahil bisa dilaksanakan dengan gratis. Kemakmuaran dan kesejahteraan pun akan terjamin, seperti apa yang terjadi pada masa kegemilangan Islam dibawah pimpinan khalifah Umar Abdul Aziz yang pada saat itu tak ada satu pun warga negaranya yang hidup miskin.
Fakta diatas adalah bukti urgensi penerapan syariat Islam secara kaffah. Karena sistem pendidikan Islam tidak akan mungkin bisa berdiri sendiri tanpa ada dukungan pendanaan dari sistem ekonomi yang kokoh. Kekokohan sistem ekonomi dapat terwujud jika diterapkan sistem ekonomi Islam. Sistem Ekonomi Islam pun tak dapat berdiri sendiri tanpa ditopang oleh sub sistem Islam yang lain.
Sistem pendidikan Islam yang mengharuskan pendidikan dikelola dengan biaya murah bahkan gratis, bukan berarti menomorduakan kualitas pendidikan. Selain gratis, kualitas pendidikan Islam pun tak perlu diragukan. Karena dalam paradigma Islam tidak ada pemisahan antara pendidikan sains dan pendidikan agama, seperti apa yang diterapkan saat ini. Adalah hal yang wajar jika sistem pendidikan Islam mampu melahirkan sosok ilmuan yang religius.
Maka tak ada solusi lain tanggalkan segala macam usaha komersialisasi pendidikan dan hancurkan induk yang melahirkannya yaitu sistem kapitalisme yang telah terbukti menjadikan pendidikan sebagai barang mahal. Satu-satunya sistem yang layak menggantikan sistem kapitalime adalah sistem Islam yang telah terbukti kegemilangannya mampu memimpin sekaligus mensejahterakan dunia. Namun penarapan sistem Islam tidak sempurna jika tidak diwujudkan institusi politik tangguh yang akan mengawal sekaligus melindungi penerapan sistem Islam.

Dimuat di tribun timur makassar edisi 22 Mei 2009

Altar Selanjutnya...
Kamis, 21 Mei 2009

Khazanah Islam 24 April 2009

KEMAJUAN PERTAMBANGAN ISLAM - IM, kemarin tepat tanggal 22 April 2009 diperingati sebagai hari bumi. Banyak aktivis lingkungan yang melakukan berbagai aksi-aksi solidaritas. Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi bumi dari waktu ke waktu semakin memprihatinkan. Dan biasanya pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kerusakan bumi adalah mereka yang bergerak di dunia pertambangan. Namun anehnya kerusakan dan keprihatinan tentang efek aktifitas pertambangan baru muncul pada akhir-akhir abad ini


Padahal teknologi pertambangan sudah lama dikenal oleh dunia dan ternyata ilmuan pertama yang mengembangkan teknologi pertambangan berasal dari ilmuan Islam. Walhasil sebenarnya dunia pertambangan harus berterima kasih kepada Islam. Karena dari kejeniusan berpikir para ilmuan Islam, dunia petambangan bisa maju pesat seperti saat ini.
Wajar memang, jika dunia pertambangan Islam begitu maju. Karena jika melakukan survey, negara-negara yang kaya akan sumber daya alam adalah negeri-negeri kaum muslim. Cadangan minyak terbesar misalnya terdapat di daerah timur tengah. Lalu bagaimana dengan Indonesia yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. Ada data yang perlu IM semua ketahui tentang kekayaan alam Indonesia, misalnya :
• Kekayaan minyak di Aceh ternyata memiliki cadangan 17,1 triliun kubik gas. Dengan kapasitas produksi 220 kargo atau 6,5 juta ton pertahun. Pembagian keuntungannya Pertamina 55%, Exxon Mobil 30%, Japan Indonesia LNC (15%).
• Di Blok cepu cadanngan minyak 781 juta barel. Produksi puncaknya 165 ribu barel perhari. Dengan produksi seperti ini potensi pendapatannya 700 juta – 1,2 miliar US dollar. Pembagian keuntungannya Exxon mobile 45%, pertamina 45 % dan sisnya dikembalikan ke daerah.
• Di papua, cadangan emasnya terbesar kedua di dunia 86,2 juta ons emas, 32,2 juta ton tembaga, 154,9 juta ons perak. Total produksi 25,8 juta ons emas dan 7,5 juta ton tembaga sejak tahun 1988 – 2004. Pembagian keuntungannya Freeport (81,28%), PT. indocopper investama (9,4%) dan pemerintah Indonesia (9,4%).
IM, kita belum berbicara potensi yang dimiliki oleh negeri-negeri kaum muslimin yang ada di timur tengah. Bayangkan bagaimana seandainya institusi kekhilafahan masih tegak dan seluruh negeri kaum muslimin bersatu dalam institusi tersebut? Tentu negara Islam akan tampil sebagai negara adidaya.
Oleh karena itu IM, kaum muslimin dahulu terpicu semangatnya untuk melakukan rekayasa teknologi dalam pertambangan. Namun sayang sejarah emas ini seolah-oleh sengaja dipendam dari hadapan kaum muslimin.
IM ilmuan muslim dulu yang merekayasa teknologi pertambangan tidak dipicu dengan iming-iming materi tetapi mereka bergerak karena ada dorongan ruhiyah yang begitu besar, dan semata-semata sebagai wujud pengabdian kepada Allah. Maka wajar saja jika Allah menurunkan pertolongannya. Karena janji Allah dalam al-quran surah Muhammad ayat 7 : siapa saja yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan meneguhakan kedudukannya.
Ketika mencapai masa keemasannya, peradaban Islam menguasai pertambangan aneka kekayaan alam. Dunia Islam dengan luas wilayah yang terbentang di tiga benua--Asia, Afrika, dan Eropa--memiliki sumber daya alam yang melimpah. Tak heran jika pada masa kekhalifahan Islam, industri pertambangan menjadi salah satu penopang kejayaan.
Salah satu bukti bahwa peradaban Islam telah menguasai aneka jenis pertambangan ditandai dengan kata ma'din (bentuk jamaknya ma'adin) yang artinya merujuk pada kata 'pertambangan'. Sedangkan kata mu'addin berarti "penambang". Namun, dalam bahasa Arab modern untuk kata pertambangan menggunakan kata manjam.

Sedangkan, ma'din atau ma'dan digunakan untuk 'logam' atau 'mineral'. Sejarah pertambangan di dunia Islam tercatat dalam buku-buku geografi, buku-buku tentang mineralogi, dan berbagai rujukan lainnya, ditambah lagi dengan penemuan arkeologis. Aneka pertambangan yang telah dikembangkan umat Islam di era kekhalifahan, antara lain, emas, perak, timah hitam, bijih tembaga, bijih seng, besi, baja, garam, tawas, dan batu mulia.

Bijih logam dan mineral
Bijih logam dan mineral tercatat sebagai hasil tambang yang menduduki posisi terpenting pada era itu. Hasil tambang berupa bijih besi, sangat dibutuhkan untuk persenjataan. Peradaban Islam dikenal sangat menguasai teknologi pembuatan pedang dan berbagai peralatan militer lainnya.
Berkat persenjataan yang canggih dan mutakhir pada zamannya, dunia Islam pun menjadi adidaya. Selain untuk bahan persenjataan, bijih besi juga digunakan umat Islam pada masa itu untuk membuat alat-alat pertanian, seperti cangkul, sekop, dan mata bajak. Sedangkan, mineral digunakan masyarakat Islam untuk beragam kebutuhan sehari-hari.
IM, tahu kah anada ternyata yang pertama menggagas senjata pemusnah missal adalah kaum muslimin dimasa pemerintahan sultan Muhammad II atau yang sering disebut sebagai Muhammad al faith. Pada saat itu kaum muslimin sudahmempunyai senjata yang berat pelurunya saja sekitar 680 kg dan senjatanya digerakkan dengan menggunakan 200 ekor unta. Subhanallah, begitu kuatnya tentara umat islam dulu.

Emas
Hasil tambang lainnya yang utama di masa kejayaan Islam adalah emas. Saat itu, pertambangan emas ditemukan di beberapa wilayah, antara lain, Arab bagian barat, Mesir, Afrika, dan beberapa negara Islam lainnya di bagian timur. Sebagai contoh, pertambangan emas terdapat di Wadi Al-'Allaqi--sebelah timur hulu Sungai Nil--terletak di Buja antara Ethiopia dan Nubia.
"Tambang tersebut berada di daerah gurun antara Sungai Nil dan Laut Merah, kota terdekat dari tempat itu adalah Aswan di Sungai Nil dan 'Aydhab di Laut Merah," jelas Ahmad Y Al-Hasan dan Donald R Hill dalam bukunya Islamic Technology: An Illustrated History. Hasan dan Hill dalam bukunya juga mengutip pernyataan Al-Biruni yang menyebutkan, daerah pertambangan emas lainnya, seperti di selatan Sahara, Senegal, daerah hulu Nigeria, dan Mali yang saat itu dikenal sebagai 'Maghrib Sudan'.
Sedangkan, ahli geografi Muslim dari Spanyol, Al-Idrisi, mengungkapkan, keberadaan salah satu daerah pertambangan emas di daerah Wanqara, Nigeria. Daerah ini merupakan pusat pertambangan terpenting untuk Nigeria. Saat itu, hasil tambang emas bisa ditukar dengan garam, pakaian, ataupun komoditas lainnya.
IM ini juga dapat dijadikan bukti bahwa daerah kekuasaan Islam mencapai daerah Nigeria. Dan ketika Islam yang menguasai Nigeria ternyata daerah tersebut makmur sentosa, sangat berbeda dengan saat ini.
Perak
Perak bisa ditambang secara terpisah ataupun bersamaan dengan bijih besi. Saat itu, daerah penghasil tambang perak yang paling utama terletak di provinsi sebelah timur negara Islam, misalnya Hindu Kush di Kota Panjhir dan Jaruyana, yang merupakan wilayah yang bertetangga dengan Balkan. Bahkan, dalam sejarah tercatat ada sekitar 10 ribu penambang yang bekerja di Panjhir. Tambang perak juga dikenal di kawasan Spanyol, Maghribi, Iran, serta Asia Tengah.

Timah Hitam
Tambang timah hitam pada masa keemasan bisa ditemukan di wilayah Islam, seperti Spanyol, Sisilia, Maghribi, Iran, Mesopotamia Hulu, dan Asia Kecil. Timah hitam ini diperoleh dari galena (timah sulfida), bahkan kadang-kadang bercampur perak. Namun, hanya ada dua jenis timah yang penting dijadikan sebagi bahan mentah, yakni cerrusite (timah karbonat) dan anglesite (timah sulfat).

Bijih Tembaga.
Pertambangan bijih tembaga yang sangat penting pada masa kekhalifahan berada di wilayah Spanyol. Sedangkan, di negara timur bisa ditemukan di kawasan Sijistan, Kerman, Farghana, Bukhara, Tus, Harat, dan Cyprus. Tambang bijih tembaga terpenting di dunia Islam Timur terdapat di Cyprus.



Bijih Seng
Dalam bahasa Arab, bijih seng menggunakan kata tutiya, selain biasanya digunakan juga kata calamine atau tutia. Kata tersebut khususnya digunakan untuk seng karbonat dan seng oksida putih yang diperoleh ketika mengolah bijih alami. Pertambangan ini bisa ditemukan di Provinsi Kerman di daerah timur dan ada pula di daerah Spanyol.

Timah Putih
Tambang jenis timah putih biasanya ditemukan di wilayah Semenanjung Malaysia. Timah putih bisa juga disebut kala yang berasal dari kata qal'i dan berarti logam.
IM ini juga adalah bukti sejarah bahwa daerah kekuasaan khilfah atau negara Islam pada saat itu membentang sampai ke daerah melayu yaitu Malaysia dan termasuk juga di Indonesia.

Besi dan Baja
Tambang besi dan baja bisa ditemukan di seluruh wilayah Islam. Terdapat lima wilayah utama tambang besi di wilayah Spanyol, antara lain, Toledo, Murcia. Sedangkan di wilayah Maghribi terdapat 10 tempat utama, yakni di daerah Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Adapula, tambang di Jabal Al-Hadid di Aljazair dan Majjanat Al-Ma'dan di Tunisia.
Tambang bijih besi juga diproduksi dan diekspor dari Sisilia. Selain itu, terdapat pula di Gurun Libya serta di Distrik Fezzan, sebelah tenggara negeri itu. Di Mesir juga terdapat tambang bijih besi di wilayah Nubia dan di pantai Laut Merah. Sedangkan Syria, terkenal dengan metarulugi besi dan bajanya (baja Damaskus).
"Provinsi Fars di Iran mempunyai paling sedikit empat pusat tambang besi yang penting, sementara tambang yang sama tersebar pula di Khurasan, Tracoxiana, Azerbaijan, dan armenia," kata Al-Hasan dan Hill.

Air Raksa
IM selain logam padat ternyata kaum muslimin dulu juga telah mampu memproduksi logam cair atau air raksa.
"Sebuah tambang air raksa yang ditemukan di wilayah utara Cordoba, merupakan sebuah tempat yang mempekerjakan lebih dari seribu pekerja di berbagai tingkat penambangan bijih dan air raksa," ungkap ahli geografi Muslim termasyhur, Al-Idrisi. Sedangkan sumber lainnya terdapat di Transoxiana.
IM dapat bayangkan sebesar apa sebuah perusahaan tambang yang mempekerjakan sekitar 1000 orang pekerja.

Tawas
Tambang tawas yang sangat terkenal berasal dari wilayah Yaman. Namun, menurut Al-Idrisi, sumber tawas yang utama berada di Chad. Tawas-tawas tersebut diekspor ke Mesir dan seluruh negara-negara Afrika Utara. Tapi, Mesir juga merupakan pusat penghasil tawas dan natrium yang utama.

Batu Mulia
Al-Biruni dalam bukunya Al-Jamahir menjelaskan mineralogi serta batu mulia dan seni pemotongannya. Batu rubi ditambang di Bazakhstan dan dibawa dari Sarandib. Sedangkan, mutiara berasal dari Hindustan dan Sarandib (Sri Lanka). Batu onyx ditemukan di Yaman dan zamrud serta lapis-lazuli dari Nishapur. "Penyelaman untuk mencari mutiara menjadi pekerjaan yang juga berkembang pesat, sementara batu koral diperoleh dari pantai-pantai Afrika Utara dan Sisilia," kata Al-Hasan dan Hill. N desy susilawati
Nah IM selain memiliki kandungan alam yang besar ternyata dunia Islam juga punya ilmuan2 tambang yang tidak usa lagi diragukan ke geniusannya mereka itu antara lain:
Al-Biruni
Dia adalah salah satu ilmuwan terbesar dalam seluruh sejarah manusia. Begitulah, AI Sabra menjuluki Al-Biruni, ilmuwan Muslim serbabisa dari abad ke-10 M.
Bahkan dunia barat pun mengakui kehebatan al-biruni.Bapak sejarah sains Barat, George Sarton, pun begitu mengagumi kiprah dan pencapaian Al-Biruni dalam beragam disiplin ilmu. ''Semua pasti sepakat bahwa Al-Biruni adalah salah seorang ilmuwan yang sangat hebat sepanjang zaman,'' kata Sarton.
Bukan tanpa alasan bila Sarton dan Sabra mengatakannya sebagai seorang ilmuwan yang agung. Sejatinya, Al-Biruni memang seorang ilmuwan yang sangat fenomenal. Sejarah mencatat, Al-Biruni sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan mempelajari tentang seluk beluk India dan tradisi Brahminical. Dia sangat intens mempelajari bahasa, teks, sejarah, dan kebudayaan India.
Kerja keras dan keseriusannya dalam mengkaji dan mengeksplorasi beragam aspek tentang India, Al-Biruni pun dinobatkan sebagai Bapak Indolog studi tentang India. Tak cuma itu, ilmuwan dari Khawarizm, Persia, itu juga dinobatkan sebagai Bapak Geodesi. Di era keemasan Islam, Al-Biruni ternyata telah meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi.
Dalam kitabnya berjudul Kitab al-Jawahir atau Book of Precious Stones, Al-Biruni menjelaskan beragam mineral. Dia mengklasifikasikan setiap mineral berdasarkan warna, bau, kekerasan, kepadatan, serta beratnya.

Al-Idrisi
Ilmuwan tersohor yang banyak mengamati perkembangan dunia pertambangan di dunia Islam itu, bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad Ibnu Al-Idrisi Ash-Sharif. Ia dikenal sebagai seorang ahli kartografi dan ahli geografi. Al-Idrisi terlahir di Ceuta, Maroko, Afrika Utara, pada tahun 1100 M. Dia dikenal juga dengan nama singkat, Al-Sharif Al-Idrisi Al-Qurtubi. Orang Barat memanggilnya dengan sebutan Edrisi atau Dreses.
Al-Idrisi merupakan ilmuwan Muslim yang mendapatkan pendidikan di Kota Cordoba, Spanyol. Sejak muda, dia sudah tertarik dengan studi geografi. Laiknya ahli geografi kebanyakan, Al-Idrisi juga sempat menjelajahi banyak tempat yang jaraknya terbilang jauh, meliputi Eropa dan Afrika Utara. Dia sempat mengembara ke Prancis, Spanyol, Portugal, Inggris, dan negeri lainnya di belahan Benua Eropa.
IM mungkin yang kita tahu para penjelajah dunia itu seperti Marcopolo, cristopher kolombus, namun kita lupa jika umat Islam juga punya penjelajah dunia seperti Idrisi.
Dia mengembara untuk mengumpulkan data-data tentang geografi. Pada masa itu, para ahli geografi Muslim sudah mampu mengukur permukaan bumi secara akurat serta peta seluruh dunia. Sebagai ilmuwan yang cerdas, Al-Idrisi mengombinasikan pengetahuan yang diperolehnya dengan hasil penemuannya. Itulah yang membuat pengetahuannya terhadap seluruh bagian dunia sangat komprehensif.
Pengetahuannya yang luas tentang geografi dan kartografi membuat Al-Idrisi dikenal dunia. Para navigator laut dan ahli strategi militer pun begitu tertarik dan menaruh perhatian terhadap pemikiran Al-Idrisi. Dibandingkan ahli geografi Muslim lainnya, figur dan hasil karya Al-Idrisi lebih kesohor di Benua Eropa. Al-Idrisi meninggal pada tahun 1160 M di Sicilia.
Ia banyak menghasilkan karya berupa buku-buku dalam bidang tersebut, di antaranya buku pengantar bertajuk Geography. Seiring waktu, pada 1154 M, Al-Idrisi juga membuat bola peta (globe) atau yang dikenal sebagai Tabula Rogeriana.
IM jika kita ingin kembali menguasai peradaban dunia maka tidak ada jalan lain kecuali kembali berislam secara kaffah. Mulai dari kehidupan pribadi harus sesuai dengan syariat Islam,dalam pengaturan masyarakat harus selaras dengan Islam dan dalam mengatur negara pun harus sesuai dengan Islam. Hanya dengan begitu Islam akan tegak dan kaum muslimin kembali menjadi umat yang mulia.
IM saatnya kita membuktikan bahwa kita adalah umat yang terbaik, umat yang akan menguasai peradaban dunia,dan insya Allah tak lama lagi impian itu akan tercapai.

Sumber : republika.co.id dengan penambahan seperlunya

Altar Selanjutnya...

SAINTIS MUSLIM PENEMU TEKNOLOGI ROBOT - IM siapa yang tidak kenal dengan teknologi robot? Dari anak kecil sampai orang dewasa sudah familiar sudah kenal dengan yang namanya robot. Mulai dari robot yang hanya sekedar dijadikan sebagai mainan sampai dengan robot berteknologi tinggi yang mampu membantu pekerjaan manusia sehari-hari. Kalau abad ini teknologi robot yang paling terkenal adalah robot yang diberinama ASIMO. Kaum musliminkah yang membuat?

Bukan…robot ini dibuat oleh Honda yang mengembangkan robot humanoid yang fenomenal, yang dikenal dengan nama ASIMO (Advanced Step in Innovative Mobility).
Gerakan robot ini diatur oleh komputerisasi dengan sensor-sensor yang amat canggih sehingga mampu merespon gerakan seperti manusia. ASIMO dapat melangkah naik dan turun tangga dengan membawa benda seberat dua kilogram, melambaikan tangan, melakukan langkah dansa, dan berbicara dalam berbagai bahasa.
ASIMO adalah salah satu upaya Honda mewujudkan impian menjadi kenyataan. Riset untuk membangun sebuah “robot manusia” itu dimulai tahun 1986, ketika Honda memulai penelitian dan pengembangan prinsip two-legged locomotion, yakni robot berkaki dua di mana kedua kakinya dapat melangkah lurus ke muka dan statis secara bergantian, dengan tenggang waktu 30 detik. Setelah menghabiskan waktu 11 tahun, Honda berhasil mengembangkan kemampuan robotnya hingga dapat melangkah lebih stabil dan cepat. Bukan itu saja, robot itu juga dapat melakukan beberapa kemampuan motorik manusia seperti bersalaman, melambai dengan satu atau dua tangan, dan membungkuk memberi hormat.
IM itu salan satu contoh robot di abad modern saat ini…
Kata robot pertama kali diperkenalakan oleh seorang penulis dari Czech yang bernama Karel pada tahun 1921. Kata Robot berasal dari kata ‘robota’ yang berarti: pekerja sendiri.
Sejarah robot bermula ketika sistem otomatis dibuat oleh Jacques de Vaucanson pada tahun 1938, yang membuat bebek mekanik yang dapat memakan dan mencincang biiji bijian, membuka dan menutup sayapnya. Kemudian tahun 1796, Hisashine Tanaga di Jepang berhasil membuat mainan mekanik yang dapat mnghidangkan the dan menulis huruf kanji. Lalu 1926, Nikola Tesla mendemintrasikan perahu bot yang dapat dikontrol dengan radio. Tahun 1928, Makoto Nishimura membuat robot pertama di Jepang.
Sejalan dengan perkembangan teknologi Elektronika, maka perkembangan robot ini melaju pesat, seprti tahun 1948, William Grey Walter membuat robot elektronik otomatis pertama dimana robot ini dapat merespon cahaya dan dapat melakukan kontak dengan objek dari luar. Pada tahun 1954, saat dimulainya zaman digital, sebuah robot digital yang dapat deprogram ditemukan oleh George Devol.
IM mungkin seperti itulah sejarah robot yang biasa kita dengar, namun ada sejarah tentang perkembangan robot yang ternyata sengaja disembunyikan dari kita. Sjarah apakah itu? Sejarah yang membeberkan bahwa umat Islamlah yang pertama menggagas teknologi robot.
Memang Istilah robot bukan berasal dari umat Islam namun ternyata teknologi awalnya berasal dari umat Islam.
Peradaban Islam di era keemasan telah menguasai teknologi yang sangat tinggi. Pada abad ke-13 M, dunia Islam sudah menggenggam teknologi robot. Insinyur Muslim di zaman kekhalifahan sudah mampu menciptakan robot mirip manusia. Pencapaian itu sekaligus mematahkahkan klaim Barat yang kerap menyebut Leonardo da Vinci sebagai perintis teknologi robot.
IM inilah salah satu karakter kaum kafir barat yang selalu memutar balikkan sejarah, seolah-olah merekalah yang paling berperan dalam cikal bakal perkembangan teknologi dunia. Dan pada saat yang bersamaan mereka memposisikan umat Islam sebagai umat primitive yang tidak tahu apa-apa tentang teknologi. Padahal kenyataan justru sebalikinya. Dahulu ketika masa keemasan Islam, barat-lah yang mempelajari teknologi dari kaum muslimin termasuk teknologi robot.
Da Vinci baru merancang pembuatan robot pada 1478, itu pun baru berbentuk desain di atas kertas. Sedangkan, insinyur Muslim yang sangat brilian, Al-Jazari, sudah berhasil merancang dan menciptakan aneka bentuk robot pada awal abad ke-13 M. Atas dasar itulah, masyarakat sains modern menjulukinya sebagai ''Bapak Robot''. Peradaban Islam lebih maju tiga abad dalam teknologi robot dibanding Barat.
Peradaban Islam adalah perintis dalam bidang teknologi automata, yakni sebuah mesin yang dapat berjalan sendiri (self operating). Automata sering digunakan untuk menggambarkan sebuah robot atau lebih khusus robot autonomous. Kata Automata berasal dari bahasa Yunani automatos, yakni berlaku atas kehendak sendiri, bergerak sendiri.
Kata itu digunakan untuk menggambarkan mesin-mesin bergerak tak-elektronik, khususnya yang dirancang untuk menyerupai gerakan manusia atau hewan. Mesin robot yang diciptakan Al-Jazari berbentuk sebuah perahu yang terapung di sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik.
Robot yang terdiri atas dua penabuh drum, seorang peniup harpa, dan pemain suling logam itu diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam acara jamuan minum. Al-Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang di kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. ''Itu adalah automata pertama yang bisa diprogram,'' ungkap Prof Noel Sharkey.
Robot penabuh drum yang dirakit Al-Jazari dapat memainkan beragam irama yang berbeda-beda. Robot yang ditemukan Al-Jazari itu juga mengundang kekaguman Charles B Fowler. Menurut dia, temuan insinyur Muslim itu bisa disebut ''robot band''. Sebuah pencapaian penting yang belum pernah ditemukan peradaban lain sebelumnya dan kebudayaan lain di zaman itu.
Secara khusus Mark E Rosheim menyimpulkan, kemajuan yang dicapai dunia Islam di era kejayaan dalam bidang robotika sebagai sebuah penemuan lebih maju dibandingkan zaman Yunani. ''Tak seperti desain Yunani, contoh robot yang diciptakan dunia Islam (Arab) mampu mengundang daya tarik. Tak hanya dalam ilusi dramatis, tetapi mampu menghadirkan lingkungan yang bisa membuat manusia lebih nyaman,'' ungkap Rosheim.
Menurut Rosheim, robot ciptaan Al-Jazari itu merupakan salah satu kontribusi peradaban Islam yang sangat penting bagi teknologi. Menurut dia, robot yang diciptakan peradaban Islam di awal abad ke-13 M sudah berbentuk manusia robot dan mampu membantu manusia untuk tujuan praktis. Sayangnya, kata dia, robot itu tak diciptakan untuk kepentingan industri.
Namun dari sinilah barat kemudian mendapatkan inspirasi untuk menciptakan robot yang dapat digunakan dalam bidang industry. Mungkin dalam pengamatan kita barat adalah negeri yang memiliki teknologi robot yang super canggih. Namun ternyata kecanggihan tersebut adalah hasil ciplakan teknologi dari kaum muslimin. Tapi kondisi sekarang justru terbalik, kaum muslimlah yang banyak menciplak teknologi dari barat. Walhasil susah kaum muslimin untuk tampil sebagai umat yang terbaik.
Selain ''robot band'', Al-Jazari juga berhasil menciptakan sebuah robot pramusaji berbentuk manusia yang bertugas untuk menghidangkan air, teh, atau minuman lainnya. Minuman disimpan dalam sebuah tanki dengan reservoir (penampung air). Dari penampung itu, air dialirkan ke dalam sebuah ember dan setelah tujuh menit mengalir ke sebuah cangkir. Setelah itu, robot itu mengeluarkan minumannya.
IM mungkin kalau ada robot serupa yang ada dirumah kita sekarang, kita masih menanggapnya sebagai teknologi yang tergolong canggih, namun ternyata teknologi semacam itu bukan barang baru lagi untuk kaum muslimin. Berabad-abad lalu kaum muslimin telah menemukan teknologi tersebut.
Penemuan penting lainnya di era kejayaan Islam yang tak kalah menarik adalah pencuci tangan otomatis dengan mekanisme pengurasan. Mekanisme yang dikembangkan Al-Jazari itu, kini digunakan dalam sistem kerja toilet modern. Robot pencuci tangan otomatis itu berbentuk robot yang berdiri dengan sebuah baskom berisi air.
Ketika seorang pengguna menahan tuas, air akan mengering dan robot itu akan kembali mengisi baskom dengan air. Robot lainnya yang dikembangkan Al-Jazari adalah air mancur burung merak. Robot ini berfungsi sebagai pengganti pembantu atau pelayan. Robot ini memudahkan orang saat membersihkan tangan, karena robot burung merak itu akan menawarkan sabut dan handuk secara otomatis.
Robot lainnya yang diciptakan insinyur Muslim adalah burung merak otomatis yang bisa bergerak. Al-Jazari menggerakkan robot burung merak itu dengan tenaga air. Teknologi robot lainnya yang ditemukan Al-Jazari adalah pintu otomatis sebagai bagian dari salah satu jam air yang diciptakannya.
Teknologi automata yang dikembangkan Al-Jazari mencapai 50 jenis dan semuanya ditulis dan digambarkan dalam kitabnya yang sangat legendaris, Al-Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices). Karyanya ini berisi tentang teori dan praktik mekanik. Dalam kitab itu, Al-Jazari membeberkan secara detail beragam hal terkait mekanika.
Selain itu, Al-Jazari juga menciptakan teknologi automata lainnya yang berfungsi untuk membantu dan memudahkan tugas manusia. Ia antara lain menciptakan peralatan rumah tangga dan musik automata yang digerakkan tenaga air.
Semua robot yang ditemukan peradaban Islam lewat Al-Jazari sungguh sangat mencengangkan. ''Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin,'' ungkap sejarawan Inggris, Donald R Hill, dalam tulisannya berjudul, Studies in Medieval Islamic Technology.
Sejarawan lainnya yang terpesona dengan risalah penemuan Al-Jazari adalah Lynn White. ''Jelas sudah bahwa penemu roda gigi pertama adalah Al-Jazari. Barat baru menemukannya pada 1364 M.'' Menurut Lynn, kata gear (roda gigi) baru menjadi perbendaharaan kata atau istilah dalam desain mesin Eropa pada abad ke-16 M.
IM ini adalah bukti bahwa teknologi temuan ilmuan muslim diakui oleh dunia internasional sebgai teknologi yang mutakhir pada zamannya. Disaat berbagai peralatan dan perangkat penunjang belum semaju saat ini ternyata saintis islam telah mampu menemukan robot yang dapat bergerak secara ototmatis.
Dalam pandangan Donald Hill, tak ada satu pun dokumen yang mampu menandingi karya Al-Jazari sampai abad modern ini. Menurut dia, risalah penemuan Al-Jazari begitu kaya akan instruksi mengenai desain, pembuatan, dan perakitan mesin-mesin.
IM ini adalah pengakuan jujur dari Donald Hill seorang peneliti sejarah. Bagaimana pun orang berusaha menutupi sejarah kejayaan Islam, sebanyak itu pula kegagalan mereka peroleh. Karena kejayaan Islam tidak akan bisa dihilangkan dari sejarah peradaban dunia.
''Al-Jazari tak hanya mampu memadukan teknik-teknik para pendahulunya dari Arab dan non-Arab, tapi juga dia benar-benar seorang insinyur yang kreatif,'' papar Donald Hill yang begitu mengagumi Al-Jazari. Ketertarikannya atas karya sang insinyur Muslim itu, Donal Hill pun terpacu dan terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974.
Begitulah peradaban Islam mengembangkan teknologi robotnya.

Al-Jazari
Pemimpin Para Insinyur Muslim

Ra'is Al-A'mal. Gelar itu ditabalkan para insinyur Muslim di abad ke-13 M kepada Al-Jazari. Tak heran, jika nama lengkap sang insinyur fenomenal itu adalah Al-Shaykh Rais al-Amal Badi al-Zaman Abu al-Izz ibn Ismail ibn al-Razzaz al-Jazari. Sedangkan, titel Badi al-Zaman dan Al-Shaykh yang disandangnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang ilmuwan yang unik, tak tertandingi kehebatannya, menguasai ilmu yang tinggi, serta bermartabat.
Nah, IM ini juga adalah bukti bahwa Islam adalah agama yang sangat menghargai para ilmuannya. Sampai-sampai al-jazari diberikan gelar khusus karena kegeniusannya.
Sedangkan, kata Al-Jazari yang melekat pada nama lengkapnya itu menunjukkan amsalnya. Keluarga Al-Jazari berasal dari Jazirah Ibnu Umar di Diyar Bakr, Turki. Namun, hipotesis lainnya menyebutkan bahwa Al-Jazari terlahir di Al-Jazira, sebuah kawasan yang terletak di sebelah utara Mesopotamia, yakni kawasan di utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Tigris dan Eufrat.
Di sanalah Al-Jazari mencurahkan hidupnya sebagai seorang insinyur dengan menciptakan berbagai mesin. Para penjelajah dan pelancong yang bertandang ke wilayah itu pada abad ke-12 M, mengagumi kemakmuran yang diraih Dinasti Artukid. Pada saat itu pula, kedamaian dan stabilitas politik dan keamanan begitu terkendali.
Seperti halnya sang ayah, Al-Jazari mengabdikan dirinya pada raja-raja dari Dinasti Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari tahun 1174 M sampai 1200 M sebagai ahli teknik. Semasa hidupnya, Al-Jazari mengalami tiga kali suksesi kepemimpinan di Dinasti Artukid, yakni Nur al-Din Muhammad ibn Arslan (570 H - 581 H/1174 M - 1185 M); Qutb al-Din Sukman ibn Muhammad (681 H - 697 H/1185 M - 1200 M); dan Nasir al-Din Mahmud ibn Muhammad (597 H - 619 H/1200 M - 1222 M).
Atas permintaan Nasir al-Din Mahmud, Al-Jazari menuliskan seluruh penemuannya dalam sebuah risalah yang fenomenal. Dalam pengantar risalahnya, Al-Jazari mengungkapkan bahwa dirinya mulai mengabdi pada Dinasti Artuqid pada 570 H/1174 M. Ia risalah penemuannya, setelah 25 tahun bersama menjadi ahli teknik di bawah kepemimpinan tiga raja Dinasti Artuqid.
Berdasarkan informasi itu, dapat disimpulkan, kemungkinan Al-Jazari menulis risalahnya pada 595 H/1198 M, atau dua tahun sebelum Nasir Al-Din didaulat menjadi raja. Menurut naskah Oxford, Al-Jazari merampumgkam risalahnya yang mengguncang dunia teknik modern pada 16 Januari 1206 M.
Karya besar Al-jazari itu disempurnakan oleh Muhammad ibn Yusuf ibn `Uthman al-Haskafiat pada akhir Syaban 602 H/10 April 1206. Dari catatan Haskapi, saat itu Al-Jazari sudah tiada. Dari catatan itulah, Al-Jazari diperkirakan wafat pada 602 H/1206 M--beberapa bulan setelah dia menyelesaikan karyanya.

Sumber : Republika.co.id dengan penambahan seperlunya.


Altar Selanjutnya...

BENDUNGAN KOKOH KARYA SAINTIS ISLAM - IM…beberapa minggu lalu kita dikejutkan dengan musibah jebolnya bendungan Situ Gintung, yang menewaskan ratusan orang. Selain karena faktor alam, namun tidak bisa dipungkiri adalah factor manusia yang kurang memperhatikan keadaan bendungan.
IM… ternyata dahulu ketika khilafah masih tegak dan umat islam masih dalam masa kejayaannya, umat Islam adalah umat yang begitu lihai dalam pembuatan dan teknologi bendungan.

Sejarawan teknik sipil kerap menihilkan periode kejayaan Islam. Khususnya dalam sejarah pembangunan bendungan. Norman Smith dalam bukunya History of Dam membantah klaim sejarawan teknik sipil Barat yang menyatakan tak ada pembangunan bendungan dan irigasi di masa kekhilafahan Umayyah dan Abbasiyah. ''Itu sangat tak adil dan sama sekali tak benar,'' ujar Smith tegas.
Ya…IM muslimin kembali lagi modus operandi gaya lama yang diterapkan barat untuk menyembunyikan sejarah kegemilangan Islam. Tentunya dengan satu tujuan, membuat umat Islam lupa akan masa kejayaannya dahulu dan selalu merasa sebagai umat yang terpinggirkan.
Namun IM… seperti yang diperingatkan oleh Allah swt dalam al-quran surah ali imran 54 : Dan mereka orang-orang kafir membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya mereka. Dan Allah sebaik-baik pembuat tipu daya.
Di era keemasannya, peradaban Islam telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang teknik sipil, salah satunya adalah bendungan. Smith mengungkapkan, peradaban Islam di zaman keemasannya telah berhasil membangun begitu banyak bendungan, dengan aneka bentuk dan struktur. Kebanyakan bendungan di awal-awal kejayaan Islam dibangun oleh umat Islam.
Schnitter (1994) telah meneliti keberadaan dan pembangunan bendungan di era kejayaan Islam. Ia bahkan secara khusus meneliti tentang panjang, tinggi, serta rasio panjang dan kedalaman bendungan di dunia Islam. Schnitter mencontohkan, bendungan Qusaybah yang terletak dekat Madinah memiliki kedalaman sekitar 30 meter dan panjang mencapai 205 meter. Bendungan itu dibangun di era keemasan Islam untuk mengatasi banjir.
Menurut Schnitter, pada era kekuasaan Abbasiyah, peradaban Islam telah membangun sejumlah bendungan di Baghdad, Irak. Kebanyakan bendungan itu terletak di dekat Sungai Tigris. ''Pembangunannya sudah menggunakan kemampuan teknik sipil yang tinggi,'' ungkap Schnitter.
Peradaban Islam di Iran juga berhasil membangun bendungan Kebar pada abad ke-13 M. Inilah salah satu bendungan tua peninggalan kejayaan Islam yang hingga kini masih tetap ada. Selain untuk mengatasi banjir, pada masa itu bendungan dibangun untuk mengairi areal persawahan dan perkebunan.
Di wilayah Afghanistan, kini terdapat tiga bendungan yang dibangun oleh Raja Mahmoud Ghaznah (998-1030). Salah satu bendungan itu terdapat di wilayah yang berjarak 100 kilometer dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Bendungan itu memiliki ketinggian 32 meter dan panjang 220 meter.
Jadi IM bendungan yang dulu dibangun oleh umat Islam bukanlah bendungan2 yang kecil. Bisa dibayangkan IM seberapa besar bendungan yang panjangnya sampai 220 meter dan kedalamannya mencapai 32 meter. Dan ternyata masih dapat dilihat hingga kini. Situ gintung dibangun pada masa belanda dan ternyata telah hancur akibat tidak kuat menahan volume air yang begitu besar.
Peradaban Islam juga tercatat telah mampu membangun bendungan jembatan (bridge dam). Bendungan jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di Dezful, Iran. Bendungan jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan masyarakat Muslim di kota itu.
Setelah muncul di Dezful, Iran, bendungan jembatan juga muncul di kota-kota lainnya di dunia Islam. Sehingga, masyarakat Muslim pada masa itu tak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
IM…seperti itulah gambaran kebahagiaan ketika syariat Islam masih diterapkan secara kaffah, dan para pemimpinnya adalah pemimpin yang amanah.
Selain itu, para insinyur Muslim juga telah memperkenalkan bendungan penggiling yang kemudian disebut Pul-i-Bulaiti. Pertama kali bendungan itu dibangun di Sungai Karun, Iran. Kemudian, banyak dibangun di negara Islam lainnya.
Pada era kekhalifahan, para insinyur Muslim sudah mampu membangun bendungan pengatur air (diversion dam). Bendungan ini digunakan untuk mengatur atau mengalihkan arus air. Bendungan pengatur air itu pertama kali dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin, Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu banyak dibangun di kota dan negeri lain di dunia Islam.
Pembangunan bendungan berkembang di negara-negara Islam, seperti di kawasan Afrika Utara, Spanyol, kawasan Barat Daya Asia sampai Sungai Indus, dan Uzbekistan. Pada 970 M, orang-orang Yamani berhasil membangun bendungan Parada dekat Madrid, Spanyol. Pembangunan bendungan di Spanyol Muslim berkembang begitu pesat.
Di Kota Cordoba hingga kini masih terdapat bendungan peninggalan kejayaan peradaban Islam. Salah satu bendungan tertua peninggalan Islam yang masih berfungsi itu terdapat di Sungai Guadalquivir. Tentu saja, gencarnya pembangunan bendungan di dunia Islam ditopang oleh pesatnya industri dan ilmu pengetahuan para Muslim Spanyol.
Ya…karena pada saat itu para ilmuan berkarya bukan kerena adanya motif ekonomi, tapi berul-betul karena kekuatan ruhiyah, murni lillahitta’ala.
Pembangunan bendungan di Sungai Guadalquivir itu dijelaskan geografer Muslim abad ke-12 bernama Al-Idrisi. Menurut Al-Idrisi, bendungan itu dibuat dari batu Mesir dengan pilar-pilar marmer yang digunakan sebagai tempat bagi tiga penggilingan, yang masing-masing terdiri atas empat kincir air. Penggilingan tersebut masih berfungsi hingga belakangan ini meskipun telah banyak berubah dari bentuk aslinya.
Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya Islamic Technology: an Ilusstrated History mengungkapkan, tiga abad sebelumnya, sekitar tahun 370 H/960 M, Buwayyah Amir Adud Al-Daulah membuat proyek hidrolik raksasa di Sungai Kur, Iran. Al-Hassan pun mengutip pernyataan geografer Muslim Al-Muqaddasi yang menjadi saksi sejarah pembangunan proyek hidrolik raksasa itu.
"Adud Al-Daulah menutup sungai antara Shiraz dan Istakhr (Persepolis) dengan tembok besar berfondasi menerus sehingga membentuk danau dan permukaannya naik. Di kedua sisi danau dibangun 10 noria, seperti yang terdapat di Khuzistan dan di bawah setiap noria terdapat sebuah penggilingan yang hingga hari ini merupakan salah satu daya tarik di Fars. Di sana, ia membangun sebuah kota. Air mengalir melalui kanal-kanal dan mengairi tiga ratus desa.''
Bayangkan IM… kaum muslimin pada saat itu telah mempu mebuat sarana irigasi yang mengaliri 300 desa,jumlah yang tidak sedikit.
Bukti lainnya yang menunjukkan keberhasilan peradaban Islam dalam pembangunan bendungan terdapat di Tunisia. Di negara itu terdapat waduk irigasi penting yang terletak sekitar 100 kilometer dari gerbang utara kota Qayrawan. Di tempat itu terdapat dua waduk yang mengumpulkan air dari wadi Marj Al-Lil. Waduk yang kecil merupakan sebuah poligon 17 sisi dan panjangnya rata-rata 6,25 meter, setiap sudut diperkuat dari luar dan dalam dengan beton penyangga bulat (butters).

Diameternya adalah 37,4 meter. Waduk kecil ini berfungsi sebagai tangki penunjang serta tempat pengendapan lumpur. Salah satu sisinya bersinggungan dengan sisi waduk yang lebih besar. Di sisi inilah terdapat saluran penghubung sirkular pada dinding penyekat, beberapa meter di atas dasar waduk.
Waduk yang besar mempunyai 48 sisi dengan beton penyangga bulat di setiap sudutnya, berdiameter dalam 130 meter dengan kedalaman delapan meter. Instalasi ini diselesaikan pada 248 H/862-3 M. Begitulah, dunia Islam di era keemasannya telah memberikan sumbangan penting dalam pembangunan bendungan. Para insinyur Islam membangun bendungan dengan teknologi yang canggih dan murni, hasil pemikiran mereka. N desy susilawati/hri
IM…ketika Islam masih tegak dibawah institusi daulah khilafah Islamiyah, terlihat hubungan yang begitu harmonis antara khalifah sebagai kepala pemerintahan dengan para engineering-nya. Sangat berbeda dengan kondisi sekarang dimana, banyak sekali karya sains yang kurang dihargai. Adalah Adud Al-Daulah, khalifah yang Mendukung sangat mendukung Pembangunan Bendungan
Sejatinya, ia bernama Fannakhusru bin Hasan (324- 372 H/936-983 M). Namun, sultan dari Dinasti Buwaih (950-983 M) itu lebih populer dengan nama Adud Al-Daulah. Adud sendiri berarti anggota negara yang terpuji. Ia dikenal sebagai raja yang menyukai pembangunan. Dalam sejarah peradaban Islam disebutkan, ia telah membangun rumah sakit, jembatan, saluran irigasi, bendungan, dan pagar di sekitar Kota Madinah.
Subhanallah… sosok pemimpin seperti inilah yang kita rindukan kehadirannya pada kondisi saat ini. Namun pemimpin seperti Adud ini hanya akan lahir dari sistem pemerintahan Islam. Rakyat betul-betul difasilitasi dengan infrastruktur pembangunan yang memadai. Ya…mungkin kita juga teringat dengan watak kepemimpinan Umar bin Al-khathab yang merasa berdosa ketika melihat ada jalanan yang berlubang dan memungkinkan unta nantinya terperosok.
IM…adud ad-Daulah, Ia berkuasa di Persia, Moshul, Irak, dan Arab Saudi. Bahkan, ia berhasil menyatukan Irak dan Persia di bawah kekuasaannya. Namun, setelah kematiannya, kedua wilayah tersebut pecah akibat perselisihan di antara anak-anaknya. Adud Daulah mengaku dirinya adalah seorang raja yang adil atau "amir al-adil".
Antony Black dalam bukunya Pemikiran Politik Islam menggambarkan suasana ketika Adud Daulah memasuki kota Baghdad. ''Merupakan suatu kebahagiaan bagiku untuk menyerahkan masalah pengurusan rakyat kepadamu, baik di timur maupun di barat, kecuali harta milik pribadi, kekayaan, dan istanaku,'' papar Khalifah Abbasiyah yang menyambut kedatangan Adud Daulah.
Setelah itu, Dinasti Buwaih memindahkan ibu kota pemerintahannya ke Baghdad. Pemerintahan Adud Al-Daulah sangat mendukung dan memfasilitasi para ilmuwan dan seniman. Dukungan itulah yang membuat para ilmuwan memutuskan hijrah dari kampung halamannya ke Baghdad dan mengabdi di Istana Adud. Di antaranya, sang matematikus Abul Wafa, Al- Quhi, dan Al-Sijzi.
Ia memerintahkan agar sungai antara Shiraz dan Istakhr (Persepolis) ditutup dengan tembok besar berfondasi, hingga membentuk danau dan permukaannya naik. Di kedua sisi danau dibangun 10 noria, seperti yang terdapat di Khuzistan dan di bawah setiap noria terdapat sebuah penggilingan yang hingga hari ini menjadi salah satu daya tarik di Fars, Iran.
Di sana, ia membangun sebuah kota. Air mengalir lewat kanal-kanal dan mengairi tiga ratus desa. Begitulah, peran Adud Al-Daulah dalam membangun dunia Islam di era kejayaan Dinasti Buwaih sebuah dinasti yang dibangun oleh tiga putra Abu Syuja Buwaih seorang pencari ikan di daerah Dailam.

Sumber dari republika.or.id dengan penambahan seperlunya.



Altar Selanjutnya...